Filipi 4:11-13, "Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam kenyang maupun dalam kelaparan, baik dalam kelimpahan maupun dalam kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."
Dalam perjalanan hidup, kita sering diperhadapkan pada "medan yang berbahaya"—masalah, tekanan, dan tantangan yang seolah-olah menghadang langkah kita.
Charlie "Tremendous" Jones pernah berkisah tentan dua orang perwira, sebut saja Sang Pejuang (Sir Mount) dan Si Pengeluh (Sir Render), menggambarkan dua respons yang berbeda.
Sir Mount maju dengan penuh keyakinan, meski mengalami masalah, dan bukan karena situasi mudah, tetapi ia percaya ada kekuatan untuk beradaptasi dan menemukan jalan. Terutama jika mengandalkan dan mau mendengarkan tuntunan Tuhan. Sir Mount memilih untuk bersukacita bahkan dalam tuga yang terasa menjemukan. Sebaliknya, Sir Render menyerah sebelum berperang, terfokus pada masalah, maupun risiko kegagalan yang mungkin terjadi.
Rasul Paulus pernah mengajarkan kita prinsip untuk belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Ini bukanlah penyangkalan terhadap kenyataan maupun mungkin keadaan yang ada, melainkan sebuah iman yang aktif, yang percaya bahwa di dalam Tuhan Yesus Kristus yang memberi kekuatan, kita dapat dengan cakap menanggung segala perkara.
Bagaimana dengan kita hari-hari ini, lebih mirip Sir Mount ataukah Sir Render? Apakah kita melihat tantangan yang sekiranya ada sebagai kesempatan untuk mengalami kuasa dan kasih Tuhan, ataukah hanya sebagai alasan untuk mengeluh, bersungut-sungut, dan menyerah begitu cepat?
~ FG