• Integrity Convention Centre
    Mall MGK Lt. 9
  • Contact
    021 2605 1888
  • Worship Service
    07:00 - 16:30 WIB
Pdt. Rubin Ong
Pemesanan DVD Khotbah dapat dilakukan via telp di 021 2605 1888 / 021 2937 1333 atau melalui counter sekretariat pada saat Ibadah Raya Hari Minggu.

“Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: ‘Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga’” (Kis. 1:9-11).

Kenapa Tuhan Yesus perlu naik ke surga?

YESUS NAIK KE SURGA ARTINYA DIA BERANI MENGAMBIL RISIKO DALAM KEHIDUPAN, YAITU UNTUK DILUPAKAN. Dengan kata lain, Ia tidak mau menjadi terkenal dalam kehidupan. Sebab bisa saja Dia menceritakan kuasa kebangkitan-Nya. Tetapi tidak demikian Tuhan Yesus. Itulah karakter yang mematahkan dosa pertama manusia, yaitu dosa kesombongan. Itu pun adalah kekuatan kekristenan yang sebenarnya. Sedangkan, banyak orang yang setelah bertobat maupun bersaksi ingin tampil, menyatakan diri hebat, dan menerima semua tepuk tangan.

“Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: ‘Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.’ Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi” (Why. 5:5). Orang-orang Yahudi yang tidak percaya Tuhan Yesus, sulit mempercayai ayat itu karena Tuhan digambarkan sebagai Anak Domba. Sulit juga mencari orang-orang hebat yang rendah hati. Kekuatan kekristenan bukanlah penampilan di luar, melainkan karakter di dalam. Domba adalah gambaran satu-satunya hewan yang tidak memiliki senjata pertahanan, begitu juga kita karena kekuatan kita ada pada Gembala kita yang Agung. Kita tidak berdaya tanpa Tuhan. Masihkah ada karakter seperti itu dalam kita?

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Mat. 11:28-29). Ada dua jenis belajar, yaitu belajar gratis: dari pengalaman orang lain, dan belajar mahal: kebenaran harus diberi akses dengan keras ke dalam kehidupan/kedagingan kita, tubuh Tuhan Yesus pun harus mengalami aniaya, cambuk, dan mahkota duri sebelum menerima kemuliaan. Daging yang tak pernah dihancurkan tak akan pernah mengalami kemuliaan dalam kehidupan.

Orang sombong akan merasa selalu benar. Hidup kita jangan merasa paling benar, pintar, dan lainnya. Gereja pun mesti tetap rendah hati, sederhana, serta lemah lembut (power under control, rela orang lain yang menjadi maju). Sebab karakter gereja & orang Kristen seharusnya memiliki kerendahan hati, tidak suka menyepelekan siapa pun. Rendah hati ialah sebuah keputusan, tetapi orang yang yakin merasa rendah hati berarti masih sombong. Tuhan tidak akan mau menemui orang-orang yang sombong.

YESUS NAIK KE SURGA SUPAYA TUHAN MEMPERCAYAKAN GEREJA-NYA PADA ORANG-ORANG BIASA YANG MENGHIDUPI IMAN HARI DEMI HARI. Sebab bisa saja setelah bangkit, Tuhan Yesus mendendam terhadap pemerintahan maupun orang-orang yang menyalibkan Dia. Tetapi tidak demikian. Tuhan tidak mencari orang-orang luar biasa, melainkan orang yang biasa, yang hatinya luar biasa!

Sebenarnya pergerakan Tuhan itu nameless dan faceless, dengan kata lain yaitu rela tidak dikenal maupun tidak populer. Seperti dua murid ketika dalam perjalanan ke Emaus yang dijumpai Yesus (lihat Luk. 24:13-35). Biarlah yang tampak hanya Tuhan Yesus! Tidak banyak orang yang mau diperlakukan semau-maunya oleh Tuhan, tetapi banyak orang yang mau memperlakukan Tuhan semau-mau mereka. Menghidupi iman kekristenan memang tidak gampang, tetapi dalam semua proses kehidupan yang ada, seberat apa pun yang kita alami, tetaplah setia pada-Nya. “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Rm. 8:37). Sebab Tuhan Yesus kita adalah Singa dari Yehuda. Milikilah mentalitas pemenang bukan dengan cara-cara yang salah atau jahat, melainkan karakter-karakter Tuhan Yesus, yang setia, rela memberi, rendah hati, dan lainnya.

SEBAB UJUNG IMAN KITA ADALAH HIDUP YANG KEKAL DI SURGA BERSAMA TUHAN YESUS YANG MEMPERSIAPKAN RUMAH BAGI KITA DI SANA.

Persembahan

Follow

Bagi Bapak / Ibu yang membutuhkan Ringkasan Khotbah Ibadah Raya I s/d V, 2PM Service, Kebaktian Tengah Minggu, Women Of Integrity maupun Doa Fajar via Whatsapp atau Email Whatsapp Email