Ketika Daud menulis Mazmur 51, ia mungkin merenungkan kembali rasa bersalahnya dan hancur hatinya setelah dosanya dengan Batsyeba. Di tengah rasa malu, ia berseru kepada Tuhan.
"Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!"
Apa itu hisop? Hisop adalah tanaman kecil yang sering dipakai dalam ritual penyucian orang Israel. Pada malam Paskah pertama (Keluaran 12), hisop dipakai untuk mengoleskan darah anak domba pada pintu rumah, sehingga malapetaka tidak masuk. Hisop juga dipakai dalam upacara pentahiran orang najis (Imamat 14), dan bahkan disebut saat Yesus di salib (Yohanes 19:29) ketika sebuah ranting hisop digunakan untuk mengangkat anggur asam ke bibir-Nya.
Makna rohani dari hisop sangat dalam:
Mengapa Daud berdoa dengan hisop? Karena ia tahu, tidak ada upaya manusia yang bisa benar-benar membersihkan dosa. Hanya Allah yang sanggup mencelupkan kita dalam darah Anak Domba-Nya dan membuat kita lebih putih daripada salju.
Mazmur 51:7 (FAYH), "Perciki aku dengan darah yang menyucikan dan aku akan bersih kembali. Basuhlah aku dan aku akan menjadi lebih putih daripada salju."
Purify me with hyssop, and I shall be clean [ceremonially]; wash me, and I shall [in reality] be whiter than snow. (AMP)
Soak me in your laundry and I'll come out clean, scrub me and I'll have a snow-white life. (MSG)
Dosa bukan hanya tindakan salah, tetapi juga kondisi hati yang jauh dari Allah. Hanya Tuhan yang sanggup melunakkan hati nurani yang keras dan menyucikannya sampai tuntas, memurnikannya. Pertobatan sejati bukan sekadar rasa bersalah, tetapi keharuman kasih yang lahir dari hati yang dikembalikan kepada Tuhan.
~ FG