"Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar … Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini" (Yes. 9:1, 5-6).
Pertama-tama, SELAMAT NATAL. Tema Natal kita hari ini adalah Yesus Raja Damai. Kenapa Dia datang sebagai Raja Damai? Berarti ada masalah di dunia ini. Sebab jika tidak masalah, maka sebenarnya tidak perlu ada damai. Lawan kata damai adalah perang. Pada mulanya, Allah tidak menghendaki ada masalah di Taman Eden, tetapi karena manusia pertama, Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka damai itu hilang. Namun, Allah mempunyai gagasan untuk menebus manusia yang merasa bersalah karena dosa & tidak mampu menebus diri sendiri dari dosa. Kita tidak akan bisa berdamai dengan Tuhan kalau Dia tidak mencari kita untuk berdamai dengan Dia. Artinya, Tuhan yang kita sembah mencari kita untuk mendamaikan kita dengan diri-Nya.
Dampak berikutnya dari kelahiran Raja Damai adalah kalau Tuhan sudah mencari & mendamaikan kita dengan diri-Nya, maka kita harus bisa berdamai dengan diri sendiri. Kita tidak akan bisa berdamai dengan orang lain sebelum kita berdamai dengan diri sendiri terlebih dulu. Maria mampu berdamai dengan dirinya sendiri sehingga sanggup berkata, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (Luk. 1:38). Seperti Maria, mungkin banyak hal yang susah untuk dipahami (mukjizat) ke depannya, tapi akan bisa terjadi dalam hidup kita kalau kita bisa berdamai dengan diri sendiri.
Dan peristiwa apa pun akan bisa kita terima dengan ucapan syukur. Jika kita bisa menerima apa pun dalam hidup ini, tetap berdoa & berserah total kepada Tuhan, belajar untuk hidup benar, serta telah berdamai dengan Tuhan & diri sendiri, maka kita bisa mengucap syukur atas apa pun. Tuhan memiliki cara untuk menenangkan seseorang yang sudah didamaikan Tuhan dan hatinya berdamai dengan dirinya sendiri, ia akan beroleh istirahat, dan Tuhanlah yang akan mengatasi permasalahannya—sebesar apa pun masalahnya—seperti yang pernah dialami Yusuf (Mat. 1:18-25). Orang yang sudah berdamai dengan Tuhan & dirinya sendiri, pasti sudah pulih dan lebih dewasa hidupnya, serta tidak akan mengungkit-ungkit masalah-masalah yang telah berlalu.
Setelah kita berdamai dengan Tuhan dan diri sendiri, berdamailah dengan sesama manusia lainnya. Tanpa kepahitan ataupun sakit hati.
Tutuplah tahun 2018 ini dengan damai sejahtera dari Kerajaan Allah. Milikilah kelegaan hati supaya Raja Damai itu terus bertakhta di dalam hati dan hidup kita. Orang yang menyadari bahwa Allahnya adalah Raja Damai, maka akan ada kedamaian sejati dalam hidupnya.