Kita rindu hidup kita di dunia ini bermakna.
Bermakna (Fulfilled)
Tidak ada kita yang mempunyai cita-cita hidup begini-begini, biasa-biasa saja. Apalagi jika ada orang yang mengatakan hidup kita tidak berguna. Kita semua rindu untuk hidup kita bermakna dan mempunyai dampak di dunia ini.
Survei di Amerika pada tahun 2019 di kalangan para profesional atau pekerja mengatakan, dalam 24 jam, kebanyakan orang menghabiskan waktu paling banyak untuk beristirahat atau tidur dan mengurus diri sendiri seperti mandi, dan lain-lain.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa hal kedua yang paling menghabiskan waktu ialah saat kita bekerja dan beraktivitas. Minimal kita meluangkan sekitar delapan jam dalam bekerja. Dengan kata lain, sepertiga bagian hidup kita. Jika rindu mempunyai hidup yang bermakna, hendaknya kita mempergunakan waktu bekerja kita dengan baik sesuai kehendak Bapa. Ada beberapa kebenaran fundamental yang harus kita mengerti perihal bekerja :
1. Tuhan Menciptakan Manusia untuk Bekerja
Kejadian 1 : 27 - 28
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka : Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas d ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.
Kejadian 2 : 15
Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
Bukan karena dosa kita harus bekerja, namun karena desain atau rancangan, dan bagaimana cara Dia merajut kita, yaitu untuk kita bekerja. Tentu bekerja juga mencakup para ibu muda dalam mengurus anak serta rumah tangga. Tidak ada orang pengangguran yang dapat berkata, "Hidupku bermakna." Sebab tidak sesuai rancangan-Nya.
God designed us to work and conquer, reign, and govern it (Allah membentuk kita untuk bekerja, menaklukkan, berkuasa, serta memerintah). Di dalam pekerjaan, kita bukan sekadar bekerja, tetapi menguasai pekerjaan kita. Kebenaran berikutnya adalah, kita bekerja untuk Tuhan, dan bukan manusia.
2. Bekerja untuk Tuhan, dan Bukan untuk Manusia
Kolose 3 : 22 - 24
Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.
Ujung-ujungnya, kita harus mengerti Tuhan adalah Bos kita yang akan memperhitungkan, jadi jangan sembarangan atau sembrono dan asal-asalan bekerja. Dalam setiap musim kehidupan (pacaran, meniti karier, bisnis, membesarkan anak, mengurus orangtua, dan lain-lain), kita harus memuliakan Tuhan.
Pekerjaan bisa menjadi medan pelayanan kita juga. Martin Luther, seorang bapa gereja di era Reformasi pernah mengatakan : Kepercayaan bahwa pelayanan kepada Tuhan hanya terbatas aktivitas gereja bernyanyi, membagikan firman, berkurban dan sejenisnya merupakan tipuan Iblis yang ampuh. Bagaimana Iblis bisa menggiring kita dengan menanamkan pola pikir bahwa melayani Tuhan sebatas di gedung gereja serta aktivitasnya ? Seluruh isi dunia ini masuk cakupan parameter melayani Dia, bukan cuma di gereja, melainkan juga di rumah, dapur, bengkel, serta lapangan.
Layanilah Tuhan di manapun, baik sebagai akuntan, pengacara, desainer, kontraktor, dokter, dan sebagainya. Jadikan kantor atau tempat kerjamu ladang pemberitaan Injil. Masalahnya, orang kristen sering kali tidak jadi berkat di tempat mereka bekerja. Tidak heran Mahatma Gandhi pernah berkata, "I like your Christ, but I dont like your Christians." Mirip sindiran klasik Begitulah pelayan gereja, kalau kerja nggak bener. Minggu angkat tangan dan berlagak suci, padahal Senin sampai Sabtu sifatnya mengecewakan !
Bekerja dengan Memberikan yang Terbaik Adalah Karakter Pengikut Kristus
Pengkhotbah 9 : 10
Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.
Anak Tuhan harus memberikan yang terbaik dalam bekerja ataupun dalam membangun keluarga. Bagaimana kita bisa melakukannya :
a. Mengerti Etika Bekerja
Etika bekerja ialah karakter yang diperlukan untuk kita bisa menjaga hubungan dengan baik. Etika merupakan perilaku atau tingkah laku kita dalam menjalankan pekerjaan kita dan dinilai secara baik atau buruk oleh orang lain. Bekerja dengan etika yang terbaik artinya :
• Mempunyai integritas yang baik (Kolose 3 : 22)
Jangan mencuri-curi waktu dengan bermain media sosial saat jam kerja, apalagi mencuri uang dan lain-lain.
• Ramah terhadap orang lain (Titus 3 : 2)
Kita akan bertemu banyak ragam pelanggan. Bersyukurlah untuk mereka yang cukup baik. Tetapi, usahakanlah tetap ramah terhadap mereka yang mungkin berbeda.
• Bekerja dengan ketulusan (1 Petrus 2 : 1)
Jangan terlibat atau bermain urusan politik. Tuluslah saja bekerja serta melayani orang. Tidak perlu "sikut kanan-kiri" ataupun merendahkan yang satu dan meninggikan yang lain. Sebab kita akan mempertanggungjawabkan segala yang kita lakukan di hadapan Allah.
b. Bekerja dengan Etos yang Terbaik
Sering kali ada pekerja yang etikanya baik, ramah, murah senyum, dan bisa dipercaya, namun sayangnya etos kerjanya tidak bagus (tidak punya performa tinggi, kerja tidak tangguh, tanpa greget atau passion, tidak mau belajar, serta hanya puas dengan keadaan). Etos ialah karakter yang diperlukan untuk kita bisa memperoleh pencapaian atau menjadi ahli (expert). Bekerja dengan etos yang terbaik artinya :
• Menjadi pekerja yang tangguh (Amsal 14 : 23)
Dari diri kita harus ada namanya daya tahan. Tangguh, berani bekerja keras, tidak berteoritis saja, tidak mudah "baper", tidak mudah menyerah. Tetapi harus tangguh. Sayangnya, banyak orang Kristen yang mungkin mudah berhenti dan ingin instan mendapatkan hasil.
• Menjadi pekerja yang menuntaskan tanggung jawab (Lukas 16 : 10)
Kerja itu sampai tuntas, jangan setengah-setengah. Emban dan kerjakan tanggung jawab dengan baik serta hingga tuntas.
• Menjadi pekerja yang selalu ingin belajar (Amsal 18 : 15)
Saya tidak bisa, tidak tahu, tidak mengerti, adalah kata-kata yang mesti kita jauhkan dari kosakata dan mulut kita sebagai orang Kristen. Gantilah dengan : Saya akan cari tahu dan akan saya pelajari. Gunakan waktu yang ada untuk membangun etos kerja yang baik.
Tuhan Yesus Memberkati