Kalau ada orang jenius, lalu kuliah di universitas terbaik di dunia ini, dan ketika lulus, ada perusahaan yang menginginkan dan memanggil dia, itu disebut sebagai panggilan kerja.
Jika misalnya, kita seorang profesional, entah itu bergerak di bidang hukum, medis, ataupun lainnya, lalu negara membutuhkan dan memanggil kita, maka itu disebut sebagai panggilan dinas.
Sekarang jikalau kita dipenuhi karunia Roh Kudus, dan Tuhan memanggil kita untuk berdoa, maka itu disebut sebagai panggilan mezbah. Apa itu mezbah? Yang pertama, itu adalah satu tempat pertemuan dengan Tuhan. Jadi, setiap orang yang ke mezbah, pasti melakukan pertemuan dengan Tuhan, dan biasanya mengalami situasi-situasi tertentu. Yang kedua, mezbah adalah tempat untuk meletakkan korban, saat kita menaikkan doa dan melakukan puasa di hadapan-Nya.
Hari ini, kita akan belajar mengenai mezbah dari tiga tokoh, yakni Raja Yosafat, Raja Daud, dan Ratu Ester. Mereka semua mendengar panggilan mezbah, dan mendekat ke mezbah.
Ketika Raja Yosafat mendengar bani Amon, bani Moab, dan sepasukan Meunim dalam waktu bersamaan menyerang, akhirnya membuatnya mendekat, merapat kepada mezbah. Raja Daud, saat melihat Ziklag terbakar habis, rakyatnya ditawan pasukan Amalek, maka Daud mendekat, merapat pada mezbah. Lalu, Ratu Ester, peristiwa apa yang membawanya merapat ke mezbah? Yaitu ketika Raja Ahasyweros mengeluarkan perintah untuk membinasakan seluruh umat Yahudi.
Pada waktu umat-Nya mengadakan mezbah, melakukan doa dan puasa, terjadilah pertolongan yang ajaib dari Tuhan. Baik ketika Raja Yosafat terhimpit, Raja Daud kehilangan, dan Ratu Ester merelakan risiko kehilangan nyawanya, ketika mereka merapat pada mezbah, merespons terhadap panggilan mezbah, saat itulah Tuhan melakukan pertolongan-Nya.
Kadang kita juga mengalami himpitan-himpitan ataupun situasi-situasi yang membuat kita merasa terhimpit, dan tidak bisa keluar dari himpitan itu. Atau, kita mungkin kehilangan dalam berbagai hal. Lalu, kita mendekat, merapat pada mezbah. Namun, ada satu yang berbeda mengenai panggilan mezbah, terutama yang dialami oleh Ester. Mengapa? Berbeda dari Yosafat dan Daud, sebenarnya Ester bisa saja memilih untuk tidak menanggung beban.
Ratu Ester waktu itu sebenarnya tidak terhimpit ataupun kehilangan apabila hanya memikirkan dirinya sendiri, dan menyembunyikan identitas sejatinya. Namun, dia mendengar adanya ancaman terhadap bangsanya yang hendak dibinasakan oleh Haman melalui Raja Ahasyweros. Selain itu, Ester hidup di dalam istana, dan mungkin yakin bahwa raja pasti mengasihinya.
Namun, di situlah terlihat kerelaan hati Ester karena dia memilih merapat ke mezbah, merespons panggilan mezbah. Kalau kita terhimpit ataupun kehilangan, saat merapat ke mezbah, mungkin akan mendapat pertolongan Tuhan pada waktunya dengan cara yang ajaib. Tetapi, ketika kita datang dengan kerelaan hati, kita sedang merespons satu panggilan mezbah. Dan di situlah kita meletakkan satu korban di atas mezbah.
Apa yang membuat Ratu Ester yang dari sesungguhnya tidak punya beban, akhirnya mau menanggung beban, dan merespons panggilan mezbah?
Ester 4 : 13 - 14
Maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: "Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi. Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu."
Mordekhai mengingatkan Ester, bahwa yang membuatnya menjadi ratu itu adalah Tuhan yang memilihnya dari perempuan Yahudi yang biasa-biasa saja, untuk menjadi seorang yang berposisi tinggi mendampingi seorang raja yang sangat berkuasa. Tuhan melakukan itu semua karena Ia mempunyai rencana untuk setiap jabatan dan posisi yang ada. Jadi, bukan sekadar karena kecantikan, tetapi ada fungsi yang Tuhan taruh di dalam dirinya untuk mulai bekerja.
