Jonathan Edwards, seorang teolog besar abad 18, menulis tujuh puluh resolusi rohani untuk membimbing hidupnya dalam disiplin, kekudusan, dan kesetiaan kepada Tuhan. Komitmen spiritualnya luar biasa. Kalau kita baca daftar resolusinya, mungkin kita akan merasa masih di taman kanak-kanak atau "TK rohani".
Namun yang paling menggetarkan bukan sekadar isi resolusinya, melainkan sikap hatinya. Ia membuka daftar resolusi itu dengan mengakui, "Saya sadar bahwa saya tidak dapat melakukan apa pun tanpa pertolongan Tuhan. Karena itu saya dengan rendah hati memohon kepada-Nya, oleh kasih karunia-Nya, agar Ia memampukan saya untuk menjaga resolusi-resolusi ini, selama itu sejalan dengan kehendak-Nya, demi nama Kristus, amin."
Edwards paham satu hal penting, disiplin rohani tanpa bergantung pada anugerah Tuhan adalah kesombongan yang terselubung. Sebaliknya, kerendahan hati yang bergantung sepenuhnya pada Tuhan melahirkan disiplin yang hidup serta tahan uji.
Di dalam dunia yang mendorong kita untuk menjadi "self-made" ataupun "self-help" (semua hanya karena diri sendiri), Alkitab justru mengajarkan kita menjadi "God-shaped" atau tidak bersandar pada kekuatan sendiri saja, melainkan pada kasih karunia Allah yang menopang setiap langkah kita. Dan dengan itulah kita dipanggil untuk hidup dalam disiplin—membaca firman, berdoa, melayani, serta hidup benar dan dalam kekudusan.
Nah, masihkah kita terus-menerus mengandalkan kekuatan diri sendiri? Seberapa besar kita menyadari bahwa tanpa Tuhan, kita sesungguhnya tidak bisa berbuat apa-apa?
Karena itu, andalkanlah anugerah Tuhan senantiasa dalam pertumbuhan rohani kita sembari berkarya, melayani Dia, serta menjadi berkat bagi orang lain.
1 Korintus 15:10 (FAYH), "Keadaan saya seperti sekarang ini adalah semata-mata berkat kebaikan dan rahmat Allah kepada saya dan karunia-Nya itu tidak sia-sia, sebab saya telah bekerja jauh lebih keras daripada rasul-rasul lain. Walaupun demikian, sesungguhnya bukanlah saya yang bekerja, melainkan Allah yang menolong dan memberkati saya."
But because God was so gracious, so very generous, here I am. And I'm not about to let his grace go to waste. Haven't I worked hard trying to do more than any of the others? Even then, my work didn't amount to all that much. It was God giving me the work to do, God giving me the energy to do it. (MSG)
But it is because God acted kindly toward me in ways that I did not deserve that I became what I am now. And his acting kindly toward me produced a great result, which is that I worked harder for Christ than all the other apostles. But it was not that I was working with my own ability. Instead, God was helping me in a way I did not deserve. (DEIBLER)
"Only the disciplined ones in life are free. If you are undisciplined, you are a slave to your moods and your passions" (Sesungguhnya, hanya orang-orang yang mempunyai rasa disiplin dirilah yang merdeka di hidup ini. Sebab, jika kita tidak mempunyai rasa disiplin diri seperti itu, kita justru malah akan menjadi budak bagi perasaan emosi yang tidak menentu serta hawa nafsu). ~ Eliud Kipchoge
"Resolved, Never to give over, nor in the least to slacken, my fight with my corruptions, however unsuccessful I may be" (Aku bertekad dalam anugerah-Nya untuk tidak pernah berhenti, atau mengendurkan perjuanganku melawan dosa-dosa dalam diriku, sekalipun tampaknya aku gagal dan tidak berhasil). ~ Jonathan Edwards
~ FG