• Integrity Convention Centre
    Mall MGK Lt. 9
  • Contact
    021 2605 1888
  • Worship Service
    07:00 - 16:30 WIB
Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • Ibadah Raya 1, Ibadah Raya 2, Ibadah Raya 3, Ibadah Raya 4, Ibadah Raya 5
  • Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • 17 Oktober 2021
  • Pk. 07:00, 09:00, 11:30, 14:00, 16:30 WIB
Pemesanan DVD Khotbah dapat dilakukan via telp di 021 2605 1888 / 021 2937 1333 atau melalui counter sekretariat pada saat Ibadah Raya Hari Minggu.

Kita sedang menanti-nantikan pencurahan Roh Kudus yang dahsyat di era Pentakosta Ketiga hari-hari ini, yang akan membuat penuaian jiwa terbesar serta terakhir, sebelum kedatangan Tuhan Yesus untuk yang kedua kalinya.

Pentakosta Ketiga akan membangkitkan Generasi Yeremia, yaitu anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian pada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa, dan bergerak memenangkan jiwa. Selain itu, Pentakosta Ketiga memberikan kuasa untuk menyelesaikan Amanat Agung sampai Tuhan Yesus datang kembali.

Apa yang harus kita lakukan supaya pencurahan Roh Kudus yang dahsyat di era Pentakosta Ketiga ini terjadi ?

Pada zaman Elia, orang-orang Israel bertobat karena melihat api Tuhan turun setelah Elia berdoa kepada-Nya.

1 Raja-Raja 18 : 36 - 39
Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata : "Ya Tuhan, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. Jawablah aku, ya Tuhan, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya Tuhan, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali." Lalu turunlah api Tuhan  menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata : "Tuhan, Dialah Allah ! Tuhan, Dialah Allah !"

Kalau mau melihat api Roh Kudus dari Pentakosta Ketiga dicurahkan dengan dahsyat, seperti yang dilakukan Elia, maka kita gereja Tuhan seharusnya berdoa, memuji, dan menyembah Tuhan dalam unity siang-malam. Itu juga yang dilakukan para murid Tuhan Yesus ketika menantikan pencurahan Roh Kudus di kamar loteng, yang kita sebut sebagai Pentakosta Pertama. 

Kisah Para Rasul 1 : 14a
Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama. 

Itulah prinsip Restorasi Pondok Daud serta prinsip Menara Doa. Hal ini juga dilakukan William Seymour beserta teman-temannya sewaktu menantikan pencurahan Roh Kudus di Azusa Street yang disebut sebagai Pentakosta Kedua. 

GBI Jl. Jend. Gatot Subroto telah berusia 33 tahun. DNA gereja kita adalah Restorasi Pondok Daud yang didefinisikan sebagai prajurit-prajurit Tuhan yang gagah perkasa yang mempunyai gaya hidup berdoa, memuji, dan menyembah Tuhan dalam unity siang dan malam dan melakukan kehendak Tuhan pada zaman ini. 

Jadi, Tuhan mempersiapkan terjadinya pencurahan Roh Kudus yang dahsyat di era Pentakosta Ketiga melalui doa, pujian, dan penyembahan dalam unity siang-malam. Ini pun berbicara tentang Menara Doa. 

Wahyu pasal 5 berbicara tentang keadaan di surga. Ketika Anak Domba, yaitu Tuhan Yesus, mengambil gulungan kitab yang ditulisi sebelah dalam dan luarnya, serta dimeteraikan dengan tujuh meterai dari tangan Dia yang duduk di atas takhta, karena hanya Tuhan Yesus yang bisa membuka gulungan kitab itu dan meterainya, maka tersungkurlah keempat makhluk dan ke-24 tua-tua di hadapan Tuhan Yesus. Ke-24 tua-tua itu masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas penuh kemenyan. Itulah doa orang-orang kudus. Ketika mereka menyanyikan nyanyian baru yang memuliakan Tuhan Yesus, apa yang terjadi ?
 
