GBI PRJ (CK7)

Sejumlah hamba Tuhan, sejauh yang pernah saya dengar, berandai-andai misalnya menjadi Musa, ketika menghadapi dan memimpin umat Israel yang tegar tengkuk atau keras kepala dan suka memberontak terhadap Tuhan, mungkin tidak akan semurah hati serta selemah lembut Musa. Melainkan, kemungkinan akan marah besar ke mereka, mempersilakan mereka kembali ke Mesir apabila mau, atau bahkan lebih keras daripada Musa. Bagaimana seandainya kita yang menjadi dirinya?

Apalagi Musa adalah bekas putra angkat dari putrinya Firaun, mengecap dan mendapat semua fasilitas kerajaan Mesir, sedangkan orang-orang Israel di sana hanyalah budak.

Namun, Musa justru begitu lemah lembut, bahkan tetap mendoakan mereka sebagai perantara atau pendoa syafaat kepada Tuhan bagi mereka, serta lebih memilih memimpin mereka sesuai kehendak Allahnya. Bahkan saat orang-orang terdekatnya menyakiti hatinya (Bil. 12). Adakalanya memang ketidakbaikan teman-teman ataupun orang terdekat kita menjadi ujian yang lebih berat bagi kelemahlembutan maupun kerendahan hati, daripada menghadapi kedengkian dari musuh-musuh kita.

Bilangan 12:3, "Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi."

Musa adalah seorang yang sangat rendah hati, lebih rendah hati daripada setiap orang di muka bumi ini. (VMD)

Now the man Moses was very meek (gentle, kind, and humble) or above all the men on the face of the earth. (AMP)

Keluaran 32:11, "Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: 'Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?'"

Tetapi Musa memohon kepada Allah agar jangan melakukan hal itu. "TUHAN," katanya, "mengapa murka-Mu sebesar itu terhadap umat-Mu yang telah Kaubawa keluar dari Negeri Mesir dengan kuasa-Mu serta mujizat-mujizat yang begitu besar? (FAYH)

Moses tried to calm his GOD down. He said, "Why, GOD, would you lose your temper with your people? Why, you brought them out of Egypt in a tremendous demonstration of power and strength." (MSG)

Punyailah hubungan yang dekat dan kuat dengan Allah agar membuat kita mau memiliki hati yang lemah lembut serta bersedia diajar ataupun diubahkan. Sebab, ketulusan, kerendahan hati, maupun kelemahlembutan sepertinya merupakan hal yang jarang ditemui dalam diri banyak orang hari-hari ini.

Sementara itu, kerendahhatian Musa terwujud karena rasa percayanya kepada Allah, sehingga tidak mementingkan diri sendiri, ataupun memiliki motif yang salah. Ia percaya, Tuhanlah yang akan menolong, melindungi, dan menyertai dirinya. Matthew Henry mengatakan, "Apabila menyangkut kehormatan Allah, seperti dalam perkara anak lembu emas (Kel. 32), tidak ada orang yang lebih gigih membela daripada Musa. Namun, ketika kehormatannya sendiri saja diusik, tidak ada orang yang lebih lemah lembut ketimbang Musa. Segarang singa dalam perkara Allah, namun sejinak anak domba dalam perkaranya sendiri."

Bersyukurlah juga karena Tuhan Yesus Kristus, Allah kita, adalah Tuhan yang lemah lembut serta murah hati, dan lebih daripada Musa. Sebab, teladan kelemahlembutan-Nya sungguh tanpa cela bahkan sampai pengorbanan-Nya di kayu salib.

Matius 11:29 (BIS), "Ikutlah perintah-Ku dan belajarlah daripada-Ku. Sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati, maka kamu akan merasa segar."

Tunduk dan bergantunglah pada-Ku. Belajarlah dari-Ku, karena Aku rendah hati dan akan memimpinmu dengan lemah lembut, maka kamu pun akan merasa lega. (TSI)

Take My yoke upon you and learn of Me, for I am gentle (meek) and humble (lowly) in heart, and you will find rest (relief and ease and refreshment and recreation and blessed quiet) for your souls. (AMP)

~ FG