Ada seorang ayah yang kehilangan pekerjaan. Ia merasa gagal, terluka oleh omongan orang, dan menyesali masa lalunya.
1 Korintus 1:9 (TSI), "Allah selalu bisa dipercaya. Dialah yang sudah memanggil kalian untuk bergabung dalam persatuan dengan Anak-Nya, yaitu Kristus Yesus, Penguasa kita."
Pasti Allah melakukan hal ini bagi Saudara, karena Ia selalu melakukan apa yang dikatakan-Nya, dan Dialah yang telah mengajak Saudara masuk ke dalam persekutuan yang indah dengan Anak-Nya, yaitu Kristus, Tuhan kita. (FAYH)
God is faithful (reliable, trustworthy, and therefore ever true to His promise, and He can be depended on); by Him you were called into companionship and participation with His Son, Jesus Christ our Lord. (AMP)
Ada tiga hal dalam hidup ini yang tidak bisa kita ubah: masa lalu, luka, dan kematian. Masa lalu sering membuat kita menyesal. Ada keputusan yang salah, kegagalan, atau dosa yang ingin kita hapus, tetapi tetap membekas.
Luka hati terasa berat, apalagi jika datang dari orang-orang yang kita kasihi. Kadang kita bertanya-tanya, "Apakah luka ini bisa sembuh?"
Kematian adalah kepastian yang tidak bisa dihindari oleh siapa pun. William Wallace pernah berkata, "All man dies, not all man really lives," atau sesungguhnya kita semua akan meninggal dunia sebagai manusia, namun sementara masih ada di dunia ini tidak semua orang sungguh-sungguh menghidupi dan menjalani kehidupan mereka dengan sebaik-baiknya.
Hidup dengan keterbatasan-keterbatasan seperti itu memang tidak mudah. Tetapi kabar baiknya: Allah tetap setia.
Dia tidak pernah meninggalkan kita, bahkan ketika kita jatuh, hancur, dan merasa tidak berdaya. Kasih-Nya tidak datang karena kita sempurna, tetapi karena Dia tahu siapa kita sebenarnya.
Misalnya, kembali tentang seorang ayah yang kehilangan pekerjaan tadi di atas. Ia merasa gagal, terluka oleh omongan orang, dan menyesali masa lalunya. Namun, di tengah keadaan itu ia belajar datang pada Tuhan. Perlahan hatinya dipulihkan, ia menemukan pekerjaan baru, dan yang lebih penting, ia merasakan bahwa Allah tidak pernah meninggalkannya. Mungkinkah Saudara dan saya yang sedang mengalami seperti itu?
Kita diingatkan hari ini, masa lalu memang tak bisa diubah, tapi bisa dipakai oleh Tuhan untuk membentuk masa depan yang baru, asal kita bersedia, dan percaya pada-Nya.
Luka hati tak selalu sembuh dengan waktu, tetapi akan dipulihkan oleh kasih Kristus bila kita menyerahkan segala sesuatunya.
Dan kematian sesungguhnya bukanlah akhir bagi orang percaya, melainkan pintu menuju hidup kekal bersama-Nya.
Jadi, kita bukan proyek gagal yang harus dibuang. Kita adalah pribadi yang layak ditebus, dipulihkan, dan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Tuhan Yesus. "Imanuel", Allah yang beserta kita, adalah jaminan bahwa kita tidak pernah sendiri.
~ Pdp. Benediktus Setiawan