
Ada tiga raja yang memulai dengan sangat baik, tetapi mengakhiri dengan sangat mengecewakan dalam sejarah kerajaan Yehuda. Mereka adalah Yoas, Amazia, dan Azarya yang juga dikenal sebagai Uzia.
Raja Yoas (2 Tawarikh 24): Dibesarkan oleh imam Yoyada yang benar. Di masa muda dan di bawah bimbingan Yoyada, Yoas melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Ia bahkan memperbaiki Bait Suci dengan penuh semangat. Namun, setelah Yoyada meninggal, Yoas berbalik haluan. Ia malah menyembah berhala dan bahkan membunuh anak Yoyada, Zakharia, yang menegurnya. Ia berakhir dengan tragis, dibunuh oleh pegawainya sendiri.
Raja Amazia (2 Tawarikh 25): Anak Yoas. Kitab Suci mencatat, "Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, hanya tidak dengan segenap hatinya." Awalnya ia taat dan diberi kemenangan oleh Tuhan. Tapi setelah menang perang, ia justru membawa pulang dewa-dewa musuh untuk disembah! Hati yang tidak sepenuhnya milik Tuhan akhirnya membuatnya menyimpang dan ia pun berakhir dengan dibunuh.
Raja Azarya/Uzia (2 Tawarikh 26): Ia menjadi raja pada usia 16 tahun dan "melakukan apa yang benar di mata TUHAN." Ia mencari Tuhan dan dibimbing oleh nabi Zakharia. Tuhan membuatnya sangat berhasil secara militer dan ekonomi. Namun, kesuksesan itu menjadi bumerang. "Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak." Ia lancang masuk ke Bait Suci untuk membakar ukupan—tugas yang hanya untuk imam. Akibatnya, Tuhan menghukumnya dengan kusta sampai hari kematiannya.
Apa yang dapat kita renungkan hari ini:
Kisah pengalaman hidup ketiga raja di atas adalah peringatan serius bahwa titik akhir kita mungkin lebih penting daripada titik awal kita. Bukan bagaimana kita mulai, tetapi bagaimana kita menjalani maupun mengakhiri. Ketekunan dan ketaatan sehari-hari dalam hal-hal kecil adalah kunci untuk tetap setia hingga akhir.
1 Timotius 6:12 (TSI), "Seperti olahragawan berlatih keras untuk sebuah pertandingan, demikianlah hendaknya kamu berjuang agar tetap percaya penuh kepada ajaran benar. Sesuai dengan panggilan Allah dalam dirimu, berjuanglah untuk mendapatkan hadiah kemenangan, yaitu hidup yang kekal. Ingatlah bahwa kamu sudah mengakui keyakinanmu itu di hadapan orang banyak."
Berjuanglah terus bagi Dia. Berpeganglah pada hidup kekal yang diberikan Allah kepadamu, dan yang dengan tegas kauakui di hadapan banyak saksi. (FAYH)
Run hard and fast in the faith. Seize the eternal life, the life you were called to, the life you so fervently embraced in the presence of so many witnesses. (MSG)
~ FG