• Pertama, beribu-ribu laksa malaikat, makhluk-makhluk, termasuk tua-tua itu juga merespons nyanyian baru yang memuliakan Tuhan Yesus. Ini bisa diartikan terjadinya penuaian jiwa beribu-ribu laksa. 

• Kedua, ternyata yang merespons nyanyian baru yang memuliakan Tuhan Yesus tidak hanya beribu-ribu laksa, tetapi semua makhluk di surga, bumi, di bawah bumi, dan laut serta semua yang di dalamnya. Ini bisa diartikan setiap lutut bertelut, semua lidah mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan.
 
Semua yang terjadi ini bisa diartikan sebagai berikut. Ke-24 tua-tua memegang kecapi yang berbicara tentang pujian dan penyembahan; cawan yang berisi kemenyan, yaitu doa orang-orang kudus. Ini bisa diartikan ketika berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity siang-malam dengan nyanyian baru yang memuliakan Tuhan, maka akan terjadi penuaian jiwa beribu-ribu laksa, bahkan membuat setiap lutut bertelut dan semua lidah mengaku Yesuslah Tuhan.
 
Ini sesuai Kisah Para Rasul 15 : 15 - 18, yaitu Restorasi Pondok Daud membuat semua orang dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang disebut milik-Nya, akan mencari Tuhan. Artinya, setiap lutut bertelut, semua lidah mengaku Yesus ialah Tuhan.
 
Tahun 2013 merupakan momen bersejarah bagi GBI Jl. Jend. Gatot Subroto. Mengapa ?
 
1. Pada 2013, Tuhan memberi nama pencurahan Roh Kudus yang dahsyat yang akan turun di zaman ini sebagai Pentakosta Ketiga.

2. Pada 2013, di GBI Sukawarna, Bandung, ada tindakan profetik penyatuan cawan dan kecapi. Cawan berbicara tentang doa, kecapi berbicara mengenai pujian, dan penyembahan. Penyatuan profetik ini diwakili Dr. Yonggi Cho dari Gereja Yoido Full Gospel, Korsel, yang punya ciri menonjol dalam doa, serta saya dari GBI Jl. Jend. Gatot Subroto yang berciri pujian-penyembahan. Hal ini penanda dimulainya penuaian jiwa terbesar dan terakhir dengan adanya Pentakosta Ketiga sebelum Tuhan Yesus datang kembali. Salah satu wujud tindakan penyatuan profetik cawan dan kecapi adalah pada 2014, Hansei University memberikan gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) di bidang teologi bagi saya. Meski Dr. Yonggi Cho serta istrinya Dr. Kim telah berpulang ke rumah Bapa, saya percaya penyatuan secara profetik ini tidak dapat dibatalkan.

Bukan kebetulan, saat ini dipersiapkan The Third Pentecost Azusa Street Prayer Tower (Menara Doa Pentakosta Ketiga di Azusa Street), atau juga disebut APT, untuk penuaian jiwa secara global. APT ini dimulai secara virtual sejak 15 April 2021. Tanggal sesuai peristiwa 115 tahun lalu, yaitu pada 15 April 1906 waktu Indonesia, atau 14 April waktu Amerika, yakni dimulainya Kebaktian Kebangunan Rohani yang dahsyat di sebuah gedung tua di Azusa Street, dipimpin oleh William Seymour. KKR ini melahirkan Gerakan Pentakosta serta Karismatik.
 
