Daud, mungkin kita sering mendengarnya.
Doeg, mungkin tak banyak dari kita yang mendengarnya.
Siapakah dia? Doeg adalah orang Edom yang menjadi kepala dari gembala-gembala raja Saul.
Ketika Daud melarikan diri dari kejaran Saul dan para prajuritnya, Daud pergi ke Nob menemui imam Ahimelekh di sana. Doeg, yang juga sedang berada di sana mungkin untuk mengikuti perayaan keagamaan, sempat melihat Ahimelekh memberi Daud roti, dan pedang Goliat yang dikalahkannya.
Doeg menggunakan hal itu untuk memfitnah imam Ahimelekh kepada Saul, memutarbalikkan fakta, dan menuduh Ahimelekh bersekongkol dengan Daud melawan raja Saul, sehingga raja Saul sendiri yang memerintahkan Doeg untuk membunuh para imam di Nob karena hasutannya. Termasuk kaum perempuan, anak-anak, bahkan hewan pun dibunuhnya dengan keji.
Meski akhir hidup Doeg mungkin tak dijelaskan di dalam Alkitab, namun Tuhan Allah pasti melihat perbuatannya yang jahat, bahkan mengutuknya.
Mazmur 52:1-5, "Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran Daud, ketika Doeg, orang Edom itu, datang memberitahukan kepada Saul, bahwa Daud telah sampai di rumah Ahimelekh. Mengapa engkau memegahkan diri dengan kejahatan, hai pahlawan, terhadap orang yang dikasihi Allah sepanjang hari? Engkau merancangkan penghancuran, lidahmu seperti pisau cukur yang diasah, hai engkau, penipu! Engkau mencintai yang jahat lebih dari pada yang baik, dan dusta lebih dari pada perkataan yang benar. Sela. Engkau mencintai segala perkataan yang mengacaukan, hai lidah penipu! Tetapi Allah akan merobohkan engkau untuk seterusnya, Ia akan merebut engkau dan mencabut engkau dari dalam kemah, membantun engkau dari dalam negeri orang-orang hidup."
Meskipun Doeg hanya muncul dalam beberapa ayat, kisahnya memberikan sejumlah pelajaran penting. Apa yang dapat kita petik dan pelajari dari peristiwa yang dialami oleh Ahimelekh, Daud, dan Doeg tersebut?
Mazmur 73:17-19 (VMD), "Kemudian, ya Allah, aku pergi ke Rumah-Mu dan aku mengerti apa yang akan terjadi terhadap orang jahat. Engkau telah menempatkannya ke dalam bahaya. Engkau membuat mereka mudah jatuh dan binasa. Kesulitan dapat terjadi tiba-tiba, dan mereka akan dimusnahkan. Hal-hal mengerikan dapat terjadi atas mereka lalu mereka lenyap."
Kemudian, pada suatu hari aku masuk ke dalam tempat kudus Allah untuk merenung. Terpikirlah olehku akan masa depan orang-orang jahat itu. Sesungguhnya jalan yang sedang mereka tempuh sangat licin -- dengan tiba-tiba Allah akan membiarkan mereka tergelincir ke dalam jurang kebinasaan mereka. Dengan seketika kebahagiaan mereka diganti dengan ketakutan yang kekal. (FAYH)
Until I entered the sanctuary of God. Then I saw the whole picture: The slippery road you've put them on, with a final crash in a ditch of delusions. In the blink of an eye, disaster! A blind curve in the dark, and--nightmare! (MSG)
~ FG