Mungkin ada beberapa kata dalam ayat berikut ini yang kerap terlewat oleh sebagian dari kita.
Matius 28:17, "Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu."
Beberapa orang ragu-ragu.
Ketika kami bertemu dengan Yesus di bukit itu, kami sujud menyembah-Nya. Namun peristiwa ini sangat mengherankan hingga ada di antara kami yang sulit percaya bahwa apa yang kami alami benar-benar terjadi. (TSI)
Di situlah mereka menjumpai Dia dan menyembah Dia. Tetapi beberapa di antara mereka masih kurang yakin bahwa Dia Yesus. (FAYH)
Ketika melihat Yesus mereka bersujud di hadapan-Nya, sekalipun beberapa orang masih bimbang. (KSKK)
The moment they saw him they worshiped him. Some, though, held back, not sure about [worship], about risking themselves totally. (MSG)
Bahkan di antara murid-murid yang telah hidup bersama-Nya, melihat Dia mengadakan mukjizat, masih dapat saja ragu-ragu. Demikian juga mungkin di antara kita sebagai orang Kristen.
Meskipun demikian, keraguan bukanlah akhir segalanya ataupun bahwa itu berarti tanda kegagalan, terutama dalam konteks pada waktu mereka menyaksikan kebangkitan-Nya tersebut, melainkan merupakan juga bagian dari proses pertumbuhan iman itu sendiri.
Karenanya, saat kita mengalami keraguan dalam iman, janganlah merasa malu ataupun berputus asa. Datanglah kepada Tuhan Yesus dengan semua pertanyaan kita. Dia lebih besar daripada keraguan kita, dan kasih-Nya cukup untuk menguatkan iman kita yang lemah.
Markus 9:24 (FAYH), "Segera ayah anak itu menjawab, 'Saya mempunyai iman, tetapi tolonglah agar saya mempunyai iman yang lebih besar!'"
At once the father of the boy gave [an eager, piercing, inarticulate] cry {with tears,} and he said, Lord, I believe! [Constantly] help my weakness of faith! (AMP)
~ FG