Gedung APT yang sedang diurus izinnya sekarang merupakan tempat yang sama dengan gedung tua yang dipakai pada 1906. Jelas, bukan suatu kebetulan, melainkan sebuah rencana Tuhan untuk Amerika serta dunia. Perlu dicatat, Amerika adalah salah satu ladang misi terbesar dan terpenting di dunia, serta berpengaruh terhadap negara-negara lain, termasuk Indonesia. Melihat kekristenan di Amerika saat ini, terjadi sesuatu yang mengejutkan. Menurut penelitian Dr. George Barna yang dirilis 6 Juni 2021 mengenai Kekristenan di Amerika :

a. Orang Kristen yang punya pandangan ortodoks (berpegang teguh pada ajaran) serta alkitabiah tentang Allah hanya 46%.
 
b. Orang Kristen yang percaya masuk surga karena mengaku dosa serta menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi hanya 30%.
 
c. Orang Kristen yang memiliki cara pandang alkitabiah hanya 6%.
 
d. Pelayanan Kristen yang dipraktikkan dalam lima dekade terakhir tidak efektif untuk generasi muda sebagai generasi yang berbeda, sebab mereka tidak terlalu peduli terhadap negeri mereka sendiri - Amerika, meragukan sejarah ataupun fondasi bangsa. Mereka mahir teknologi, bebas secara seksual, emosi labil, dan campur aduk kerohaniannya.
 
Mengamati data ini, tanpa pencurahan Roh Kudus yang dahsyat di era Pentakosta Ketiga, jelas tidak mungkin bisa memperbaiki keadaan kekristenan. Michael L. Brown, penulis buku yang mengungkap bahaya ajaran HyperGrace, akan menerbitkan buku pada 19 Oktober 2021 berjudul Revival Or We Die : A Great Awakening Is Our Only Hope (Kebangkitan atau Mati : Kebangunan Besar Rohani Adalah Harapan Satu-satunya). Kesimpulan dari buku tersebut : 

• Amerika di ambang kehancuran, dan harapan satu-satunya adalah lawatan kuasa serta hadirat Allah.

• Untuk menyelamatkan bangsa, maka gereja di Amerika harus :

1. Menemukan kembali firman Allah yang terhilang.

2. Memulihkan rasa takut akan Tuhan.

3. Menyalakan kembali api kasih mula-mula.

4. Mengobarkan kembali rasa lapar akan Roh Allah.

Amerika membutuhkan lawatan Roh Kudus yang dahsyat dari Pentakosta Ketiga, karena itu Tuhan memberikan APT (Menara Doa Pentakosta Ketiga di Azusa Street). 

Kalau pada zaman Elia, orang-orang Israel bertobat kerena melihat api Tuhan turun dengan doa Elia, maka hari-hari ini kita akan melihat penuaian jiwa terbesar dan terakhir, bangkitnya Generasi Yeremia, menyelesaikan Amanat Agung karena pencurahan Roh Kudus yang dahsyat dari Pentakosta Ketiga, oleh doa-doa yang dipanjatkan gereja-Nya. Sebelum berdoa, ada 3 hal yang dilakukan Elia, yang juga mesti dikerjakan gereja-Nya :

a. Elia membuat mezbah dengan menyusun 12 batu, yang melambangkan 12 suku Israel. Ini berbicara tentang unity. Tuhan Yesus pun pernah berdoa kepada Bapa demikian.

Yohanes 17 : 22 - 23
Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu : Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
  
Ini berbicara mengenai unity yang menjadi kunci utama penuaian jiwa. Karena itu, gereja harus unity. Bersatu. Jangan menjelekkan satu sama lain. Jangan saling menyalahkan. Gereja harus bersatu melalui doa, pujian dan penyembahan dalam unity siang-malam untuk mendoakan pencurahan Roh Kudus yang dahsyat dari Pentakosta Ketiga.

b. Elia meletakkan potongan-potongan lembu di atas kayu api, yang ditaruh di atas mezbah sebagai korban bakaran. Ini bisa diartikan kita harus memberikan korban persembahan kepada Tuhan.

Roma 12 : 1
Persembahkanlah tubuhmu sebagai korban persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Itu adalah ibadahmu yang sejati.
 
