Konon, di wilayah Timur Tengah ataupun Israel, jika seorang gembala domba menyadari adanya hewan peliharaannya yang membuatnya khawatir, maka ia akan melakukan sesuatu yang mungkin terdengar kejam bagi kita orang awam. Apa itu?
Satu kaki domba akan dipatahkan oleh sang gembala apabila terlihat sering mengembara. Mengapa? Supaya dombanya itu tidak dilahap oleh hewan pemangsa lainnya, ataupun supaya tidak terjatuh ke dalam jurang.
Dengan kata lain, domba itu "dilemahkan" oleh gembalanya agar dapat tetap hidup, dan aman bersama sang gembala.
Demikian pula, dalam kehidupan serta perjalanan rohani, sering kali mungkin kita seperti domba tersebut yang kerap "mengembara" dalam dosa maupun kegelapan dunia. Sehingga, tanpa sadar sebenarnya kita menjadi incaran, sasaran empuk oleh orang-orang yang mungkin memiliki niat jahat, ataupun oleh kuasa kegelapan Iblis itu sendiri.
Karena itu, mungkin Tuhan akan melemahkan kita, "mematahkan" apa pun yang menjadi kekuatan ataupun hal-hal yang menjadi andalan kita, sampai kita menyadari benar-benar bahwa kita hanya bisa mengandalkan Tuhan dalam hidup yang rapuh dan penuh dosa ini.
Dalam Menara Doa Pelayan Jemaat (MDPJ) yang lalu di SICC (Sentul International Convention Center), Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo pun mengingatkan, kalau kita mau dipakai oleh Tuhan dengan lebih lagi, maka kita harus dilemahkan, dan diproses yang mungkin tidak mengenakkan bagi kita. Apakah kita siap untuk dilemahkan? Jika kita bersedia untuk dipakai oleh-Nya, pasti kita akan dilemahkan terlebih dahulu.
2 Korintus 12:9-10 (TB2), "Cukuplah anugerah-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. Karena itu, aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesengsaraan karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat."
Setiap kali Ia berkata: "Tidak. Tetapi Aku menyertai engkau. Hanya itu yang kauperlukan. Kuasa-Ku dapat diperlihatkan dengan jelas di dalam orang yang lemah." Sekarang saya bergembira dapat menjadi pernyataan yang hidup dari kuasa Kristus, dan bukannya memamerkan kuasa dan kecakapan saya sendiri. Karena saya tahu bahwa semua itu bagi kepentingan Kristus, maka saya tidak berkecil hati mengenai "duri itu", dan mengenai penghinaan, kesukaran serta penganiayaan. Sebab, apabila saya lemah, saya menjadi kuat. Makin sedikit yang saya miliki, makin banyak saya menggantungkan diri kepada-Nya. (FAYH)
But he said to me, "No, I will not take this away from you. Instead, I will kindly help you, and that will be all that you need, because it is when you are weak that I can best work powerfully to help you." So, because of what the Lord said to me, I will very gladly boast about the things that make me seem weak, so that people may realize that it is Christ who gives me power to serve him. For that reason, whenever I am weak, or when people insult me, or when I have to endure hardships, or when I am persecuted {people cause me to suffer} or when I am in situations that distress me, I am content because I am serving Christ. I can say that because at any time when I myself am weak, that is the very time when Christ powerfully helps me. (DEIBLER)
~ FG