Dalam perjalanan iman kita, Alkitab mengingatkan supaya kita mengusahakan hidup damai dengan semua orang, dan menjaga kekudusan. Tuhan pasti rindu agar setiap anak-anak-Nya hidup dalam damai dengan sesama, rukun, dan menjaga hati tetap murni di hadapan-Nya.
Ibrani 12:14 (TSI), "Berusahalah hidup damai dengan semua orang. Dan jagalah kesucian hidupmu. Karena orang yang tidak berusaha hidup suci tidak mungkin akan bertemu TUHAN."
Jauhi segala pertengkaran dan berusahalah menjalani hidup yang bersih dan suci, sebab orang yang tidak suci tidak akan melihat Tuhan. (FAYH)
Work at getting along with each other and with God. Otherwise you'll never get so much as a glimpse of God. (MSH)
Kata "berusahalah" menandakan bahwa hidup damai dan kudus tidak terjadi secara otomatis, melainkan memerlukan niat, pengorbanan, dan pertolongan Tuhan. Mengampuni ketika kita ingin membalas. Mengalah ketika ego kita ingin menang. Menjaga pikiran, perkataan, dan perbuatan tetap bersih di tengah dunia yang penuh kompromi ini.
Mungkin ada saat-saat kita merasa sulit berdamai dengan orang lain atau menjaga kekudusan hidup, namun kita tidak berjalan sendirian. Roh Kudus menolong kita setiap hari untuk mengalahkan dosa, memperbaiki hubungan, dan memurnikan hati.
Lebih dalam lagi, firman-Nya menegaskan sebuah realitas rohani yang serius: tanpa kekudusan, kita tidak akan melihat Tuhan. Tanpa kekudusan tidak seorang pun dapat berguna bagi Allah (2 Tim. 2:20-21). Ini bukan hanya tentang pengalaman di surga kelak, tetapi juga tentang hubungan yang hidup dan nyata dengan Tuhan saat ini. Kekudusan membuka mata rohani kita untuk mengenal Dia lebih dalam lagi.
Nah, adakah hubungan yang perlu kita pulihkan hari ini? Adakah sikap ataupun kebiasaan yang menghalangi kita dari hidup kudus di hadapan Tuhan?
Kiranya kita senantiasa hidup seirama dengan Dia, berkomitmen untuk terus berusaha—bukan dengan kekuatan sendiri, melainkan pertolongan-Nya—agar hidup kita memuliakan Dia, dan menjadi pembawa damai maupun menjadi berkat di manapun kita berada.
~ FG