Kisah Para Rasul 8:21, "Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah."
Hati yang lurus.
Hati yang benar di hadapan Tuhan.
Hati yang tulus, ikhlas.
Hati yang jujur.
Bahkan, dikaitkan dengan cara berpikir yang benar, atau memiliki pikiran yang positif.
You can have no share or part in this matter, for your heart is not honest before God. (Phillips NT)
God has not authorized you to do have any part of this ministry of giving the Holy Spirit's power, because he knows that you are not thinking rightly! (because he knows that you are thinking completely wrongly.) (DEIBLER)
You won't have any share in this because God can see how twisted your thinking is. (GWV)
Itulah Simon, bukan Simon Petrus, melainkan Simon si mantan tukang sihir yang tidak memiliki hati yang lurus di mata Allah.
Simon mantan tukang sihir merasa bahwa karunia Allah bisa dibeli. Kemudian, rasul Petrus menegur, bahwa Simon tidak mendapat bagian ataupun hak dalam kasih karunia Allah karena hatinya tidak lurus di hadapan Tuhan. Padahal, Simon sudah percaya pada Tuhan Yesus, dan memberi diri dibaptis.
Jadi, dengan kata lain, saya belajar, bahwa walaupun sudah menjadi percaya kepada Tuhan Yesus, bahkan dibaptis, terkadang hati kita ini belum tentu lurus di hadapan Tuhan. Tidak menjadi jaminan mutlak seberapa lama pun kita telah menjadi Kristen, maka hati ini akan otomatis akan selalu menjadi lurus. Bagaimana dengan kita sendiri?
Jadi, apa yang semestinya kita lakukan? Teruslah menempel, melekat kepada Tuhan melalui membaca, merenungkan, dan melakukan firman, sehingga hidup kita akan terus dibentuk, dinilai, diingatkan oleh firman-Nya.
Yakobus 1:27 (FAYH), "Orang Kristen yang dalam pandangan Allah Bapa suci dan tidak bersalah ialah orang yang mempedulikan yatim piatu dan para janda dan yang jiwanya tetap setia kepada Allah -- tidak dicemarkan atau dikotorkan karena hubungannya dengan dunia ini."
One of the things that God has told us to do is to take care of orphans and widows who suffer hardship. Those who do that and who do not think or act immorally like those who do not obey God truly worship God, who is our Father, and God approves of him. (DEIBLER)
~ Pdt. Stevan Djaya Saputra