• Integrity Convention Centre
    Mall MGK Lt. 9
  • Contact
    021 2605 1888
  • Worship Service
    07:00 - 16:30 WIB
Ps Kevin Loo
  • Ibadah Live Streaming 1, Ibadah Live Streaming 2, Ibadah Live Streaming 3, Ibadah Live Streaming 4, Ibadah Live Streaming 5
  • Ps Kevin Loo
  • 16 April 2023
  • Pk. 07:00, 09:00, 11:30, 14:00, 16:30 WIB
Pemesanan DVD Khotbah dapat dilakukan via telp di 021 2605 1888 / 021 2937 1333 atau melalui counter sekretariat pada saat Ibadah Raya Hari Minggu.

Pesan firman Tuhan hari ini sangat penting, khususnya di masa kini, di mana dunia yang kita tinggali sedang mengalami banyak tantangan, namun firman-Nya mampu menerangi hati, pikiran, bahkan mengubahkan kita menjadi lebih baik, asal kita mau mempelajari serta mengerti kebenaran-Nya.

Nah, pernahkah Saudara menyaksikan lomba lari estafet 4 x 100 meter, di mana para pelari harus menyerahkan tongkat estafet, mulai dari pelari pertama sampai ke pelari keempat? Lomba itu sangat menarik, karena harus tepat serta cepat melakukannya, dan tongkat estafet itu tidak boleh terjatuh, agar dapat memenangkan perlombaan.

Dalam Injil Yohanes, ada satu momen di mana Yesus menyerahkan "tongkat estafet" yang Ia terima dari Bapa, dan menyerahkannya kepada murid-murid-Nya. Jika membaca Yohanes 13, setelah Yesus membasuh kaki para murid, Ia memulai sebuah rangkaian percakapan dengan mereka untuk mempersiapkan, bahwa Ia akan meninggalkan mereka, dan menderita terlebih dahulu, sebelum kembali kepada Bapa.

Betapa sulitnya situasi percakapan tersebut. Pertama-tama, betapa sulit bagi Yesus untuk mempersiapkan para murid. Yang kedua, betapa sulitnya mereka menerima keadaan tersebut, apalagi mereka telah menjual perahu mereka, dengan kata lain, melepaskan mata pencahariannya. Karena Yesus yang meminta mereka mengikut Dia, dan berkata, mereka bukan lagi nelayan, melainkan akan menjala manusia. 

Contohnya, Simon Petrus. Yang dia tahu sebelumnya hanyalah menangkap ikan. Dia, ayahya, dan kakeknya memiliki perahu. Namun, tiba-tiba setelah menjual segalanya dan memutuskan untuk mengikuti Yesus sepanjang sisa hidupnya, Yesus justru berkata bahwa Ia akan pergi. Bisakah kita bayangkan rasa terkejut serta takut para murid mendengar itu? Itu bukanlah hal mudah. Namun, Yesus seolah berkata kepada mereka, "Aku akan menyerahkan tongkat estafet ini kepada kalian." Jadi, Injil Yohanes 13 sampai 17 seluruhnya adalah isi percakapan Yesus dengan para murid bahwa Ia akan meninggalkan mereka. Murid-murid mengira Dia adalah Mesias dan Juruselamat untuk membebaskan mereka. 

Yohanes 17:13-16
Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

Yohanes 17:17-19
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.

Inilah rangkaian doa Yesus, dan saya ingin kita mengerti konteksnya supaya kita memahami setelah "tongkat estafet" itu diserahkan ke para murid, apa yang selanjutnya kita lakukan? 

•    Kita hidup di dunia ini untuk melakukan hal yang baik. 
Kita lahir dan ada di dunia ini karena rancangan Tuhan. Karena itu, selama masih di dunia, kita memiliki tanggung jawab yang kita emban dengan baik. Namun, adakalanya kita kecewa, bergumul banyak tantangan, ataupun apa yang terjadi tidak sesuai harapan. Namun, sebagai orang percaya, kita harusnya tidak terlalu terkejut dengan hal-hal seperti itu. 

Percayalah, hidup ini tidak selamanya "mendung". Yesus berkata, "Supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka." Jadi, doa Yesus adalah agar kita bisa penuh sukacita yang diberikan-Nya. Sukacita seperti apa? Sukacita yang tidak ditentukan oleh dunia, atau karena akan diberikan hal-hal tertentu pada kita, maupun yang dapat diberikan manusia. Melainkan, sukacita kekal yang berasal dari Kristus. Terutama, sukacita mengetahui melalui kematian-Nya di kayu salib, dosa-dosa kita telah diampuni. Dan kehidupan bersama Yesus itulah sukacita sejati. Belajarlah melangkah dalam hidup ini dengan sukacita yang berasal dari Kristus yang diam dalam kita.

