Saya cukup tergelitik ketika membaca tajuk-tajuk sejumlah nama acara maupun kegiatan olahraga, seperti Trail of the Kings, ataupun KOM maupun QOM (King of Mountains, Queen of Mountains). Bukan serta-merta semua itu salah, namun seolah mengagungkan diri.
Sering kali juga mungkin tanpa sadar kita mengangkat harga diri kita sendiri. Namun, hari ini kita diajak untuk menempuh jalan yang berbeda, jalan kerendahan hati. Jangan sampai memberhalakan harga diri. Sebab berhala adalah apa pun yang kita tempatkan di atas Tuhan dalam hidup kita. Ketika harga diri kita menjadi yang utama, kita akan:
Letakkanlah harga diri kita di bawah kaki Tuhan Yesus, mengakui bahwa identitas kita yang sejati ada di dalam Dia. Kita berharga bukan karena prestasi ataupun pengakuan orang lain, melainkan oleh karena telah ditebus oleh darah-Nya yang mahal.
Lagipula, masih jauh lebih baik merasa diinjak-injak oleh manusia daripada diinjak-injak oleh Tuhan, bukan? Lebih baik kita mengalami penghinaan dari dunia karena kebenaran, daripada menjadi musuh Allah karena kesombongan kita. Lebih baik ego kita yang disalibkan sekarang, daripada kita dihukum karena menolak untuk merendahkan diri di hadapan-Nya.
Yakobus 4:6 (FAYH), "Tetapi di samping itu Allah memberi kita kekuatan untuk melawan segala keinginan jahat. Sebagaimana dikatakan dalam Kitab Suci, Allah memberi kekuatan kepada orang yang rendah hati, tetapi Ia menentang yang sombong dan angkuh."
But He gives us more and more grace (power of the Holy Spirit, to meet this evil tendency and all others fully). That is why He says, God sets Himself against the proud and haughty, but gives grace [continually] to the lowly (those who are humble enough to receive it). (AMP)
And what he gives in love is far better than anything else you'll find. It's common knowledge that "God goes against the willful proud; God gives grace to the willing humble." (MSG)
Renungkanlah, apakah hari-hari ini saya lebih mudah tersinggung atau lebih mudah mengampuni?
Apakah saya lebih mencari pujian dari atasan, teman, atau media sosial daripada persetujuan dari Tuhan?
Apakah saya lebih takut direndahkan orang daripada tidak taat kepada Tuhan?
~ FG