Pandemi COVID telah membuka mata semua orang, sehingga kita harus jujur dan terbuka dalam kehidupan, sebab kita semua sesungguhnya mempunyai kelemahan serta masalah. Salah satunya, yaitu peningkatan dalam angka bunuh diri, terutama untuk usia anak muda dan perempuan. Mereka yang bunuh diri menganggap, esok tidak akan lebih baik, maka memilih mengakhiri hidupnya. Namun, hari esok pasti akan lebih baik.
Banyak orang mau mengubah dunia, tetapi mereka tidak tahu mulai dari mana ? Bagaimana caranya ? Ada sesuatu yang Tuhan taruh pada setiap dari diri kita untuk mengubah dunia menjadi lebih baik.
Efesus 3 : 20
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.
Dan pada saat kita mulai bergerak, kita akan merasa lemah dan tidak sanggup dan saat itu Tuhan akan hadir dalam kuasa-Nya ! Karena sewaktu kita bergerak di dalam kelemahan kita, Tuhan juga bergerak di dalam kelemahan kita !
Pada peristiwa Yesus berjalan di atas air (Matius 14 : 22 - 33), apa makna perahu dalam hidup kita ? Kita pasti akan survive dalam comfort zone kita. Waktu Petrus mulai turun dari perahu dan berjalan di atas air, itu berarti tantangan yang kita alami setiap hari terutama di masa pandemi COVID kemarin.
Kita perlu suatu generasi yang mau bangkit dan melebihi batas-batas kemampuan. Setiap generasi belajar dari generasi sebelumnya, dan biasanya meneruskannya dari generasi yang lalu itu. Tetapi, perlu suatu generasi yang tidak terikat tradisi dari generasi lalu, mau bermimpi besar bersama Allah, dan menjalankan mimpi itu ! Tidak bisa tunggu generasi berikut ! Harus ada kebangkitan sekarang !
• Generasi Transformasi Akhir Pandemi (TAP).
• Transformasi pujian/penyembahan; transformasi doa; transformasi komunitas.
2 Korintus 12 : 7 - 10
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku : Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Rasul Paulus mengatakan, kelemahan yang kita alami diizinkan Tuhan, contohnya COVID, membuat kita tahu apa sesungguhnya kebutuhan kita, bukannya sekadar keinginan.
1. KELEMAHAN KITA DIIZINKAN OLEH TUHAN (2 Korintus 12 : 7)
Apa yang kita rasa sebagai kebutuhan sebetulnya jauh beda dengan apa yang kita perlu, baik untuk pribadi maupun pelayanan. Kita menyanyi, "Yesus segalanya bagiku," tetapi kita tidak tahu itu benar sampai semua yang lain diambil, dan tinggal kita sendirian dengan Tuhan. Apa saja yang membuat saya berseru kepada Tuhan adalah baik, apa saja yang membuat saya lari kepada Tuhan adalah baik.
2. KELEMAHAN KITA MENGAJARKAN KASIH KARUNIA (2 Korintus 12 : 9a)
Kita dibawa keluar dari daerah nyaman dan baru di situ kita dapat melihat Tuhan hadir dan bergerak ! Kita perlu kasih karunia untuk keselamatan untuk setiap langkah hidup ini. Kita perlu kasih karunia untuk keselamatan. Kita juga perlu kasih karunia untuk setiap langkah hidup. Ada dua prinsip yang kita harus jalani :
• Kita bersiap-siap seolah-olah semua bergantung pada kita.
• Kita bergerak seolah-olah semua bergantung pada Tuhan.
3. RESPONS KITA TERHADAP KELEMAHAN ADALAH KUNCI YANG MEMBUKA KENYATAAN PERTOLONGAN TUHAN DALAM HIDUP KITA (2 Korintus 12 : 9b - 10)
Ada pertanyaan, "Apa rahasia seseorang dapat menerima berkat yang berlimpah dari Tuhan ?" Jawabannya, orang itu harus belajar menerima kerugian dulu, baru ia dapat menerima kelimpahan. Kuasa Tuhan menaungi siapa ? Apakah hanya orang-orang yang sangat rohani ? Tidak. Namun, orang-orang yang merespons proses Tuhan dalam hidupnya dengan benar.
Apa yang dulu membuat kita takut atau gelisah, tidak lagi dapat mempengaruhi ! Apa mimpi kita di tahun 2023 ini ? Mulai bergerak di dalamnya, buat sesuatu yang belum pernah dibuat.
• Saya akan senang di dalam kelemahan !
• Saya akan bermegah atas kelemahan !
• Saya akan bergerak di dalam kelemahan !
• Saya akan ketemu Tuhan di dalam kelemahanku !
Hal yang terakhir, bagaimana supaya kesatuan terjadi ? Kesatuan akan terjadi waktu kita bergandengan tangan untuk satu tujuan bersama membantu orang lain, rela berkorban, dan fokus membawa kerajaan surga di bumi ini. Satukan rencana kita sesuai rencana Tuhan. Kita akan bergerak dalam kelemahan kita dan melihat kuasa Tuhan. Inilah waktu yang terbaik untuk berlari bersama Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati