Di dunia yang terus bergerak cepat ini, kita mudah kehilangan keheningan—keheningan luar, tapi terutama keheningan dalam jiwa. Pikiran kita dipenuhi dengan kekhawatiran, berita buruk, target hidup, tekanan sosial, dan kekacauan batin. Tapi Firman Tuhan berkata: jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
1 Petrus 4:7, "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa."
Akhir dunia ini hampir tiba. Karena itu, jadilah orang-orang yang bersungguh-sungguh serta tekun berdoa. (FAYH)
Everything in the world is about to be wrapped up, so take nothing for granted. Stay wide-awake in prayer. (MSG)
It is almost the time when all things on this earth will come to an end. Therefore, keep thinking sensibly/reasonably and control what you think, so that you can pray clearly. (DEIBLER)
Ketenangan bukan hanya soal tidak ribut, tapi soal disiplin batin untuk memusatkan hati kepada Tuhan. Ketika segala sesuatu semakin genting, justru di tengah tekanan seperti itulah, kita diminta untuk menguasai diri serta tenang supaya kita dapat berdoa—karena doa adalah senjata kita.
Tanpa ketenangan, kita hanya akan melontarkan kata-kata, bukan berdoa. Kita sibuk dengan keluhan, bukan persekutuan. Kita tergesa-gesa mencari solusi, bukan berserah.
Doa adalah hubungan, bukan rutinitas. Seperti seorang sahabat yang ingin mendengar dengan hati, bukan dengan tergesa.
Doa butuh fokus, bukan distraksi, karena hati yang kalut sulit menangkap suara Tuhan, tetapi hati yang tenang siap menerima suara dan tuntunan-Nya.
~ FG