Saat teduh. Itu adalah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan waktu yang orang Kristen gunakan umumnya untuk membaca dan merenungkan Alkitab atau berdoa dan bersekutu dengan Allah secara pribadi.
Tapi, apa perlunya bersaat teduh dan mengapa kita orang percaya seharusnya memiliki saat teduh?
Markus 1:35 berkata bahwa pagi-pagi benar, Yesus bangun dan pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa.
Mari perhatikan beberapa hal tentang ayat ini. Pertama, doa pribadi merupakan sesuatu yang perlu dan penting, karena Ia butuh hadirat serta campur tangan Allah Bapa dalam pekerjaan dan pelayanan-Nya di bumi.
Kedua, Ia merasa perlu untuk berdoa di tempat yang sunyi, jauh dari hiruk-pikuk dunia, bahkan dari murid-murid-Nya. Ketiga, bahwa waktu teduh seperti pagi-pagi benar adalah waktu yang penting digunakan untuk berdoa. Keempat, jikalau Yesus saja merasa perlu untuk berdoa, terlebih lagi kita.
Alangkah baiknya bagi kita untuk meneladan kebenaran-kebenaran yang Tuhan Yesus lakukan selama Ia ada di dunia, termasuk "bersaat teduh" atau bersekutu secara pribadi dengan Allah.
Ia memang memberi teladan untuk berdoa, mengawali segala sesuatu dengan Allah terlebih dulu, sebelum dunia mengambil alih pikiran kita, dan roh-roh jahat mencobai dengan hal-hal buruk, begitu kita bangun dari istirahat dan ketika orang-orang lain di sekitar mungkin masih tertidur. Daud bahkan juga melakukannya (Mzm. 5:3; 119:147), karena ia tahu bahwa jika ia tidak bersaat teduh pagi itu, segala sesuatunya di hari itu berjalan dengan kacau, kebaikan kita seolah layu dan hambar, pikiran-pikiran duniawi memenuhi kita, cobaan dan godaan terasa begitu besar dan berat.
Bukankah benar bahwa sebagaimana kita memulai pagi, demikian juga akan menentukan bagaimana kita menjalani sepanjang hari itu. Karenanya, mulailah belajar setia bersaat teduh bersama Allah, dan rasakan berkat-berkat Allah dinyatakan dalam hidup kita.
Mazmur 119:147 (AVB), "Aku bangun sebelum fajar menyingsing, lalu berseru memohon pertolongan; aku menyandarkan harapan kepada firman-Mu."
Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, aku berdoa dan menyatakan betapa besar harapanku kepada janji-janji-Mu. (FAYH)
I anticipated the dawning of the morning and cried [in childlike prayer]; I hoped in Your word. (AMP)
~ Joanna, WOI Intercon