Mungkin kita sering serta pernah mendengar istilah entah siapa yang pertama kali membuat ataupun menyebarkannya, yang berbunyi: Merendah di atas bukit. Atau: Merendah di atas gunung. Ataupun ada juga: Merendah di atas Monas.
Artinya, kerendahan hatinya pura-pura, maupun rendah hati yang memiliki motif tertentu.
Suatu kali, di sebuah kota di Inggris, seorang pria menerima medali serta penghargaan di sebuah ajang perlombaan untuk menjadi siapa yang paling rendah hati. Ketika ketua panitia mengalungkan medali di leher pemenangnya, saat itu juga medalinya diambil dan dilepas kembali oleh ketua panitia tersebut. Mengapa?
Karena, jelas pihak penyelenggara acara, "Humility is that elusive virtue that once you think you have it, you've lost it," atau dengan kata lain, sifat rendah hati itu cukup unik serta paradoks, saat kita merasa sangat sadar bahwa memilikinya, justru di situlah kita sesungguhnya masih belum punya kerendahan hati.
Hari ini, firman Tuhan mengingatkan kita untuk mau belajar supaya selalu rendah hati, selalu.
Efesus 4:2, "Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu."
Be humble always and gentle, and patient too, putting up with one another's failings in the spirit of love. (REB)
Always be humble, and do not demand your own rights. Be patient with each other, and, because you love each other, endure each other's irritating behavior/behavior that you do not like. (DEIBLER)
Tidak mudah memang, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Justru kalau kita merasa mudah melakukannya, berarti kita masih perlu belajar lebih lagi untuk merendahkan hati. Namun yakinlah, saat kita mau secara tulus menjadi rendah hati, Tuhan sendiri yang akan mengangkat serta memberkati.
1 Petrus 5:5 (TSI), "Kepada para pemuda, hendaklah kalian menaati para pemimpinmu. Hormatilah kemauan satu sama lain. Bersikaplah rendah hati kepada semua orang dan jangan menganggap dirimu lebih penting daripada saudara-saudari seimanmu, karena 'Allah melawan orang-orang yang sombong, tetapi berbaik hati kepada orang yang rendah hati.'"
Saudara-saudara yang masih muda, turutlah pimpinan mereka yang lebih tua. Hendaknya Saudara saling melayani dengan perasaan rendah hati, sebab Allah mengaruniakan berkat-berkat khusus kepada orang yang rendah hati, tetapi Ia menentang orang yang angkuh. (FAYH)
Likewise, you who are younger and of lesser rank, be subject to the elders (the ministers and spiritual guides of the church)--[giving them due respect and yielding to their counsel]. Clothe (apron) yourselves, all of you, with humility [as the garb of a servant, so that its covering cannot possibly be stripped from you, with freedom from pride and arrogance] toward one another. For God sets Himself against the proud (the insolent, the overbearing, the disdainful, the presumptuous, the boastful)--[and He opposes, frustrates, and defeats them], but gives grace (favor, blessing) to the humble. (AMP)
~ FG