Matius 6:21-23, "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu."
Remember that the things that you think are the most valuable are the things that you will be constantly concerned about. So if you want to be storing treasures in heaven, you need to be constantly thinking about God and heaven, instead of your earthly possessions. Your eyes are like a lamp for your body, because they enable you to see things. So if your eyes are healthy, you are able to see everything well. Similarly, if you are generous with your money and other possessions, you will be able to know much of what God wants you to know. But if your eyes are bad, you are not able to see things well. And if that continues, the time will come when you will not be able to see at all. You will be in complete darkness. Similarly, if you continue to be greedy, you will be in spiritual darkness. If all that your eyes can see and your mind can think about involves your greedily desiring material possessions, all that you do will be evil. (DEIBLER)
Dalam menjalani hidup yang singkat ini, orang yang hidupnya hanya terpaut pada mengejar uang akan lebih menderita ketimbang orang yang telah dimerdekakan dari rasa cinta akan uang, sebab harta tidaklah serta-merta menjamin kebahagiaan.
1 Timotius 6:10, "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka."
Karena cinta akan uang adalah penyebab utama dari segala kejahatan. Banyak orang sudah tersesat dan meninggalkan keyakinan mereka kepada Kristus demi mengejar harta duniawi. Pada akhirnya, yang mereka dapatkan hanya sakit hati yang pedih dan penderitaan yang berat. (TSI)
Mengejar uang seumur hidup itu percuma dan akan sia-sia, sebab jika kita meninggalkan dunia ini sepeser pun tidak ada yang akan bisa kita bawa. Lagipula, sewaktu kita lahir pun tidak ada sehelai benang pun yang menempel di kulit kita, bukan?
Apalagi, uang yang didapat dengan cara yang tidak jujur. Dan meskipun dunia menertawakan kejujuran, ingatlah bahwa mata Tuhan ada di mana mana, dan mengawasi, Dia ingin agar kita tetap bertahan dalam iman.
Pengkhotbah 6:2, "Orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit."
Ada kalanya Allah memberi kekayaan, kehormatan dan harta benda kepada seseorang, sehingga tak ada lagi yang diinginkannya. Tetapi Allah tidak mengizinkan dia menikmati semua pemberian itu. Sebaliknya, orang yang tidak dikenal-Nya akan menikmati kekayaan itu. Jadi, semua itu sia-sia dan menyedihkan. (BIS)
Allah telah memberikan kepada beberapa orang kekayaan dan kehormatan yang besar sehingga mereka dapat memperoleh segala sesuatu yang diingini mereka, tetapi Ia tidak memberi mereka kesehatan untuk menikmatinya. Mereka mati dan orang lain mendapat semua kekayaan itu. Ini adalah kesia-siaan dan merupakan kenyataan yang pahit. (FAYH)
~ IHT