•    Kita berada di dunia, tetapi bukan bagian atau berasal dari dunia. 
Artinya, saat menerima kebenaran firman Allah, maka cara pandang serta pola pikir kita berubah serta berbeda dari dunia. Prinsip yang kita pegang tidak lagi serupa dunia yang akan selalu bertentangan. Misalnya, adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima. Itulah prinsip yang alkitabiah.

Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Contoh lainnya, melakukan lebih atau ekstra. Apa artinya? Melakukan yang lebih berarti menyelesaikan terlebih dahulu apa yang seharusnya dikerjakan, kemudian mengerjakan hal berikutnya. Jika motivasi kita adalah Tuhan dan firman-Nya, kita akan terlatih hidup seperti itu, dan menunjukkan kita bukan berasal dari dunia ini. Apakah sulit? Mungkin. Tetapi, Alkitab mengajarkan untuk kita mengasihi, serta belajar percaya kepada Tuhan. Saat berserah pada-Nya dan tetap percaya apa pun hasilnya, itulah yang terbaik yang Ia sediakan bagi kita.

•    Kita diutus ke dalam dunia. 
Yesus berdoa, agar meski kita berada di dunia, tetapi kita tidak sama dengan dunia. Melalui doa yang dipanjatkan Yesus, Bapa di surga akan melindungi kita dari yang jahat. Itulah janji Tuhan. Jadi, betapa pun sulitnya yang kita jalani, firman Tuhan membawa kita kembali kepada Bapa. Lantas, apa tujuan akhirnya? Tujuan utamanya, kita menerima diutus oleh-Nya ke dalam dunia.

Miliki pola pikir, "Saya bukan dari dunia ini. Saya menerima kebenaran firman Allah tentang Yesus Kristus dalam hidup saya. Saya memiliki kehidupan yang sudah dibangkitkan oleh Allah. Roh Kudus yang telah membangkitkan Yesus dari kematian, sekarang ada di dalam diri saya. Saya dibentuk dan diubahkan supaya diutus ke dunia."

Tuhan mengutus kita ke dunia agar melalui kita, orang-orang dapat mengenal Yesus Kristus, dan itulah momen di mana tongkat estafet yang pertama kali Allah Bapa mulai dalam Tuhan Yesus Kristus, diserahkan kepada kita semua. Kitalah yang sekarang berlomba. Kita diutus ke dunia dan membuatnya menjadi berbeda lewat kehadiran kita, sehingga banyak orang juga mengalami perjumpaan dengan Tuhan.

Mari menjangkau dunia ini, dan mulai menunjukkan kasih Tuhan serta kuasa Roh Allah yang bekerja dalam kita, agar kehidupan mereka dijamah dan diubahkan oleh-Nya. Kitalah garam dan terang dunia. Yesus berkata, jika garam kehilangan rasa asinnya, apa gunanya selain dibuang dan diinjak orang? Karena itu, berusahalah sekuat tenaga untuk mempertahankan iman. 

Tahukah Saudara, bagaimana caranya garam kehilangan rasa asinnya? Padahal, itu mustahil! Jadi, apa sebenarnya yang Tuhan Yesus maksud dengan garam kehilangan rasa asin? Sembari menggali firman, saya menemukan: Satu-satunya penyebab garam kehilangan rasa asinnya adalah ketika garam tidak dikeluarkan dari tempatnya, tidak ditabur di atas bahan masakan, atau tidak dicampur dengan sayur. Maka, garam akan tetap berada di wadah. Kita tahu, tidak ada gunanya jika garam hanya disimpan dalam wadah. Ibarat sebutir garam berbicara ke butiran garam lainnya, "Saya asin, kamu juga asin. Tetapi, kita tidak melakukan apa-apa." Sering kali mungkin kita seperti itu sebagai orang percaya.

Kiranya kita rela diutus ke dunia, di mana kita tinggal, atau di tempat pekerjaan, universitas, dan lainnya supaya orang-orang sekitar mengalami hidup yang berbeda dan kasih Tuhan. Saya percaya, itulah garam seharusnya, digunakan untuk kebaikan serta kemuliaan Tuhan, memberi rasa takut akan Tuhan, menjadi terang, serta kesaksian bagi banyak orang. 

Ingat, kita hidup untuk melakukan hal baik, kita berada di dunia, tetapi bukan dari dunia ini, dan kita diubahkan oleh Kristus bukan hanya untuk diam, melainkan supaya dapat diutus ke dunia. Jangan hidup dengan standar dunia, melainkan prinsip-prinsip firman-Nya yang memberi kita sukacita, dan makna serta tujuan hidup yang sejati.

 

Tuhan Yesus Memberkati

Persembahan

Follow

Bagi Bapak / Ibu yang membutuhkan Ringkasan Khotbah Ibadah Raya I s/d V, 2PM Service, Kebaktian Tengah Minggu, Women Of Integrity maupun Doa Fajar via Whatsapp atau Email Whatsapp Email