Kita yang dimeteraikan Roh Kudus karena bertobat serta percaya pada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi adalah milik Tuhan Yesus. Kita hidup untuk Tuhan, kita mati untuk Tuhan Yesus. Jadi, baik hidup atau mati, kita milik Tuhan, bukan milik kita sendiri.
 
Efesus 1 : 4
Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
 
Persembahkanlah tubuh kita sebagai korban yang hidup dan kudus di hadapan-Nya. Artinya, perlu mematikan perbuatan daging, lalu hidup dipimpin Roh Kudus supaya bisa hidup suci serta berkenan kepada-Nya. Untuk mematikan perbuatan daging, perlu baptisan api.
  
c. Elia menyuruh mengisi 4 buyung dengan air sampai penuh. Kemudian, disiram ke atas korban bakaran tadi. Ini dilakukan sebanyak 3 kali. Berarti, ada 12 buyung air yang disiramkan sampai parit sekeliling mezbah penuh air.
 
Air waktu itu merupakan sesuatu yang sangat mahal, karena berada dalam masa kekeringan yang sudah berjalan tiga setengah tahun. Jadi, Elia mempersembahkan sesuatu yang mahal harganya bagi Tuhan.
 
Kepada Abraham, Tuhan pun menyuruh mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran. Ishak sangat berharga bagi Abraham, sebab anak tunggal yang diberikan Tuhan pada masa tuanya, sehingga hati Abraham sangat lekat ke Ishak. Tetapi, Abraham taat pada perintah-Nya sehingga Tuhan memberkati dia berlimpah-limpah. Demikian juga kita, persembahkanlah sesuatu yang sangat mahal harganya bagi Tuhan. Apa sesuatu yang sangat mahal harganya itu ?

• Mungkin uang, tetapi kalau Tuhan mau itu diserahkan kepada-Nya, lakukanlah. Uang bukan milik kita, kita hanya pengelola. 

• Mungkin harga diri sehingga gengsi tinggi sekali, penuh kesombongan, sulit untuk unity. Persembahkanlah kepada-Nya. Minta agar Tuhan mengubah kita. Ia menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.

• Mungkin keterikatan terhadap pornografi, minuman keras, rokok, obat-obat terlarang sehingga sulit melepaskan. Serahkanlah semua itu kepada Tuhan. Mintalah supaya dilepaskan.
 
• Mungkin pengampunan sehingga sulit mengampuni. Serahkanlah semuanya kepada Dia. Minta supaya Tuhan mengubah hati kita untuk bisa mengampuni orang yang bersalah kepada kita.

Setelah Elia melakukan tiga hal di atas, ia berdoa dan doanya dijawab Tuhan. Sebagai gereja, kalau mau melihat kebangunan rohani terjadi oleh pencurahan Roh Kudus yang dahsyat di era Pentakosta Ketiga, maka sebelum berdoa, lakukanlah ketiga hal tadi. Maka, Indonesia akan dipenuhi kemuliaan Tuhan, dan lebih daripada itu, seperti yang dikatakan dalam kitab Habakuk akan terjadi. 

Habakuk 2 : 14
Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan, seperti air yang menutupi dasar laut.

Kiranya kita terus merindukan pengurapan dan kuasa Tuhan, serta pencurahan Roh Kudus yang dahsyat dari Pentakosta Ketiga, sehingga terjadi penuaian jiwa terbesar dan terakhir sebelum Tuhan Yesus datang untuk kali yang kedua, bangkitnya Generasi Yeremia, serta menjadi alat-Nya untuk menyelesaikan Amanat Agung.

Tuhan Yesus Memberkati

Persembahan

Follow

Bagi Bapak / Ibu yang membutuhkan Ringkasan Khotbah Ibadah Raya I s/d V, 2PM Service, Kebaktian Tengah Minggu, Women Of Integrity maupun Doa Fajar via Whatsapp atau Email Whatsapp Email