• Integrity Convention Centre
    Mall MGK Lt. 9
  • Contact
    021 2605 1888
  • Worship Service
    07:00 - 16:30 WIB
Ev. Gina Dharmawan
Pemesanan DVD Khotbah dapat dilakukan via telp di 021 2605 1888 / 021 2937 1333 atau melalui counter sekretariat pada saat Ibadah Raya Hari Minggu.

Sebagai wanita-wanitanya Allah, selain kita ingin menjadi pribadi yang dicintai keluarga dan berkenan di mata Allah, tentu kita pun rindu menjadi wanita yang hebat sebab kita memiliki Allah yang dahsyat. Namun sayangnya, masih banyak wanita yang belum menyadari serta salah menganggap diri mereka sebagai : 

• “Warga Kelas Dua”
Padahal, kebenarannya adalah kita Allah menciptakan sepadan antara kaum pria dengan wanita. 

Kejadian 1 : 27
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 

• “Manusia yang Lemah”
Padahal, kebenarannya adalah bukan berarti kita lemah, melainkan pribadi yang lemah lembut serta mau merendahkan hati. 

Matius 5 : 5
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. 

Nah, jika kita bersikukuh memakai pola pikir duniawi atau paradigma yang salah, maka selain tidak sadar akan rancangan hebat Allah atas kita, maka kita akan kesulitan menjadi penolong yang sepadan. 

Mazmur 139 : 14
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. 

Kejadian 2 : 18
Tuhan Allah berfirman : "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." 

Karena itu, kita perlu bertanya apa yang harus kita tingkatkan dan pelajari supaya menjadi wanita yang maksima ? Apa yang perlu kita buang atau tinggalkan agar tidak menjadi wanita yang dominan ? Tuhan telah memberi talenta bagi kita masing-masing secara adil agar dimaksimalkan dalam hidup ini. Jangan sampai kita sukses di luar, tetapi gagal di dalam. 

Matius 25 : 15
Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. 

Jikalau kita hanya menjadi wanita yang dominan, justru kita tidak akan maksimal dalam menjalani posisi atau peran apa pun yang Tuhan percayakan. Selain itu, kita cenderung mudah merasa terluka sehingga ingin melukai perasaan orang lain. Karena itu, janganlah hidup sekadar memenuhi tuntutan-tuntutan, melainkan penuhilah panggilan Tuhan bagi hidup kita. 

Pertanyaannya, sudahkah kita mengembangkan potensi serta memaksimalkan talenta yang Tuhan berikan bagi kita ? Sebab ada multiperan yang perlu kita perhatikan, yaitu :

• Sebagai istri

• Sebagai ibu

• Sebagai pelayan Tuhan

• Sebagai profesional

• Sebagai anak / kakak / adik / menantu ataupun ipar 

Arti ‘potensi’ adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Arti lainnya ialah kekuatan yang terpendam dan belum dimanfaatkan. Namun, keputusan atau pilihannya ada di tangan kita sebagai para wanitanya Allah. Jika sampai saat ini belum mengetahui apa talenta kita, janganlah menyalahkan keadaan atau orang lain, melainkan itu merupakan tanggung jawab pribadi kita untuk belajar. 

Jika Tuhan mengizinkan adanya pergumulan dalam hidup kita, bersyukurlah sebab kita dapat memaknainya dengan mengembangkan potensi dan memaksimalkan talenta. Untuk itu, tetaplah melekat pada Tuhan. 

