2 Raja-raja 4:14a, "Kemudian berkatalah Elisa: 'Apakah yang dapat kuperbuat baginya?'"
Elisha conferred with Gehazi: "There's got to be something we can do for her. But what?" (MSG)
Later Elisha asked Gehazi, "What do you think we can do for her?" (NLT)
Mungkin terkadang kita lupa akan kebaikan orang lain yang mereka perbuat bagi kita. Tetapi, tidak demikian seharusnya bagi kita sebagai hamba Tuhan.
Waktu itu, nabi Elisa merasa berterima kasih serta ingin berbuat balik membalas perbuatan baik perempuan Sunem yang telah menjamunya bersama suaminya. Namun, awalnya perempuan tersebut menolak oleh sebab merasa sudah cukup senang menjamu hamba Allah itu.
2 Raja-raja 4:13 (FAYH), "Berkatalah Nabi Elisa kepada Gehazi, hambanya, 'Katakanlah kepada perempuan itu bahwa kita menghargai segala kebaikannya terhadap kita. Lalu tanyakan kepadanya apa yang dapat kita lakukan untuk membalas kebaikannya. Apakah ia mempunyai permohonan kepada raja atau kepada panglima perang, yang boleh kusampaikan?' Perempuan itu menjawab, 'Aku tidak menginginkan apa-apa lagi, aku sudah puas karena aku tinggal di tengah-tengah kaumku.'"
Through Gehazi Elisha said, "You've gone far beyond the call of duty in taking care of us; what can we do for you? Do you have a request we can bring to the king or to the commander of the army?" She replied, "Nothing. I'm secure and satisfied in my family." (MSG)
Elisha said to Gehazi, "Tell her that we appreciate the kind concern she has shown us. Now ask her what we can do for her. Does she want me to put in a good word for her to the king or to the commander of the army?" "No," she replied, "my family takes good care of me." (NLT)
Namun, nabi Elisa tetap berinisiatif memikirkan perbuatan baik apa yang bisa dibalasnya bagi keluarga perempuan tersebut beserta sang suami terkasih.
Kebaikan yang sangat dinanti-nantikan adalah yang paling sesuai dengan kebutuhan kita. Bersyukur karena mereka menerima janji Allah, sebuah janji yang pasti, meskipun dia sempat juga meragukannya, namun akhirnya sungguh-sungguh digenapi dan terjadi pada waktunya. Allah pun pasti turut memberkati kehidupan dan keluarganya sebagai balasan atas kebaikannya yang memperlakukan sang nabi serta hambanya dengan sangat baik. Perbuatan baiknya melahirkan sukacita.
Bagaimana dengan kita, masihkah dapat memikirkan perbuatan baik apa yang bisa kita lakukan baik lingkungan sekitar, terutama bagi orang-orang yang telah benar-benar membantu dan pernah berbuat baik bagi kita?
Dan sekalipun kita tidak menerima balasan, masihkah kita bersukacita melakukan kebaikan bagi orang lain?
Matthew Henry pernah mengatakan, "Ada kebahagiaan yang disimpan bagi mereka di dunia yang akan datang, dan kita boleh yakin bahwa orang-orang yang murah hati akan diingat pada hari kebangkitan orang-orang benar, sebab beramal merupakan suatu tindak kebenaran. Amal sedekah mungkin tidak dibalas di dunia ini, sebab apa yang ada di dunia ini bukanlah hal-hal terbaik, dan karena itu Allah tidak akan membalas orang-orang terbaik dengan hal-hal duniawi. Tetapi ini sama sekali tidak berarti bahwa mereka kehilangan upah mereka, sebab mereka akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan. Pada saat itu akan tampak bahwa perjalanan-perjalanan yang ditempuh paling jauh akan membawa hasil-hasil yang paling bernilai, dan bahwa orang yang murah hati tidak akan rugi, melainkan akan mendapat untung yang tidak terhingga, dengan menunggu mendapat balasannya sampai pada hari kebangkitan."
Lukas 14:14 (AMD), "Kamu akan diberkati karena orang-orang ini tidak dapat membalas kebaikanmu. Mereka tidak memiliki apa-apa, tetapi pada waktu kebangkitan orang benar, Allah akan memberimu pahala."
That is the way to find happiness, because they have no means of repaying you. You will be repaid on the day when the righteous rise from the dead. (REB)
You'll be--and experience--a blessing. They won't be able to return the favor, but the favor will be returned--oh, how it will be returned!--at the resurrection of God's people. (MSG)
~ FG