2 Korintus 8:2, "Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan."
Dicobai dengan berat.
Dalam pelbagai, artinya berbagai-bagai, beberapa, beraneka macam, bermacam-macam, jadi bukan hanya satu jenis pergumulan ataupun penderitaan.
Namun, justru di tengah itu semua, jemaat malah sukacitanya meluap, dan tetap murah hati meskipun dalam keadaan tidak mampu secara materi. Firman Tuhan hari ini memang terasa seperti sebuah paradoks, bagaimana mungkin orang yang sedang menderita bisa penuh sukacita? Dan lebih lagi, bagaimana orang yang miskin secara materi bisa disebut kaya dalam kemurahan? Tetapi, memang sering kali nilai-nilai kerajaan Allah bertolak belakang dengan nilai-nilai atau prinsip dunia.
Jemaat di Makedonia itu adalah contoh nyata. Mereka sedang mengalami pelbagai --ingat, pelbagai-- pergumulan dan mungkin tekanan hidup yang berat. Tetapi dalam keadaan seperti itu, justru hati mereka terbakar oleh kasih, bukan keputusasaan. Mereka tidak menutup tangan, melainkan membuka hati dan tangan mereka untuk memberi bagi saudara-saudara seiman yang juga membutuhkan. Bagaimana dengan kita, apakah ketika ditekan oleh cukup satu, dua masalah saja sudah merasa tertekan serta ingin berputus asa?
Jemaat Makedonia juga kita lihat disebut sebagai kaya dalam kemurahan, ini bukan karena isi dompet mereka, melainkan karena isi hati mereka. Inilah kekayaan yang tidak bisa dicuri, tidak bisa rusak, dan justru bertambah ketika dibagikan.
Dalam dunia yang mungkin mendorong kita hanya untuk terus-menerus mengumpulkan dan menyimpan bagi diri sendiri, Tuhan memanggil kita untuk memberi dan mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya. Ketika kita memberi, terutama dari kekurangan kita, itu merupakan tindakan iman dan kasih yang berharga di hadapan Allah. Masihkah kita melakukannya?
Jadi, jangan tunggu berkelimpahan dulu, maka baru mau memberi atau melayani Tuhan. Sebab Dia memandang hati, bukan jumlah. Dan sukacita sejati tidak ditentukan oleh kondisi luar, tetapi oleh hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Serta kemurahan hati yang lahir dari kasih Kristus dalam hidup kita akan selalu berdampak--baik bagi penerima, maupun bagi sang pemberi.
Kiranya kita senantiasa memiliki hati yang seperti jemaat Makedonia. Di tengah tekanan hidup, tetap bersyukur, bersukacita, dan bermurah hati. Rindu menjadi saluran berkat bagi orang lain, bukan karena kita yang punya segalanya, tetapi karena Tuhanlah segalanya bagi kita.
Kisah Para Rasul 20:35 (TSI), "Dengan begitu saya selalu berusaha menjadi teladan tentang bagaimana seharusnya kita bekerja keras untuk menolong orang-orang yang lemah. Dan kita juga harus ingat bahwa Tuhan Yesus sudah berkata, 'Orang yang memberi bantuan lebih diberkati daripada yang menerima bantuan itu.'"
Saya selalu memberi teladan kepada Saudara dalam hal menolong orang miskin, sebab saya ingat akan kata-kata Tuhan Yesus, 'Lebih berbahagia memberi daripada menerima. (FAYH)
In everything that I did, I showed you that we should work hard in order to have enough money to give some to those who are needy. We should remember that our Lord Jesus himself said, 'You are happy when people give you what you need, but God will be happy with you when you give other people what they need.' (DEIBLER)
~ FG