GBI PRJ (CK7)

Penyembahan bukan hanya saat kita datang ke gereja. Penyembahan yang sejati sebenarnya lebih bersifat yang tidak kelihatan. Masuk ke dalam kamar kita, mengakui semua dosa kita, dan bersyafaat bahkan sambil menangis saat kita berdoa untuk orang lain. 

Kita tahu persembahan pertama kali terjadi saat Tuhan memerintahkan Abraham untuk mempersembahkan Ishak, anaknya yang dikasihinya, untuk Tuhan.

Cara kita melihat ibadah kita adalah dengan seperti apa kita menentukan hidup kita. Jangan anggap penyembahan itu sebagai pengorbanan. Penyembahan dan pelayanan adalah hak istimewa, sebuah kehormatan. 

Dan kita juga tahu bahwa, kita bukanlah siapa-siapa, tetapi mendapatkan kesempatan untuk ambil bagian dalam pelayanan. 

Ketika kita memutuskan untuk bertemu dengan Tuhan, kita harus hidup kudus. Tuhan berada di tengah orang-orang yang sedang mengalami kesusahan, pergumulan, bahkan mungkin sedang berdosa. Sehingga, jika kita ingin bertemu Tuhan, datanglah ke tempat-tempat orang-orang itu berada. 

Matius 25 : 40
Dan Raja itu akan menjawab mereka : Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Sebagai orang Kristen, jangan menganggap orang lain lebih rendah ketika kita ingin menolong orang lain. Begitulah cara kita semestinya menjalani serta melihat hidup ini.

Saat kita melihat hidup ini adalah sebuah pengorbanan yang tidak adil, maka kita hanya akan mengalami kekecewaan, iri hati, karena ada kesombongan dan ekspektasi yang salah di dalamnnya. 

1 Korintus 15 : 7 – 10
Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Paulus menulis kepada kita paling banyak mengenai pribadi Yesus, tetapi ia justru merasa paling hina. Alasan kita berada saat ini adalah karena hak istimewa untuk melayani Tuhan. Sebuah gereja tidak membutuhkan seorang pahlawan, tetapi  membutuhkan seorang yang memiliki hati hamba. 

Ketika kita melihat pelayanan adalah sebuah hak istimewa, hal apa saja yang akan terjadi :

1.    Visalitas hidup. 
Ada kekuatan dari dalam diri yang sulit untuk dimengerti, tetapi akan tetap membuat kita kuat untuk menghadapi berbagai situasi. Vitalitas kita akan menjadi naik jika kita menjadikan Tuhan sebagai sumber kekuatan.

2.    Tidak ada kesombongan.
Ketika seorang melihat pelayanan adalah hak istimewa, maka tidak ada kesombongan dalam diri kita. Rasa egois kita sudah terkikis dari dalam. Adanya perubahan dalam pola pikir, bahwa apa yang kita dapatkan itu semua berasal dari Tuhan.

3.    Hidup yang sudah tertata.
Tuhanlah yang bekerja dalam diri kita, sehingga, ketika kita menghadapi badai topan dunia di luar, dalam diri kita tetap tenang. Tuhan akan bereskan semua di dalam diri kita, hidup kita, keluarga kita.

2 Korintus 1 : 8
Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami.

Jika itu untuk Tuhan, Paulus akan memberikan semua yang terbaik yang ada padanya. Dia akan mati-matian untuk Tuhan. Mengapa ? Karena Paulus tahu bahwa Yesus Tuhan sudah lebih dahulu mati bagi dirinya. Bagaimana dengan Saudara dan saya ?

Tuhan Yesus Memberkati