Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita sering merasa sangat terburu-buru. Bahkan, mungkin saat ini pun kita sedang melakukannya. Saya pun beberapa kali mengalaminya.
Misalnya, banyak kita ingin doa-doa kita segera dijawab, masalah cepat terselesaikan, dan harapan atau impian kita cepat terwujud. Namun, kita mungkin lupa bahwa Tuhan bekerja dengan waktu-Nya sendiri, bukan dengan waktu kita.
Melihat pengalaman nyata dalam Alkitab, kita menemukan banyak contoh bagaimana Tuhan bekerja tanpa terburu-buru, tetapi selalu tepat waktu. Salah satunya, ketika Lazarus sakit, Yesus tidak langsung datang untuk menyembuhkannya. Sebaliknya, Ia menunggu bahkan hingga Lazarus wafat, sehingga kebangkitan Lazarus menjadi kesaksian yang lebih besar akan kuasa Tuhan. Penundaan dari Tuhan bukanlah penolakan, melainkan dapat menjadi bagian dari rancangan dan rencana-Nya yang lebih besar. Masa penantian pun terkadang merupakan waktu untuk Tuhan membentuk karakter serta iman kita agar makin kuat.
Bagaimana dengan kita hari-hari ini? Mungkin ada doa-doa kita yang belum dijawab, atau janji Tuhan yang belum tergenapi. Namun, percayalah dan tetap berharap bahwa Tuhan tidak pernah terlambat. Dia tahu kapan waktu yang terbaik untuk menjawab doa-doa kita.
Jadi, jangan khawatir jika sesuatu tidak terjadi sesuai dengan jadwal atau kehendak kita. Tuhan tidak pernah terburu-buru, tetapi Dia juga tidak pernah terlambat. Dia selalu bekerja dalam waktu yang sempurna untuk membawa kita pada rencana-Nya yang terbaik.
Yohanes 11:6 (TSI), "Dia tidak langsung berangkat ke rumah mereka, tetapi masih tinggal dua hari lagi di tempat-Nya bersama kami murid-murid-Nya."
Meskipun demikian, setelah Yesus mendengar kabar bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat Ia berada. (VMD)
Therefore [even] when He heard that Lazarus was sick, He still stayed two days longer in the same place where He was. (AMP)
Yohanes 11:4 (BSD), "Ketika Yesus menerima berita itu, Ia berkata, 'Lazarus tidak akan mati karena penyakit itu. Allah akan memakai itu untuk menunjukkan bahwa Ia sangat berkuasa. Juga supaya orang melihat bahwa Anak Allah berkuasa.'"
Tetapi, ketika Yesus mendengar hal itu, Ia berkata, "Penyakitnya bukanlah untuk mematikan, melainkan untuk menyatakan kemuliaan Allah. Aku, Anak Allah, akan dipermuliakan oleh keadaan itu." (FAYH)
When Jesus got the message, he said, "This sickness is not fatal. It will become an occasion to show God's glory by glorifying God's Son." (MSG)
~ FG