• Integrity Convention Centre
    Mall MGK Lt. 9
  • Contact
    021 2605 1888
  • Worship Service
    07:00 - 16:30 WIB
Ps. Philip Mantofa
  • Ibadah Raya 1, Ibadah Raya 2, Ibadah Raya 3, Ibadah Raya 4, Ibadah Raya 5
  • Ps. Philip Mantofa
  • 29 Agustus 2021
  • Pk. 07:00, 09:00, 11:30, 14:00, 16:30 WIB
Pemesanan DVD Khotbah dapat dilakukan via telp di 021 2605 1888 / 021 2937 1333 atau melalui counter sekretariat pada saat Ibadah Raya Hari Minggu.

Saat dalam sebuah pergumulan, seringkali kita lupa memberi, dan hanya mau menerima serta supaya segera terlepas dari permasalahan yang ada.

Jika kita tidak mau belajar menabur dikala susah, kita takkan menuai pada saat kelak bersukacita, bahkan merasa kosong atau hampa. Karena itu, tetaplah memberikan korban persembahan yang harum dan berkenan. Sebab tanpa taburan, takkan ada tuaian. Tetaplah fokus pada firman, dan bukan pada keadaan.

Kejadian 8 : 15 - 22
Lalu berfirmanlah Allah kepada Nuh : "Keluarlah dari bahtera itu, engkau bersama-sama dengan isterimu serta anak-anakmu dan isteri anak-anakmu; segala binatang yang bersama-sama dengan engkau, segala yang hidup : burung-burung, hewan dan segala binatang melata yang merayap di bumi, suruhlah keluar bersama-sama dengan engkau, supaya semuanya itu berkeriapan di bumi serta berkembang biak dan bertambah banyak di bumi." Lalu keluarlah Nuh bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya. Segala binatang liar, segala binatang melata dan segala burung, semuanya yang bergerak di bumi, masing-masing menurut jenisnya, keluarlah juga dari bahtera itu. Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu. Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah Tuhan dalam hati-Nya : "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam." 

Seperti halnya Nuh yang menanti-nantikan saatnya keluar dari bahtera, mungkin saat ini banyak dari kita yang bertanya-tanya kapan pandemi ini segera berakhir ?

Namun, jika selalu berfokus pada masalah-masalah, kita takkan berbuat apa-apa. Arahkanlah pandangan pada Tuhan serta janji-janji-Nya. Seringlah masuk hadirat-Nya, mendengar isi hati Tuhan, serta memohon hikmat-Nya.  

Seperti halnya Nuh yang mendirikan mezbah serta mempersembah -
kan korban, apa yang masih bisa kita persembahkan kepada Tuhan ?

Oleh karena Nuh menjaga hati secara penuh kewaspadaan, maka ia peka mendengar suara Tuhan. Karena itu, hendaknya kita pun demikian supaya jangan sampai bila Ia berfirman, hati kita sedang tidak benar di hadapan-Nya kepahitan, kecewa, putus asa, hilang pengharapan, marah terhadap keadaan, atau bahkan menyalahkan Tuhan.

Hati Nuh bukan tertuju pada apa yang masih kurang, melainkan ia tetap optimis serta percaya akan masa depan yang penuh pengharapan, dan damai sejahtera, sekalipun sekelilingnya tampak kehancuran di mana-mana. 

Nuh memiliki visi kelangsungan hidup di bumi, meski ia belum mengetahui apa saja yang harus dilakukan. Ia  terus memegang janji Tuhan, membenahi diri serta melakukan tanggung jawabnya. Demikian hendaknya kita, janganlah seperti kebanyakan sifat manusia yang pesimis dan tak percaya masa depan itu sungguh ada. 

Persembahan yang berkenan bagi Allah pun ialah hati yang mau tetap percaya pada-Nya, meski sekitar kita hilang pengharapan. Sebab iman teruji saat segala sesuatu menunjukkan ketidakpercayaan.

Ingatlah tentang janda Sarfat yang masih mau memberi, beriman serta berusaha, meski keadaannya sangat memprihatinkan (1 Raja-Raja 17 : 7 - 16).

Jika kita rindu mempersembahkan sesuatu bagi Allah, selagi masa pandemi, persembahkanlah hati yang optimis, penuh pengharapan serta percaya kepada-Nya. Bukan percaya yang asal-asalan, melainkan pada janji-Nya, yang Ya dan Amin. Sebab, Ia setia dan memelihara kita.  
  
Setelah Nuh beserta keluarganya keluar dari bahtera, ia mendirikan mezbah dan mempersembahkan korban. Bagaimana dengan kita ? Setelah terbebas dari suatu permasalahan, apakah hati kita justru kepahitan dan kecewa ? Ataukah sungguh-sungguh mengalami restorasi dan pemulihan yang dari Tuhan ?

