Nama Sostenes mungkin tidak banyak diketahui, mungkin kita juga jarang mendengar namanya. Namun, nama Sostenes ada muncul dua kali dalam firman Tuhan, yakni di Kisah Para Rasul 18, dan 1 Korintus 1.
Tidak sepenuhnya diyakini apakah kedua penyebutan nama yang sama Sostenes itudalam dua ayat tersebut merujuk pada orang yang sama. Tetapi, kita dapat memperoleh pelajaran tentang pengharapan dan transformasi rohani.
Dalam Kisah Para Rasul 18, nama Sostenes muncul sebagai pemimpin rumah ibadat Yahudi di Korintus, menggantikan Krispus yang telah menjadi percaya kepada Tuhan. Ketika Paulus memberitakan Injil dan banyak orang non-Yahudi percaya, Sostenes tersebut memimpin orang-orang Yahudi untuk menyeret Paulus ke pengadilan. Namun, tuntutan mereka ditolak mentah-mentah oleh Galio, gubernur Romawi saat itu. Tiba-tiba, Sostenes dipukuli oleh massa—entah oleh sesama orang Yahudi karena gagal menjatuhkan Paulus, atau oleh orang-orang Yunani yang kesal karena ia membawa keributan agama ke ranah hukum sipil. Dalam satu hari, Sostenes berubah dari pemimpin keagamaan menjadi korban penganiayaan.
Sementara itu, dalam pembukaan surat Paulus kepada jemaat di Korintus (1 Korintus 1:1), kita melihat lagi nama Sostenes—saudara seiman. Paulus menyapanya sebagai saudara.
Renungan kita hari ini mengingatkan kita pada kuasa Allah serta transformasi Injil dalam hidup manusia. Jika benar kedua nama Sostenes itu menunjuk pada orang yang sama, maka ini adalah salah satu kesaksian Injil yang paling dahsyat, dari seseorang yang pernah ingin membungkam suara Paulus, menjadi seseorang yang kini bekerja sama menulis surat kepada jemaat yang sama.
Seperti halnya Tuhan sanggup mengubahkan Saulus menjadi Paulus, Sostenes pun mungkin telah menjadi ciptaan baru dalam Kristus. Demikian pula hidup kita, bukan, bisa diubahkan dan dipulihkan oleh kasih karunia Tuhan?
Tidak ada orang yang terlalu jauh dari jangkauan kasih Allah. Tidak Sostenes. Tidak Saulus. Tidak juga kita. Bahkan tidak orang-orang yang mungkin kita pikir mustahil untuk diselamatkan, diubahkan, dipulihkan, dan dipakai oleh Tuhan Yesus.
Jangan pernah lelah juga berdoa untuk orang-orang yang keras hati. Tuhan bisa mengetuk kapan saja, dengan cara-cara yang tak terduga. Setiap luka bisa menjadi pintu bagi kasih karunia. Sebab terkadang, kita bertemu Tuhan justru saat hidup serta hati terasa paling hancur. Tidak ada yang mustahil bagi kasih karunia Kristus.
"Just think—you don't need a thing, you've got it all! All God's gifts are right in front of you as you wait expectantly for our Master Jesus to arrive on the scene for the Finale. And not only that, but God himself is right alongside to keep you steady and on track until things are all wrapped up by Jesus. God, who got you started in this spiritual adventure, shares with us the life of his Son and our Master Jesus. He will never give up on you. Never forget that." (1 Korintus 1:7-9, MSG)
~ FG