Yohanes 4 : 22-24, "Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Tuhan kita adalah Roh, dan karena itu setiap orang yang percaya kepada-Nya dipanggil untuk menyembah Dia bukan sekadar secara lahiriah, melainkan dalam roh dan kebenaran. Artinya, penyembahan kita bukan hanya soal hadir di tempat ibadah, atau melantunkan lagu-lagu pujian, tapi lebih pada soal keterlibatan hati, jiwa, dan roh yang sungguh-sungguh tersambung kepada-Nya, terhubung dengan-Nya.
Tuhan mencari penyembah yang tulus, yang tidak menilai penyembahan dari lokasi atau secara ritual dan rutinitas belaka, melainkan lebih pada sikap hati yang haus, lapar, dan sungguh-sungguh merindukan Dia, bahkan mungkin melebihi kerinduan kita terhadap orang terkasih.
Penyembahan dalam roh dan kebenaran adalah penyembahan yang hidup, mengalir dari relasi dengan Bapa, bukan sekadar kegiatan keagamaan.
Penyembahan seperti ini hanya mungkin dilakukan jika roh kita hidup dan terus terhubung dengan Roh Kudus. Roh kita harus diberi makan setiap hari lewat firman, doa, dan keintiman pribadi dengan Tuhan.
Saat roh kita hidup, maka tubuh dan jiwa kita pun akan sinkron dalam penyembahan yang benar. Menyembah Tuhan dalam kebenaran juga berarti kita mengenal Siapa yang kita sembah—bukan berdasarkan tradisi atau warisan, tetapi berdasarkan pewahyuan dan keyakinan akan Yesus Kristus sebagai Mesias, Tuhan, dan Juruselamat kita. Penyembahan dalam roh dan kebenaran bukan tren, tapi inti kekristenan sejati.
Sahabat, marilah periksa kembali cara kita menyembah Tuhan. Apakah hanya sebagai rutinitas, atau benar-benar dari kedalaman roh dan pengenalan akan kebenaran? Jangan biarkan penyembahan kita hampa dan tidak menyentuh hati Tuhan. Mari hidupkan kembali roh kita setiap hari, latih keintiman dengan Dia, dan persembahkan penyembahan terbaik yang berkenan kepada-Nya. Sebab Bapa sedang mencari penyembah yang benar, dan biarlah kita ditemukan sebagai penyembah itu.
Yesus menjawab, "Akan tiba waktunya kita tidak peduli lagi apakah kita berbakti kepada Bapa di sini atau di Yerusalem. Karena yang penting bukan tempat di mana kita berbakti, tetapi cara kita berbakti -- apakah kebaktian kita itu bersifat rohani dan sungguh-sungguh? Apakah kita mendapat pertolongan Roh Kudus? Karena Allah adalah Roh dan untuk berbakti sebagaimana mestinya, kita harus mendapat pertolongan-Nya. Kebaktian semacam inilah yang dikehendaki Allah Bapa dari kita. Akan tetapi kalian orang Samaria sedikit sekali mengetahui tentang Dia, sehingga kalian menyembah dengan membabi buta; sedangkan kami orang Yahudi mengetahui segala sesuatu tentang Dia, sebab keselamatan itu datang ke dunia ini melalui orang Yahudi." ~ Yoh. 4:22-24 (FAYH)
You [Samaritans] do not know what you are worshiping [you worship what you do not comprehend]. We do know what we are worshiping [we worship what we have knowledge of and understand], for [after all] salvation comes from [among] the Jews. A time will come, however, indeed it is already here, when the true (genuine) worshipers will worship the Father in spirit and in truth (reality); for the Father is seeking just such people as these as His worshipers. God is a Spirit (a spiritual Being) and those who worship Him must worship {Him} in spirit and in truth (reality). (AMP)
You worship guessing in the dark; we Jews worship in the clear light of day. God's way of salvation is made available through the Jews. But the time is coming--it has, in fact, come--when what you're called will not matter and where you go to worship will not matter. "It's who you are and the way you live that count before God. Your worship must engage your spirit in the pursuit of truth. That's the kind of people the Father is out looking for: those who are simply and honestly themselves before him in their worship. God is sheer being itself--Spirit. Those who worship him must do it out of their very being, their spirits, their true selves, in adoration. (MSG)
~ Bp. Martinus Barus