Jagalah hati dengan segala kewaspadaan dan tetap beriman meski dalam pergumulan, agar kita siap sedia saat segala sesuatunya kembali berjalan baik, serta kita dapat mendirikan mezbah dan mempersembahkan korban bagi Tuhan. Sebab banyak orang setelah terbebas dari permasalahan, hati mereka masih tidak benar dan berlumuran dosa. Sedangkan, hati Nuh penuh ucap syukur serta pengagungan kepada-Nya. Demikian hendaknya kita, sekalipun berada dalam problema kehidupan, persembahkanlah hati yang senantiasa mengucap syukur, memuji serta menyembah Allah.

Bukan cuma mempersembahkan puji-pujian, Nuh pun mempersembahkan korban yang terbaik (a costly sacrifice) bagi Dia.

Bagaimana dengan kita, apakah rela mempersembahkan yang terbaik yang kita miliki untuk Tuhan ? Sadarilah, saat memberi atau mempersembah -
kan sesuatu kepada Tuhan, sesungguhnya tiada yang terlampau mahal. Karenanya, persembahkanlah yang terbaik bagi Tuhan, bukan karena kita memiliki banyak, melainkan oleh sebab Dia layak.

Demikian pula, persembahan yang terbaik bagi Tuhan ialah mempersembahkan tubuh kita sebagai korban persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan (Roma 12 : 1). Serahkanlah anggota-anggota tubuh kita kepada Allah untuk dipakai-Nya menjadi senjata-senjata kebenaran (Roma 6 : 13), bukannya kelaliman maupun dosa.

Tuhan menerima dan mencium wangi persembahan yang harum dari Nuh, bukan semata-mata karena korban bakaran yang ia persembahkan, melainkan oleh iman serta sikap hatinya yang menyembah Allah, serta pandangan matanya yang ia arahkan pada janji Tuhan.

Allah Bapa pun melihat kita yang memiliki serta mempersembahkan hati kita sebagai takhta Tuhan Yesus Kristus. Sebab kita akan dilayakkan dan diterima dalam kerajaan-Nya bukan karena kebaikan, kesalehan atau kebenaran kita sendiri, melainkan oleh segenap kasih karunia Allah Bapa melalui pengorbanan Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus di atas kayu salib untuk menebus kita dari dosa, sekali untuk selama-lamanya (Roma 6 : 10). 

Jadi, korban yang kita persembahkan saat-saat ini bukanlah supaya masuk surga sebab bila demikian, maka pengorbanan dan kematian-Nya sia-sia melainkan sebagai rasa ucap syukur dan terima kasih kepada Tuhan karena dapat hidup dan berjalan bersama Dia.

Mempersembahkan korban merupakan esensi sebuah relasi hubungan, terutama antara Allah dengan umat pilihan-Nya. Tuhan bukan meminta harta atau sesuatu dari yang tidak kita miliki, melainkan lebih pada supaya kita mempersembahkan hidup dan hati kita kepada-Nya.

Janganlah menghadap dan datang pada-Nya dengan sikap hati yang salah atau tangan hampa, melainkan bawalah dan persembahkanlah sesuatu bagi-Nya untuk menyatakan kekaguman, rasa cinta serta hormat dan pengabdian kita kepada-Nya. Itulah kehendak-Nya atas hidup kita.

Datanglah kepada Tuhan dengan hati yang percaya, yang tetap optimis, penuh kasih dan ucap syukur, serta mata yang selalu memandang kepada Dia dan masa depan yang penuh harapan, sekalipun masih banyak pergumulan atau beban hidup yang kita hadapi. Jika menghadap kepada-Nya secara demikian, maka hati Tuhan pasti sangat-sangat disenangkan.

Tak ada yang bisa kita lakukan yang dapat mengurangi ataupun menambahi kasih Tuhan Yesus bagi kita, namun janganlah sampai lewat perbuatan yang jahat, kita menyakiti dan mendukakan hati-Nya.

Persembahkanlah korban yang benar dan berkenan di hadapan Tuhan. Jagalah hati kita dalam setiap keadaan, terutama di masa pandemi ini. Kasih setia-Nya tak berkesudahan, dan Tuhan Yesus takkan pernah berubah (Ibrani 13 : 8). 

Bersyukurlah untuk apa pun yang masih kita miliki serta dapat kerjakan sampai saat ini. Janganlah berputus asa atau menyerah, sebab kemurahan dan kasih Tuhan selalu baru tiap pagi dan ada rancangan-Nya yang mulia bagi kita masing-masing. 

Hitunglah berkat-Nya bagi kita satu per satu, sebab teramat banyak Tuhan berbuat kebaikan bagi kita semua.

Mari, sadari apa saja yang masih bisa kita persembahkan kepada Tuhan selama berada dalam pergumulan, yaitu hati yang percaya pada firman dan janji-Nya, sikap yang optimis, mata yang memandang pada Dia dan masa depan yang penuh pengharapan, mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang berkenan, serta ucapan syukur, puji-pujian dan penyembahan kepada-Nya.

Tuhan Yesus Memberkati

Persembahan

Follow

Bagi Bapak / Ibu yang membutuhkan Ringkasan Khotbah Ibadah Raya I s/d V, 2PM Service, Kebaktian Tengah Minggu, Women Of Integrity maupun Doa Fajar via Whatsapp atau Email Whatsapp Email