Rutinitas oh rutinitas. Ada yang mungkin membencinya, tapi ada juga yang membutuhkannya. Ada yang mungkin menganggapnya sebagai pengikat, namun ada pula yang melihatnya sebagai penjaga hidup supaya tidak kelewat batas.
Daniel 6:11, "Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya."
Seperti yang biasa dilakukannya.
Ketika Daniel mendengar mengenai hal itu, ia pulang dan berlutut di rumahnya di kamar atas. Kamar itu mempunyai jendela yang terbuka menghadap Yerusalem. Daniel tetap berdoa dan mengucap syukur kepada Allahnya tiga kali sehari, sebagaimana kebiasaannya. (FAYH)
When Daniel learned that the document had been signed, he went to his house. An upper room in his house had windows that opened in the direction of Jerusalem. Three times each day he got down on his knees and prayed to his God. He had always praised God this way. (GWV)
Apa yang menjadi rutinitas kita hari-hari ini? Bagaimana kita memandangnya? Dan bagaimana kita dalam mengerjakannya, apakah sekadar rutinitas dan tanpa makna, ataukah dengan antusias serta sesuatu yang kita syukuri, baik dalam ibadah, pekerjaan, studi, pelayanan, maupun hal yang lainnya?
Setiap rutinitas yang kita lakukan dengan kasih dan untuk Tuhan dapat menjadi ibadah yang menyenangkan hati-Nya.
Bahkan Tuhan Yesus pun, Teladan utama hidup kita, "rutin" dalam kasih-Nya untuk senantiasa berdoa syafaat bagi setiap kita. Dia tidak bosan. Dia tidak jenuh. Kasih-Nya tidak pernah menjadi rutinitas yang dingin.
Ibrani 10:25 (TSI), "Janganlah malas berkumpul dalam persekutuan kita, seperti yang sudah menjadi kebiasaan sebagian orang. Sebaliknya, marilah kita saling mengingatkan untuk tetap rajin berkumpul dan lebih rajin lagi, sebab hari kedatangan Kristus semakin dekat."
Janganlah kita lalai menghadiri kebaktian di gereja seperti yang dilakukan beberapa orang, tetapi marilah kita saling memberi dorongan dan saling mengingatkan, teristimewa sekarang ini, sebab hari kedatangan-Nya yang kedua kali sudah dekat. (FAYH)
Some people have got out of the habit of meeting for worship, but we must not do that. We should keep on encouraging each other, especially since you know that the day of the Lord's coming is getting closer. (CEVUK)
Ketika rutinitas hanya jadi mekanik tanpa kasih, kita bisa jadi pelayan yang sibuk tapi hambar, orang Kristen yang hadir tapi tidak mau sungguh-sungguh ada di sana, hamba Tuhan yang tidak mau berhenti tapi merasa lelah dalam hati. Sesungguhnya, ada kekuatan serta pembentukan karakter yang semakin baik dari repetisi, pengulangan, ataupun rutinitas yang perlu kita kerjakan. Namun jangan lupa juga untuk melibatkan Dia.
Seperti Yesus yang terus-menerus menjadi Pengantara bagi kita, semoga kita pun tetap setia, serta menyala-nyala bagi Dia.
"Hot heads and cold hearts never solved anything."
~ Billy Graham
~ FG