Dalam hidup ini, salah satu hal yang amat sulit untuk dikalahkan adalah keegoisan.
Yudas 1:12, "Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali."
Secara sederhana, egoisme adalah sikap atau pandangan yang selalu menempatkan kepentingan diri sendiri di atas kepentingan orang lain, seorang yang egois cenderung memprioritaskan kebutuhan, keinginan atau tujuannya sendiri tanpa peduli orang lain. Ibarat, orang yang egois merasa dunia ini seperti miliknya sendiri, alhasil hidupnya hancur berantakan karena pada kenyataannya kita tidak akan pernah bisa hidup mengerjakan segala sesuatunya sendirian.
Yakobus 3:14, "Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!"
Tetapi kalau di dalam hatimu masih ada rasa iri, dendam, dan sikap mementingkan diri sendiri, janganlah kamu berpikir, "Aku sangat bijaksana," karena pikiranmu itu jelas keliru. (TSI)
Mean-spirited ambition isn't wisdom. Boasting that you are wise isn't wisdom. Twisting the truth to make yourselves sound wise isn't wisdom. (MSG)
Egoisme memang adalah bagian yang paling kompleks dari sifat manusia, dan dalam dosis yang kecil egoisme serta iri hati bisa membantu kita untuk meraih tujuan hidup, seperti kita terdorong saat melihat orang yang berhasil dan sukses lalu kita memacu diri untuk bisa menjadi lebih baik lagi, namun jangan perbesar ego serta kesombongan kita untuk mengabaikan dan menganggap remeh orang lain.
Yakobus 3:16, "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat."
Whenever you're trying to look better than others or get the better of others, things fall apart and everyone ends up at the others' throats. (MSG)
Karena itu, kunci mengatasinya adalah keseimbangan, kita perlu cara untuk merawat diri sendiri tanpa harus mengabaikan kebutuhan orang lain, dengan demikian kita bisa menjalani hidup yang penuh dengan hubungan yang bermakna, tanpa terjebak dalam sikap egoisme serta mementingkan diri yang merugikan.
1 Petrus 3:8, "Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati."
Kesimpulannya, hendaklah kalian semua hidup dengan satu tujuan, turut merasakan apa yang dirasakan oleh saudara-saudari seiman, saling mengasihi, saling mengasihani, dan ramah satu sama lain. (TSI)
Sekarang, kata-kata ini saya tujukan kepada semua orang: Hiduplah sebagai satu keluarga besar yang rukun, saling memperhatikan dan saling mengasihi dengan kelembutan dan kerendahan hati. (FAYH)
~ IHT