GBI PRJ (CK7)

Mazmur 116 : 7
Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu.

Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, karena satu tubuh kita ini sifatnya holistik atau secara menyeluruh saling berpengaruh, ada unsur mental dan jiwa di dalamnya. Kita mesti melihat manusia sebagai satu-kesatuan yang utuh. Dan Tuhan sudah menciptakan kita sebagai manusia secara utuh. 

Kesehatan mental juga bisa dipengaruhi dari pola asuh masa kecil ataupun masa lalu yang bisa mempengaruhi saat kita menjadi dewasa. Selama kita mau belajar dan memahani teori yang baik, maka bisa menolong kita, sebab tidak ada pribadi maupun keluarga yang sempurna. Dan sekalipun tidak bisa lepas dari pengaruh pola asuh orangtua kita dan pengalaman latar belakang keluarga, tetapi ada unsur psikologi yang kita bisa pelajari serta bertumbuh lebih baik melaluinya. 

Sebab masalah psikologis bisa dipulihan apabila kita mau belajar berubah, dan bertumbuh.

Bagaimana cara membedakan mental health atau mental victim? Ini bisa diketahui saat tujuannya datang konseling apakah mau berubah, ataukah malah mau mengubah orang lain. Penting juga bagi konselor mengetahui hal tersebut, yaitu untuk menolong dan memahami andil konseli atau orang yang datang untuk menerima konseling dalam suatu situasi, perlu diketahui yang bermain mental victim (mental merasa diri sebagai korban) yang hanya mau mengubah orang lain, karena menganggap yang bermasalah bukanlah dirinya. 
 
Apakah orang yang kesepian juga merupakan ciri orang memiliki gangguan mental? Pada dasarnya, Tuhan berelasi. Dia juga Allah Tritunggal. Kita juga sebagai ciptaan-Nya adalah manusia yang berelasi. Selain itu, sejak awal Tuhan tidak menciptakan online, ini yang menyatakan bahwa secara psikologis, manusia memerlukan sentuhan fisik, bukan cuma teman dalam dunia maya.  
 
Konten-konten yang yang ada di media sosial apakah bisa dipercaya? Walaupun tidak semuanya jelek, tetapi kita perlu meyeleksi karena tidak semua konten bisa dipercaya, dan jangan melakukan self-diagnosis atau sembarangan memberi label dan diagnosis pada diri sendiri maupun  orang lain. 

Lalu, bagaimana saat seseorang sadar dirinya bermasalah, namun terkendala biaya konsultasi yang mahal? Jika takut mencari bantuan, ada lembaga-lembaga Kristen yang memberikan konselor atau bimbingan konsultasi. Sebab, terkadang manusia hanya perlu curhat, jadi tidak perlu dikomentari, bahkan sampai di-judge atau dihakimi. Dan sebagian orang merasa khawatir kisah hidupnya bisa diketahui oleh orang lain, dan tidak mau merepotkan orang lain. Karenanya, cobalah mencari komunitas yang aman dan bisa dipercaya.

Pola asuh yang bagaimana yang paling sering bisa melukai mental anak? Perlu dipahami, pola asuh zaman dulu mungkinn beda dengan pola asuh tahun 2.000-an sekarang. Pola asuh modern lebih “demokratis” yang mempengaruhi anak-anak memiliki mental lembek seperti stroberi. Pola asuh ataupun parenting di sekolah penting, namun jangan lupakan pola asuh orangtua juga sangat berperan penting dalam mendidik anak. Ada peran dan otoritas orangtua memberikan pengajaran untuk mana yang boleh, dan mana yang tidak boleh.

Jika sudah mengelami pola asuh yang salah, bagaimana kita menjaga kesehatan mental? Kenali dulu trigger-nya atau pemicunya; sadari itu, dan miliki self-awareness atau kesadaran diri penuh. Karena itu, kenali apa yang kurang dari kehidupan pribadi yang sedang kita alami. Ada multiple factors atau banyak faktor penyebab, jadi jangan hanya menyalahkan salah satu peran orangtua saja, dan jangan ‘playing victim’ atau bermain mental korban. Belajarlah dari masa lalu untuk bisa memiliki titik akhir hidup yang terbaik.

Bagaimana jika seseorang menyadari kesehatan mentalnya, tetapi merasa minder atau takut untuk menceritakannya? Kita perlu melatih pola pikir yang sehat, belajar memulai dari sedikit dulu, latih pikiran kita pelan-pelan, sedikit demi sedikit. Ketika kita memulai apa pun, lebih baik memulainya dengan langkah-langkah kecil dulu. Hanya orang yang berani mencobalah, dan berani gagal yang bisa berhasil pada akhirnya. Belajar setia dengan perkara yang kecil dahulu, maka nanti Tuhan bisa percayakan hal yang lebih besar.

1 Petrus 5 : 7
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

Apakah manusia bisa dipengaruhi oleh roh jahat dalam kesehatan mentalnya? Orang yang sehat dan stabil emosinya dapat saja tetap memiliki emosi, sehingga bisa membedakan antara realitas, dan mana yang bukan realitas, namun tugas kita ialah jangan membuka celah. 

Kesehatan mental tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh ‘single factor’, tapi terjadi dari ‘multi factors’ atau banyak hal. Ada keluarga jasmani, dan ada keluarga rohani. Dan janganlah kita hanya mengandalkan diri sendiri, melainkan andalkanlah Tuhan. 

Untuk menjadi manusia yang sehat, kita perlu memiki pikiran yang sehat, perilaku yang bertumbuh sebagai orang percaya, dan hanya Roh Kudus yang bisa menolong proses pertumbuhan rohani kita. Bertumbuhlah baik secara jasmani dan rohani, fisik dan mental kita sama-sama bertumbuh. 

Tuhan Yesus Memberkati