“Potential is a priceless treasure, like gold. All of us have gold hidden within, but we have to dig to get it out,” atau potensi ibarat harta karun sangat berharga seperti layaknya emas, dan setiap kita mempunyai ‘emas tersembunyi’ dalam diri yang mesti kita gali guna dikeluarkan. (Joyce Meyer) 

a. POTENSI :
Tersembunyi dan harus digali

b. BAKAT:
Perlu diasah melalui pengembangan diri

c. TALENTA :
Dapat dilipatgandakan (Matius 25 : 14 - 30)

d. KARUNIA ROH :
Untuk memperlengkapi kita (1 Korintus 12 : 8 - 11)

e. PANGGILAN HIDUP (Wahyu 5 : 12) 

Jangan pernah meremehkan diri sendiri. Sebab sebenarnya, tidak ada seorang pun yang terlahir biasa-biasa saja, melainkan hanya karena tidak menyadari betapa luar biasanya diri mereka sesungguhnya. 

BEBERAPA HAL YANG PERLU KITA PELAJARI DAN PERTIMBANGKAN UNTUK MENJADI WANITA YANG BERHASIL SERTA MAKSIMAL DAN TIDAK DOMINAN :

1. Pemicu dan Pendorong Semangat.
Jadikan ‘values’ atau tata nilai serta prinsip hidup yang ditanamkan oleh orangtua, misalnya komitmen serta totalitas sebagai tanggung jawab. Apakah kita memiliki ‘values’ seperti demikian yang tertanam dengan baik dalam diri dan hidup kita ?

2. Area Kehidupan yang Perlu Dibenahi dan Dimaksimalkan.
Pastikan supaya kita para wanita bisa terus berdaya di area manapun kita berada dan bekerja. 

3. Pandangan Apabila Penghasilan Istri Lebih Besar dan Saat Istri Dianggap Dominan.
Jika penghasilan kita lebih besar sebagai istri daripada suami, maka puji Tuhan, sebab dengan begitu, ada dua tiang penopang rumah tangga sehingga lebih efektif. Milikilah cara pikir bahwa penghasilan merupakan berkat Tuhan melalui kita bagi keluarga. Ingat, istri perlu merasa dikasihi, suami perlu merasa dihormati. Keputusan besar atau penting sebaiknya tetap berada di tangan suami sebagai imam dalam keluarga. 

4. Apabila Ada Pro dan Kontra Antara Wanita Sebagai Pemimpin.
Kita mesti menyadari ‘trust is earn, not given’ atau rasa percaya dari orang lain mesti diperjuangkan, bukannya diperoleh begitu saja. Milikilah mental bukan meminta keringanan, melainkan selalu lakukan yang terbaik. Mengapa ? Karena kinerja kita akan berkorelasi dengan respek disertai penghargaan dari orang-orang di sekeliling kita. Jadilah orang-orang yang layak diperhitungkan. 

5. Bagaimana Bila Kita Bekerja dengan Seorang Pemimpin Wanita yang Dominan ?
Jangan menempatkan diri sebagai pihak atau posisi yang mengancam. Bangunlah rasa percaya. Dan apa pun yang terjadi, jalani saja proses yang ada, sebab menjadi dipercaya itu membutuhkan waktu. 

6. Pandangan Sebagai Wanita yang Menikah dan Diperhadapkan dengan Memilih Antara Karier ataukah Keluarga.
Inilah dilema dalam kultur patriarki (perilaku mengutamakan laki-laki daripada wanita dalam masyarakat ataupun kelompok sosial tertentu) yang selayaknya dibicarakan sebelum memasuki jenjang pernikahan. Sebab, jangan sampai apa yang telah dipersatukan oleh Allah, diceraikan oleh manusia, apalagi oleh pekerjaan atau kesibukan. Selain itu, cobalah berbagi tugas dengan sikap berempati. Kemudian, saling menghargai dan memberi ruang aktualisasi atau ekspresi diri untuk menjadi maksimal, dan bukannya dominan. 

Tuhan Yesus Memberkati

Persembahan

Follow

Bagi Bapak / Ibu yang membutuhkan Ringkasan Khotbah Ibadah Raya I s/d V, 2PM Service, Kebaktian Tengah Minggu, Women Of Integrity maupun Doa Fajar via Whatsapp atau Email Whatsapp Email