GBI PRJ (CK7)

Sebagian besar kita sebagai manusia tidak biasa terhadap goncangan atau perubahan dalam hidup, dan yang harus kita lakukan adalah beradaptasi. Tetapi, ada satu pertanyaan: di manakah sebenarnya tempat yang paling aman? Sebab perubahan-perubahan akan mempengaruhi kehidupan kita. Karena itu, saya menyampaikan tentang ‘A Mighty Fortress Is Our God’, Allah kita kota benteng yang maha kuat.

Mazmur 46 : 1 - 3
Untuk pemimpin biduan. Dari bani Korah. Dengan lagu: Alamot. Nyanyian. Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya.

Gunung-gunung di atas merupakan gambaran kerajaan-kerajaan, perusahaan-perusahaan, ataupun pribadi-pribadi yang dianggap hebat. Tetapi, semua itu tidak menjadi jaminan. Kabar baiknya bagi kita, ada perlindungan dari Allah. 

Bani Korah adalah yang menulis Mazmur 46 tersebut. Korah pernah memberontak, merasa iri, serta mengeluh terhadap Musa. Korah juga mempengaruhi dua pemimpin lain, yaitu Datan dan Abiram. Bukan cuma itu, tetapi juga 250 orang pemimpin-pemimpin kenamaan (Bilangan 16:1-2). Satu orang yang sakit menular kepada begitu banyak orang.

Salah satu tanda seorang pemimpin yang aman dan sejati ialah tidak merasa iri kepada siapa pun. Di dalam hidup, kalau kita iri terhadap orang lain, biasanya ada yang salah dengan kita. Hukuman Tuhan menimpa Korah beserta para pemberontak lainnya. Bumi menelan mereka hidup-hidup, dan 250 orang itu dimakan oleh api (Bilangan 16:35, Bilangan 26:10). ‘Our God is a consuming fire’, Allah kita adalah api yang menghanguskan. Tetapi, ada anugerah, kasih karunia, dan kemurahan hati Allah, serta biarlah berlaku bagi kita semua. 

Bilangan 26 : 11
Tetapi anak-anak Korah tidaklah mati. 

Ada beberapa interpretasi terkait ayat di atas: anak-anak Korah tidak terlibat. Mereka bahkan menjadi hamba-hamba Tuhan di bait suci, dan menaikkan puji-pujian bagi Allah. Jangan lupa, nenek moyang kita mungkin juga pemberontak, melawan Tuhan dan hamba-hamba-Nya, tetapi oleh anugerah-Nya kita masih ada di sini. Bukankah Tuhan itu setia!

Saya percaya, setelah kita mengalami keselamatan ataupun mujizat, ada satu hal yang harus ada pada hidup kita, yaitu hati yang selalu mengucap syukur. Salah satu hal terbaik yang bisa kita berikan pada Tuhan adalah pengucapan syukur yang dapat menjadi seperti persembahan ukupan yang manis dan berbau harum di hadapan Tuhan. 

Jadi, siapa yang boleh tinggal di kota Allah? Yaitu, orang yang selalu mengucap syukur pada Tuhan. Mengucap syukur dalam segala hal. Ingat, bukan untuk segala hal, tetapi di dalam segala hal.

Lalu ayat kedua, itu tanda orang beriman: sebab itu kita tidak akan takut. Karena ayat yang pertama itu orang beriman membuat deklarasi. Jadi, pemazmur memberikan pernyataan bahwa Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Senjata Iblis itu rasa takut dan intimidasi. Karena itu, dideklarasikan, Tuhan itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan. Dan kalau kita pernah mempunyai pengalaman dengan Tuhan, kita bukan cuma tahu, tetapi percaya bahwa Dia sebagai penolong dalam kesesakan yang sangat-sangat terbukti. Kita juga punya kesaksian untuk diberitakan.

Hagai 2 : 21
Katakanlah kepada Zerubabel, bupati Yehuda, begini: Aku akan menggoncangkan langit dan bumi.

Ibrani 12:26
Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga."

Segala sesuatu dapat digoncangkan, selain satu kerajaan yang tidak tergoncangkan, yaitu ‘The Kingdom of God’, Kerajaan Allah. Kerajaan Allah inilah ‘the City of God’, kota Allah. Kota yang aman cuma satu ini, dan Allah ada di dalamnya. Tuhan bertakhta di sana, dan Yesus Kristus adalah Raja. Allah kita tidak bisa dipermainkan. 

Mazmur 46 : 4 - 6
Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi. Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun hancur.

Apa yang bisa membuat kita damai? Hadirat Tuhan. Hadirat-Nya memberikan kecerahan, damai sejahtera, dan nikmat senantiasa. Tangisan boleh saja ada sepanjang malam, tetapi Tuhan akan menolong kita menjelang pagi. Tuhan Allah semesta alam menyertai kita. Kota benteng kita adalah Allah Yakub. Tuhan sanggup mengadakan pemusnahan di bumi, dan hanya Dia yang mampu menghentikan peperangan sampai ujung bumi. Tidak ada satu lembaga manapun di dunia yang bisa melakukannya. Hanya Tuhan Yesus Kristus, ‘The Prince of Peace’, Raja damai, yang sanggup.

Mazmur 46 : 10
Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!

Mari kita periksa diri kita, apakah kita ada di dalam kota benteng Allah, dan kerajaan-Nya? Syaratnya adalah orang yang hatinya mengucap syukur, dan orang yang penuh dengan iman. 

Yesaya 33 : 5 - 6
TUHAN tinggi luhur, sebab Ia tinggal di tempat tinggi; Ia membuat Sion penuh keadilan dan kebenaran. Masa keamanan akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion.

Sion itu gambaran Saudara dan saya. Dan yang harus kita cari hari-hari ini adalah hikmat, pengetahuan akan Tuhan, serta rasa takut akan Dia. Itulah kekayaan kita yang sesungguhnya. Kalau kita mempunyai rasa takut akan Tuhan, kita tidak akan takut terhadap intimidasi si jahat atau Iblis. 

Yesaya 33 : 15 - 17
Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan, dialah seperti orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi, bentengnya ialah kubu di atas bukit batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin. Engkau akan memandang raja dalam semaraknya, akan melihat negeri yang terbentang jauh.

Itulah syarat menjadi warga negara kerajaan Allah: hidup dalam kebenaran, jujur, dan menolak yang jahat. Allah kita adalah ‘El Elyon’, Allah yang tinggi dan luhur, benteng-Nya ialah kubu di atas bukit batu, dan Yesus Kristus adalah batu penjuru. 

Karena itu, hiduplah dalam sudut pandang kekekalan, serta dengan visi yang dari Tuhan. Jangan sampai berada di luar kehendak dan hadirat Tuhan, ataupun kota Allah. Sebab kerajaan Allah adalah soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus (Roma 14:17). Jika kita masih berada di luar itu semua, dan melakukan apa yang jahat, maka sekaranglah waktunya untuk bertobat.

Tuhan Yesus Memberkati