
Apakah Saudara pernah memakai sebuah reflektor? Benda sederhana itu mungkin sering kita lihat pada tas, sepatu, ataupun kendaraan seperti sepeda. Benda tersebut tidak memiliki sumber cahaya sendiri, tetapi ketika cahaya—entah dari lampu mobil, lampu jalan, atau senter—menerpanya, maka akan memantulkan cahaya itu kembali dengan kuat.
Di siang hari, mungkin reflektor mungkin tak terlalu diperlukan ataupun tidak terlihat istimewa. Tetapi di malam hari, saat kegelapan menyelimuti, reflektor menjadi sangat penting serta berguna. Mengapa? Karena bisa menjadi penanda, penunjuk arah, dan penyelamat bagi seorang pesepeda, pelari, ataupun pejalan kaki yang memakainya agar terlihat dan terhindar dari risiko bahaya.
Reflektor adalah gambaran yang sangat tepat untuk kehidupan rohani kita sebagai orang percaya.
Reflektor tidak menghasilkan cahaya dari dirinya sendiri. Sama seperti kita. Kita bukanlah sumber terang. Yesus dengan tegas berkata, "Akulah terang dunia" (Yohanes 8:12). Semua terang yang kita miliki adalah pantulan dari terang Kristus. Tanpa Dia, kita akan gelap dan tidak bisa menjadi penanda arah yang benar bagi dunia. Kehidupan kita yang bersinar, kebaikan, sukacita, dan pengharapan kita, semuanya berasal dari satu Sumber, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Nah, apakah hari ini kita masih tetap terhubung dengan-Nya?
Reflektor baru benar-benar berfungsi optimal dan terlihat manfaatnya justru di malam hari, saat gelap. Dunia kita sering kali diliputi kegelapan—kegelapan hati, keputusasaan, ketidakadilan, kebencian, dan kesendirian. Di saat-saat seperti itu, kehidupan kita sebagai "reflektor" menjadi sangat berarti. Saat rekan kerja dilanda masalah, menjadi pendengar yang sabar adalah memantulkan terang. Saat suasana kompetitif penuh kecurangan, memilih untuk jujur adalah memantulkan terang. Kita dipanggil untuk bersinar paling terang justru di tengah situasi yang paling kelam. Dan di manapun kita berada, hendaknya menjadi terang.
Reflektor dirancang untuk memantulkan cahaya kembali ke arah sumber cahaya datang, sehingga menarik perhatian. Begitu juga dengan kita. Tujuan utama kita memantulkan terang Kristus adalah bukan untuk memuliakan diri sendiri, tetapi agar orang lain yang melihat perbuatan baik kita akhirnya memuliakan Bapa di surga (Matius 5:16). Apakah hidup kita mengarahkan pandangan orang kepada kita sendiri, atau kepada Yesus, Sang Sumber Terang?
"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16)
Tetaplah bersinar untuk-Nya, di manapun kita berada.
~ FG