Pernahkah Saudara merasa waktu luang itu "langka"?
Kita sering sibuk dengan pekerjaan, kuliah, atau pelayanan, dan begitu ada jeda sedikit, rasanya ingin langsung rebahan. Namun sayangnya, biasanya di waktu luang tersebut, kita langsung gunakan waktu untuk scroll YouTube, TikTok, Instagram, nonton drama Korea, dan sebagainya.
Ada hal yang penting harus sadari tentang cara pandang terhadap waktu luang. Dalam iman Kristen, sesungguhnya waktu luang bukan sekadar bonus atau "sisa waktu" setelah pekerjaan selesai, melainkan juga bagian dari rancangan Allah.
Allah sendiri beristirahat pada hari ketujuh dan memberkatinya sebagai hari kudus (Kejadian 2:2-3). Yesus juga beberapa kali menyendiri mungkin juga untuk melepas penat, beristirahat sejenak. Jadi, waktu luang bukan kebetulan, tetapi bagian dari ritme hidup yang Allah sediakan, terutama untuk beristirahat dan bersekutu dengan-Nya, me time with God.
Nah, masalahnya, kita sering asal-asalan memakai waktu luang. Seperti tadi, malah hanya melihat-lihat media sosial. Alih-alih berbagi waktu dengan anak-anak dan keluarga, mendengarkan cerita maupun bercengkerama bersama mereka, kita lebih memilih menonton kehidupan orang lain di layar media.
Ada juga yang pakai waktu luang untuk malas-malasan, ataupun justru terus-menerus bekerja tanpa rem sampai lupa beristirahat. Padahal, di waktu luanglah kita belajar menghargai waktu serta kesempatan dan hidup yang Tuhan berikan.
Waktu luang yang sehat membuat hidup kita seimbang secara fisik, mental, emosional, dan hubungan kita dengan Tuhan. Bahkan, penelitian modern menunjukkan, orang yang menyediakan waktu luang secara utuh dalam hidupnya, cenderung lebih mudah mengalami kedekatan rohani daripada mereka yang terus-menerus sibuk.
Tuhan menciptakan kita bukan hanya untuk bekerja, tetapi juga untuk menikmati hadirat-Nya. Meluangkan waktu untuk berhenti sejenak bukanlah kelemahan, melainkan bentuk rasa syukur kepada Sang Pemberi waktu.
Jadi, sudahkah Saudara mengambil dan menggunakan waktu luang hari ini?
Efesus 5:15-16 (FAYH), "Jadi, berhati-hatilah dengan kelakuan Saudara; masa ini adalah masa yang jahat. Jangan berlaku bodoh, tetapi jadilah bijaksana; pakailah setiap kesempatan yang ada untuk melakukan kebajikan."
Look carefully then how you walk! Live purposefully {and} worthily {and} accurately, not as the unwise {and} witless, but as wise (sensible, intelligent people). Making the very most of the time [buying up each opportunity], because the days are evil. (AMP)
Live life, then, with a due sense of responsibility, not as men who do not know the meaning of life but as [those who do]. Make the best use of your time, despite all the evils of these days. (Phillips NT)
~ Pdp. Benediktus Kurniadi