Sewaktu merenungkan tentang parenting, ataupun kita yang mungkin telah menjadi orangtua, betapa cepatnya waktu itu sesungguhnya berlalu. Ibarat sekedipan mata. Tiba-tiba anak kita telah menjadi dewasa. Seakan-akan masa kecil mereka baru saja berlangsung kemarin. Namun, memang seperti itulah terkadang waktu dapat terasa.
Albert Einstein pun pernah mengatakan, "Time is an illusion," atau waktu sesungguhnya adalah sebuah "ilusi". Namun, hamba Tuhan, Daud mengatakan masa hidupnya ada dalam tangan-Nya. Segenap waktu hidupnya.
Mazmur 31:14a (FAYH), "Tetapi aku mempercayakan diriku kepada-Mu, ya TUHAN. Aku berkata, 'Hanya Engkaulah Allahku. Umurku ada dalam tangan-Mu.'"
Hour by hour I place my days in your hand. (MSG)
My future is in your hands. (GWV)
Setiap musim, setiap jam, bahkan hari esok yang belum kita ketahui semuanya ada dalam kedaulatan-Nya.
Kebenaran ini memberi kita pengharapan. Tidak ada satu pun detik hidup kita yang di luar genggaman kasih Allah. Ia memegang waktu kita, dan Ia tahu yang terbaik.
Namun, kebenaran ini juga menegur. Sering kali mungkin kita memperlakukan waktu seolah-olah itu merupakan milik pribadi yang bisa kita simpan, kuasai, atau bahkan tukar begitu saja. Kita lupa bahwa waktu adalah titipan, seperti talenta, harta, maupun relasi, yaitu untuk dikelola dengan baik, bukan dihamburkan dengan sia-sia.
Waktu pun ibarat benih. Kita bisa memilih menaburnya untuk kepuasan diri, atau kita bisa menanamnya bagi kerajaan Allah melalui pelayanan, doa, mengasihi, menolong, maupun menjadi berkat bagi orang lain.
Masa hidup kita ada dalam tangan Tuhan, itu berarti kita bukan hanya percaya bahwa Allah memegang waktu kita, melainkan juga untuk lebih pada hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Mazmur 90:12 (FAYH), "Ajari kami menghitung hari-hari kami dan menyadari betapa sedikitnya hari-hari itu! Tolonglah kami untuk menjalani hidup sebagaimana patutnya!"
Oh! Teach us to live well! Teach us to live wisely and well! (MSG)
~ FG