Dalam kelas sekolah Minggu, seorang guru bercerita tentang Yunus—nabi yang melarikan diri dari panggilan Tuhan, lalu ditelan oleh ikan besar. Tiga hari dalam perut ikan di dalam laut, Yunus akhirnya berseru kepada Tuhan, dan Ia memerintahkan ikan itu untuk memuntahkannya ke darat.
Ketika ditanya apa pelajaran yang dapat diambil dari cerita nyata itu, seorang anak kecil dengan polos menjawab, "It just goes to prove that you can't keep a good man down." (Orang benar tidak akan terus-menerus tergeletak).
Orang benar mungkin bisa saja jatuh, tapi ia tidak akan tetap mau tinggal di sana. Apalagi tangan Tuhan yang menopangnya, dan menunggu dia untuk kembali pada-Nya.
Mazmur 37:24, "Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya."
Apabila mereka jatuh, maka kejatuhan mereka tidak parah karena tangan TUHAN menopang mereka. (FAYH)
If he stumbles, he's not down for long; GOD has a grip on his hand. (MSG)
Kamu jatuh? Jangan menetap di situ.
Banyak orang mungkin mengalami kegagalan, serta kekecewaan, bahkan kemunduran rohani. Tapi perbedaan antara mereka yang bangkit, dan yang hancur, adalah respons mereka saat jatuh. Sebab kita tidak tenggelam hanya karena jatuh ke dalam air, melainkan karena memilih untuk tinggal di sana.
Apakah kita saat ini sedang berada dalam "perut ikan"—masa sulit ataupun kegagalan? Sudahkah kita berdoa dan berseru kepada Tuhan? Janganlah memilih tinggal dalam kegagalan, melainkan bangkit dalam kekuatan yang baru dari-Nya.
"The nose of the bulldog slants backward, so that he can breathe in comfort without letting go." (Winston Churchill)
~ FG