Ketika bertanya kepada Pdt. Indarwanto Tarigan, atau yang lebih akrab dipanggil Pak Batu, mengapa sepertinya beliau kerap sekali terlihat senang serta sering mentraktir kami rekan-rekan sekerjanya, beliau hanya menjawab, bukan sekadar karena salah satu bentuk bahasa kasih, melainkan lebih pada memang menjadi sebuah kesenangan baginya untuk memberi.
Lagipula, beliau menyaksikan, telah melihat serta mengalami sendiri kebaikan-kebaikan Tuhan dalam hidupnya. Beliau pun percaya pada penyediaan dan pemeliharaan Tuhan. Jadi, perihal memberi, apalagi "cuma" mentraktir, merupakan perkara sederhana bagi beliau. Namun, kami pun mesti sadar serta tahu diri untuk tidak selalu memanfaatkan keadaan.
Tidak banyak orang punya sifat kemurahan hati.
Namun, itu perlu dilatih. Seperti halnya, ada seorang ibu mertua yang mempertahankan lemari es yang sudah dimilikinya bertahun-tahun dan tidak atau belum pernah menggantinya lagi dengan yang baru, agar dapat memberikan persembahan maupun bantuan dana bagi pekerjaan ladang Tuhan.
Ada juga seorang pengusaha Kristen yang menaruh sesuatu di sakunya setiap pagi untuk diberikan kepada orang lain, entah itu berupa barang tertentu maupun selembar uang. "Dengan selalu mencari kesempatan untuk memberi, saya menikmati hari yang indah," ujarnya.
Bersyukurlah apabila Allah mengaruniakan bagi kita sikap bermurah hati. Sebab, bukankah Ia sendiri juga murah hati?
Amsal 11:25 (TSI), "Orang yang mengulurkan tangan untuk memberkati dan mencukupi sesamanya akan menerima pertolongan juga sampai dia pun puas dan berkelebihan."
The one who blesses others is abundantly blessed; those who help others are helped. (MSG)
Orang yang suka menolong orang lain dengan hartanya mungkin saja bertambah kaya. Tetapi orang kikir mungkin kehilangan segala-galanya. Ya, orang yang murah hati akan menjadi kaya! Dengan menyirami orang lain, ia menyirami diri sendiri. (FAYH)
"Generosity determines prosperity in God's economy." ~ NET Bible Notes
~ FG