Ketika Ole Kirk Kristiansen memberi nama "LEGO" pada perusahaan mainan buatannya di tahun 1934, ia hanya ingin menggabungkan dua kata dalam bahasa Denmark: leg godt, yang berarti bermain dengan baik. Ia tak menyadari bahwa dalam bahasa Latin, "lego" berarti "aku merakit", atau dalam bahasa Inggris I assemble. Sebuah kebetulan yang ternyata sangat tepat, karena produk ikonik perusahaan itu kelak adalah mirip bata-bata kecil yang dapat dirakit menjadi sesuatu yang besar.
Kisah ini dapat mengingatkan kita juga bahwa dalam hidup ini, mungkin kita sering merasa bahwa banyak hal terjadi secara kebetulan. Tapi sebagai orang percaya, kita tahu bahwa tidak ada yang benar-benar kebetulan di dalam Tuhan. Setiap bagian hidup kita adalah kepingan yang dapat dirancang oleh-Nya untuk dirakit menjadi suatu karya besar dan yang indah.
Sama seperti LEGO yang bisa membentuk kota, kapal, atau istana dari bagian-bagian kecil, hidup kita pun adalah bangunan rohani yang dirangkai dari keputusan-keputusan kecil, kesetiaan sehari-hari, dan ketaatan dalam hal-hal sederhana. Mungkin hari ini kita sedang merasa pekerjaan, pelayanan, atau bahkan kehadiran kita di suatu tempat tampaknya kecil dan tak berarti, tapi dalam tangan Tuhan, tidak ada bagian yang sia-sia. Dan semua dapat digunakan-Nya untuk mendatangkan kebaikan dan dan menjadi berkat.
LEGO juga mengajarkan kita nilai "bermain dengan baik." Kata bermain tidak harus berarti main-main, melainkan bisa berarti tetap melayani dengan sukacita, bekerja dengan semangat, dan membangun relasi dengan hati yang murni. Dalam dunia yang sering kali serius ataupun serba terburu-buru, Tuhan memanggil kita untuk menjalani hidup dengan keasyikan yang sehat—bermain dengan baik, bukan hanya sebagai anak-anak, tapi juga sebagai anak-anak Allah.
Nah, apakah kita masih sering kali meremehkan apa yang kita anggap sebagai sesuatu yang kecil dalam hidup kita, padahal Allah dapat memakainya juga untuk tujuan-Nya?
Apakah kita masih setia membangun hidup kita dengan hati yang benar sampai saat ini, dan masihkah kita bersedia bersukacita dalam bermain dengan baik bersama dengan-Nya? Kepingan demi kepingan, Tuhan sedang merakit hidup setiap kita menjadi indah, bermakna, dan berarti.
Kolose 3:23-24 (FAYH), "Kerjakanlah segala tugas Saudara dengan sungguh-sungguh dan dengan senang hati, seakan-akan Saudara sedang bekerja untuk Tuhan dan bukan hanya untuk tuan Saudara. Ingat bahwa yang akan mengupahi Saudara ialah Tuhan Yesus Kristus, yang akan memberi bagian Saudara sepenuhnya dari segala yang dimiliki-Nya. Bagi Dialah sesungguhnya Saudara bekerja."
Work from the heart for your real Master, for God, confident that you'll get paid in full when you come into your inheritance. Keep in mind always that the ultimate Master you're serving is Christ. (MSG)
Whatever work you do, work wholeheartedly. Work wholeheartedly, like those who are working for the Lord Jesus. Do not work like those who are working merely for their masters, because you know that it is the Lord who will properly/justly repay you. That is, you will receive what God has promised. Remember that it is Christ who is the real master whom you are serving. (DEIBLER)
1 Korintus 15:58 (FAYH), "Karena itu, Saudara sekalian yang saya kasihi, karena kemenangan pasti datang, maka berdirilah dengan teguh dan tetap serta lakukanlah selalu pekerjaan Tuhan, karena Saudara tahu bahwa dengan adanya kebangkitan, apa pun yang Saudara lakukan bagi Tuhan tidak akan sia-sia."
Therefore, my beloved brethren, be firm (steadfast), immovable, always abounding in the work of the Lord [always being superior, excelling, doing more than enough in the service of the Lord], knowing and being continually aware that your labor in the Lord is not futile [it is never wasted or to no purpose]. (AMP)
With all this going for us, my dear, dear friends, stand your ground. And don't hold back. Throw yourselves into the work of the Master, confident that nothing you do for him is a waste of time or effort. (MSG)
~ FG