Mungkin kita pernah mendengar istilah:
"Menggantungkan sepatu."
"Menggantungkan raket."
"Menggantungkan sarung tinju."
Yang artinya, kemungkinan besar adalah orang itu atau sang atlet yang bersangkutan dengan cabang olahraga tertentu tersebut pensiun maupun berhenti melakoni apa yang selama ini dilakukannya di cabang olahraganya.
Tetapi pernahkah kita mendengarkan tentang istilah:
"Menggantungkan kecapi."
Mazmur 137:1-2, "Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita."
Menurut penjelasan Pdt. Markus Simanjuntak, istilah 'menggantungkan kecapi' pada masa itu artinya mereka berhenti untuk memuji Tuhan. Seolah-olah frustrasi karena merasa percuma saja memuji, menyembah Tuhan, dan berdoa, tetapi tidak memperoleh jawaban doa, ataupun keadaan yang masih tetap sama, malahan semakin menyusahkan.
Dengan kata lain, kemungkinan besar mereka menyerah. Menyerah di dalam iman mereka.
Bagaimana dengan kita hari-hari ini?
Adakah hal-hal yang membuat ataupun apakah kita menyerah dan berhenti memuji-muji Tuhan dengan misalnya lagu-lagu pujian yang sebenarnya dapat menguatkan iman? Apakah kita berhenti mengingat-ingat kebaikan-kebaikan-Nya, dan kasih-Nya yang di awal kelahiran baru kehidupan rohani kita yang telah menyelamatkan, mengubahkan serta masih terus-menerus memperbarui kita dari dalam?
Apakah kita akan berhenti begitu saja membaca, merenungkan, mempercayai setiap firman-Nya yang penuh dengan kuasa yang nyata dan hidup?
Akankah kita juga menggantungkan kecapi?
Janganlah berhenti.
Mazmur 145:1-2, "Puji-pujian dari Daud. Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya."
I WILL extol You, my God, O King; and I will bless Your name forever and ever [with grateful, affectionate praise]. Every day [with its new reasons] will I bless You [affectionately and gratefully praise You]; yes, I will praise Your name forever and ever. (AMP)
I lift you high in praise, my God, O my King! and I'll bless your name into eternity. I'll bless you every day, and keep it up from now to eternity. (MSG)
Mazmur 103:1-2, "Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!"
BLESS (AFFECTIONATELY, gratefully praise) the Lord, O my soul; and all that is [deepest] within me, bless His holy name! Bless (affectionately, gratefully praise) the Lord, O my soul, and forget not [one of] all His benefits. (AMP)
O my soul, bless GOD. From head to toe, I'll bless his holy name! O my soul, bless GOD, don't forget a single blessing! (MSG)
~ FG