Ulangan 8:7–9a, "Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air, dan danau yang keluar dari lembah serta gunung-gunung; suatu negeri dengan gandum dan jelai, pohon anggur, pohon ara, dan pohon delima; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madu; suatu negeri di mana engkau akan makan roti dengan tidak berkekurangan, dan di mana engkau tidak akan kekurangan apa pun…"
Bangsa Israel sering disebut bangsa yang banyak bersungut-sungut. Padahal Allah telah menjanjikan mereka sebuah negeri yang luas, subur, dan berlimpah susu serta madu. Namun alih-alih bersyukur dan bersiap mengelola berkat itu, mereka lebih sering mengeluh di padang gurun karena merasa lapar, haus, lelah, bahkan merindukan kembali masa perbudakan di Mesir.
Kenyataannya, janji Allah bukan berarti kemudahan instan. Tanah Kanaan memang subur, tetapi memerlukan pengelolaan: menanam, mengairi, menjaga, mengatur. Tuhan memberi potensi berkat, tetapi manusia perlu mengelolanya dengan iman dan ketaatan.
Mengeluh hanya membuat mata hari kita kabur akan kesempatan. Mengelola membuka jalan bagi berkat yang nyata.
Sering kali kita pun mungkin begitu. Saat menghadapi tantangan hidup, kita lebih cepat bersungut-sungut daripada melihat potensi yang Tuhan sudah sediakan. Kita melihat masalah, bukan potensi; kita mendengar rintangan, bukan janji. Padahal Tuhan mungkin sedang membawa kita ke "tanah yang berlimpah susu dan madu", hanya saja kita perlu belajar mengelola, bukan sekadar menuntut, apalagi bersungut-sungut.
Nah, apakah kita lebih sering mengeluh daripada mengelola apa yang Tuhan percayakan? Adakah berkat yang sekiranya sebenarnya sudah ada di depan mata, tetapi kita seperti mengabaikan karena sibuk menyalahkan keadaan, mencari-cari kesalahan, dan hanya melihat kekurangan?
Semoga kita memperoleh hikmat serta ketekunan untuk mengelola dengan baik apa pun berkat serta berbagai hal yang Tuhan sudah percayakan. Supaya masa hidup kita tidak sekadar dihabiskan dengan keluhan, tetapi dengan pengelolaan yang menghasilkan buah dalam kehidupan.
~ FG