Nama Prince Poetiray muncul sebagai salah satu talenta muda Indonesia yang bersinar, terutama setelah ia mengisi suara dari karakter Don di film animasi Jumbo.
Namun, di balik panggung dan mikrofon, ada kisah pribadi yang jauh lebih mendalam, sebuah perjalanan iman yang berakar pada kasih dan penyertaan Tuhan sejak masa kecilnya.
Prince dibesarkan dalam keluarga yang mengakar pada pelayanan dan kasih Tuhan. Sejak kecil, ia sudah terbiasa berdiri di mimbar gereja, menyanyikan pujian, dan menyadari bahwa setiap talenta, setiap kesempatan, bukanlah hasil usahanya sendiri semata, melainkan buah dari anugerah Tuhan.
Orangtuanya selalu mengingatkan, "Semua adalah waktu Tuhan, semua hanya karena berkat Tuhan, jika bukan karena-Nya semua tidak bisa terjadi." Kalimat sederhana, namun penuh makna. Sebuah pengakuan, bahwa manusia hanya bisa berjalan sejauh Tuhan mengizinkannya. Tanpa Dia, semuanya mungkin sia-sia saja.
Lagu "Karena Cinta-Mu" yang dinyanyikannya lahir dari kesadaran serta pengakuan itu. Liriknya bukan sekadar syair yang indah, tapi pernyataan iman. Lagu ini mengajak kita untuk berhenti sejenak dan merenungkan, "Apakah hidup kita selalu mengandalkan kekuatan diri sendiri, ataukah mulai serta makin menyadari bahwa semuanya adalah karena anugerah Tuhan semata-mata?"
Dalam dunia yang penuh tuntutan untuk sukses, mudah bagi kita untuk percaya pada kerja keras, strategi, atau relasi, dan hal-hal manusiawi lainnya. Tetapi, firman Tuhan pun menegaskan, tanpa pertolongan Tuhan, sesungguhnya semua akan sia-sia. Usaha sebesar apa pun akan berakhir sia-sia jika tidak disertai oleh tangan Tuhan yang membangun, menjaga, dan menuntun.
Kasih dan setia Tuhan tak pernah usai, bahkan saat kita tidak melihat jalan keluar—itulah dasar kita untuk tetap melangkah dalam kehidupan ini. Ketika kita mengingat dan mengakui karya-Nya dalam hidup kita, kita bisa hidup dengan penuh ucapan syukur, tidak mau merasa sombong di kala berhasil, maupun tidak akan putus asa di kala mungkin sempat kalah serta gagal.
Mazmur 127:1 (VMD), "Nyanyian Salomo memasuki Bait Tuhan. Jika bukan TUHAN yang membangun rumah, pekerja bangunan hanya membuang-buang waktunya. Jika bukan TUHAN yang mengawasi suatu kota, para pengawal hanya membuang-buang waktunya."
KALAU bukan Allah yang mendirikan rumah, sia-sialah pekerjaan tukang yang mendirikannya. Kalau bukan Allah yang melindungi kota, para penjaga tidak ada gunanya. (FAYH)
(A song by Solomon for worship.) Without the help of the LORD it is useless to build a home or to guard a city. (CEV)
I am the Vine; you are the branches. Whoever lives in Me and I in him bears much (abundant) fruit. However, apart from Me [cut off from vital union with Me] you can do nothing. (Yohanes 15:5, AMP)
Kita ini perlu bergantung terus-menerus dan sepenuhnya pada kasih karunia Tuhan Yesus untuk menjalani kehidupan rohani maupun jasmani kita. Tanpa kebaikan-Nya, terutama yang pernah mengecapnya, kita tidak dapat melakukan apa pun dengan benar, tidak satu pun akan membuahkan hasil yang menyenangkan hati Allah. Kita bergantung kepada-Nya bukan hanya seperti pohon anggur membutuhkan tembok untuk menopangnya, tetapi juga seperti ranting yang bergantung pada akar untuk mendapatkan sari-sari makanan.
Jika mungkin bagi cabang yang benar-benar ada di dalam-Nya untuk dipisahkan dari-Nya, mereka tidak dapat menghasilkan buah perbuatan baik, lebih daripada cabang yang terpisah dari pokok anggur dapat menghasilkan buah anggur; sehingga semua keberhasilan kita sebagai orang percaya harusnya dikaitkan kepada Tuhan Yesus Kristus, serta anugerah-Nya saja, dan bukan pada kekuatan manusia.
~ FG