Ada satu saldo yang mestinya kita bersyukur apabila makin berkurang ataupun sedikit, bahkan kalau sebisa mungkin nol. Kalau saldo di bank, kita mungkin boleh saja membuat kita merengut ataupun wajah masam apabila jumlahnya berkurang dan semakin sedikit, tetapi untuk jenis saldo yang satu ini sudah sepatutnyalah kita bersyukur, berharap, serta berusaha supaya justru semakin berkurang maupun tidak ada, alias nol.
Saldo apakah itu?
"Saldo dosa" kita haruslah nol.
Memang tidak mungkin kita sempurna saat ini, tanpa salah, dan tidak pernah berbuat kesalahan ataupun jatuh dalam dosa. Kita pasti pernah, serta terjatuh. Tetapi, sebisa mungkin setiap hari hendaknya jangan pernah menyimpan ataupun menyembunyikan dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita, terutama di hadapan Allah yang mahatahu.
Dengan kata lain, saldo dosa kita hendaknya nol. Setiap kali sebelum memasuki perjamuan kudus pun, Pdt. Niko Njotorahardjo senantiasa mengingatkan, jangan menyimpan dosa.
Efesus 5:11 (TSI), "Jangan lagi kalian mengikuti kelakuan orang yang masih hidup dalam kegelapan. Semua itu percuma saja. Sebaliknya, hendaklah perbuatan dan perkataanmu menyatakan bahwa cara hidup mereka itu salah."
Janganlah turut serta dalam kesenangan yang tak berfaedah dari dunia yang jahat dan gelap, melainkan tegorlah dan ungkapkan kejahatan itu. (FAYH)
Take no part in {and} have no fellowship with the fruitless deeds {and} enterprises of darkness, but instead [let your lives be so in contrast as to] expose {and} reprove {and} convict them. (AMP)
Hari ini, kita diingatkan, janganlah menyimpan dosa, melainkan akuilah dosa kita di hadapan Tuhan, meminta ampun kepada-Nya, dan bertobat, saldo dosa harus nol. Bagaimana dengan jumlah saldo dosa Saudara dan saya?
1 Yohanes 1:8-10 (FAYH), "Jikalau, kita berkata bahwa kita tidak berdosa, kita hanya menipu diri sendiri dan tidak mau menerima kebenaran. Tetapi, bila kita mengakui dosa kita kepada-Nya, Ia pasti mengampuni dan menyucikan kita dari dosa-dosa itu. Allah patut melakukan hal itu untuk kita, karena Kristus telah mati untuk menyucikan kita dari dosa. Jika kita mengaku bahwa kita tidak pernah berdosa, kita berdusta dan menganggap Allah pendusta, sebab Ia mengatakan bahwa kita telah berdosa."
If we say we have no sin [refusing to admit that we are sinners], we delude {and} lead ourselves astray, and the Truth [which the Gospel presents] is not in us [does not dwell in our hearts]. If we [freely] admit that we have sinned {and} confess our sins, He is faithful and just (true to His own nature and promises) and will forgive our sins [dismiss our lawlessness] and [continuously] cleanse us from all unrighteousness [everything not in conformity to His will in purpose, thought, and action]. If we say (claim) we have not sinned, we contradict His Word {and} make Him out to be false {and} a liar, and His Word is not in us [the divine message of the Gospel is not in our hearts]. (AMP)
If we claim that we're free of sin, we're only fooling ourselves. A claim like that is errant nonsense. On the other hand, if we admit our sins--make a clean breast of them--he won't let us down; he'll be true to himself. He'll forgive our sins and purge us of all wrongdoing. If we claim that we've never sinned, we out-and-out contradict God--make a liar out of him. A claim like that only shows off our ignorance of God. (MSG)
~ FG