Betapa kadang kita lupa bahwa kita telah mendapatkan apa yang justru telah kita doakan sebelumnya.
Seperti halnya yang pernah dialami oleh para murid Tuhan ketika mendoakan kebebasan rasul Petrus, dengan tekun. Dengan tekun.
Namun, ketika Tuhan benar-benar menjawab doa mereka, melepaskan Petrus secara mukjizat dari penjara berpenjagaan ketat, mereka seolah awalnya tidak percaya doa mereka terjawab.
Saat rasul Petrus mengetuk pintu rumah ibu Yohanes, tempat para murid sedang berkumpul untuk berdoa juga, seorang hamba perempuan bernama Rode—nama yang mungkin baru pertama kali kita baca dan dengar, karena hanya sekali disebutkan di dalam Alkitab—ingin mengetahui siapa yang datang dan mengetuk itu, yang ternyata adalah rasul yang mereka doakan, namun Rode sampai-sampai lupa membukakan pintu, dan malah hanya memberitahukan ke para murid lainnya bahwa Petrus datang dan ada di depan pintu.
Petrus yang terus-menerus mengetuk pun akhirnya dibukakan pintu oleh mereka, yang masih tidak percaya akan jawaban doa, bahkan menganggap Rode mengingau, dan itu bukan Petrus melainkan malaikatnya.
Kisah Para Rasul 12:13-14, "Dan ketika ia mengetuk pintu gerbang, datanglah seorang hamba perempuan bernama Rode untuk mengetahui siapa yang mengetuk itu. Ia terus mengenal suara Petrus, tetapi karena girangnya ia tidak membuka pintu gerbang itu dan segera masuk ke dalam untuk memberitahukan, bahwa Petrus ada di depan pintu gerbang."
When he knocked on the door to the courtyard, a young woman named Rhoda came to see who it was. But when she recognized his voice--Peter's voice!--she was so excited and eager to tell everyone Peter was there that she forgot to open the door and left him standing in the street. (MSG)
Apakah kita juga pernah seperti itu? Ketika Tuhan menjawab doa kita, maka seolah kita malah tak percaya ataupun mungkin menyia-nyiakan dan menyalahgunakan jawaban doa yang sesungguhnya telah kita terima?
Dari sini kita pun sadar dan belajar bahwa Tuhan menjawab doa, dan mungkin Ia pun akan memakai kita sebagai jawaban doa bagi orang lain. Karena itu, bersiap sedialah senantiasa, kapan pun waktunya.
~ FG