Dan di situlah, ujian kerelaan hati muncul.
Demikian juga bagi kita saat kita. Kita sudah ditebus oleh Tuhan Yesus dari dosa. Di dalam kita ada kuasa dan karunia Roh Kudus. Tuhan mengangkat dan memakai hidup kita di manapun, bahkan di tempat dan di posisi-posisi yang terbaik, supaya Ia bekerja melalui kita untuk menjangkau jiwa-jiwa.
Namun, apakah dengan rela hati kita mau maju ke mezbah, merespons panggilan-Nya?
Jika ya, maka karunia-karunia Roh Kudus, kekuatan dan kuasa Tuhan mulai tampak dahsyat dan bekerja melalui hidup kita.
Atau, apakah kita memilih untuk cuek saja terhadap situasi negara kita maupun keadaan dunia hari-hari ini? Lalu memakai alasan apa pun untuk berdiam diri, dan merasa tidak ada waktu untuk berdoa, apalagi bagi bangsa ini. Atau, kita merasa bukan siapa-siapa, dan merasa sudah terlalu banyak himpitan beban hidup sendiri. Serta mengalami berbagai kehilangan.
Namun, janganlah biarkan api Roh itu padam, melainkan jagalah api yang ada di atas mezbah korban supaya terus menyala. Sebab jika tidak, maka akan padam, sehingga kita tidak peduli dengan banyak hal yang lain, karena kita tidak memiliki ataupun menaruh korban kerelaan. Namun, jika kita mau merespons dengan kerelaan hati terhadap panggilan mezbah, maka api Roh di dalam hidup kita akan terus menyala.
Imamat 6 : 12 - 13
Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban keselamatan di sana. Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam.
Karena itu, renungkanlah: Mengapa hidup keKristenan kita biasa-biasa saja? Kenapa kita tidak ‘on fire’, menyala-nyala dalam Tuhan? Apa sebabnya kita hanya merasa beban hidup kita sendiri yang selalu mendera, dan sepertinya tidak bisa bisa lepas dari situasi itu? Yaitu, karena kita tidak sadar tentang posisi karunia yang Tuhan tempatkan di dalam kita.
Saat kita rela hati, dan mau meletakkan korban, barulah ketika ada korban di atas mezbah, api Tuhan itu akan menyambar. Ketika kita datang merapat ke mezbah, menaikkan korban kerelaan hati kita di hadapan-Nya, dan berdoa dengan rela hati, bukan sekadar menangisi beban, melainkan demi jiwa-jiwa, maka pada saat itulah api Tuhan menyambar segala sesuatu yang dalam hidup kita, sehingga kita menjadi lebih semangat melakukan banyak hal untuk memuliakan nama-Nya. Bukan dengan kuat atau gagah kita, melainkan karena Roh-Nya yang bekerja di dalam kita.
Dengan begitu, kita mengetahui posisi dan kedudukan kita, serta tetap menyala-nyala dalam Dia, karena ada korban yang kita naikkan melalui kerelaan hati. Maukah kita terlibat dalam kegerakan doa, untuk merapat ke mezbah, dengan rela hati menaikkan korban, supaya roh kita tidak padam?
Suatu kali, hamba Tuhan, Dwight L. Moody bertemu dengan seorang anak muda yang berkata, "Saya tidak perlu berdoa ataupun ke gereja, selama saya mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan, maka saya tetap selamat, saya tetap orang Kristen.” Saat itu, mereka di dalam ruangan yang ada tungku pembakaran yang menyala.
Kemudian, Dwight L. Moody mengatakan, "Coba ambil satu ranting yang ada di tungku itu, dan keluarkan." Setelah dikeluarkan, ranting itu lama-lama mulai akhirnya padam. Hamba Tuhan itu mengatakan, "Lihatlah, pada waktu kita tidak berada di dalam tungku, tidak berada di dalam nyala api, maka kita akan seperti ranting yang padam ini. Kita akan sendirian dan merasa sebagai ranting yang bisa membuat api, tetapi ketika kita tidak bersama-sama untuk melakukannya, maka kita hanyalah ranting yang padam.”
Tuhan Yesus Memberkati
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Buah Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Buah Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz



