(Seharusnya memang saya, Pdt. DR. Janto Simkoputera yang membagikan firman Tuhan hari ini, tetapi suatu saat saya merasa sangat diberkati oleh firman yang disampaikan Ps. Randy Djunaidi melalui Doa Fajar, dan menerima pimpinan dari Tuhan agar beliau yang akan menyampaikan firman tersebut bagi kita semua hari ini. Saya percaya kita semua akan diberkati dan makin dekat dengan Tuhan Yesus.)
Kita memasuki bulan kesembilan sejak pertama kali menghadapi masa pandemi ini. Mungkin ada banyak dampaknya yang tidak bisa kita antisipasi. Begitu juga perubahan-perubahan yang terjadi, termasuk cara beribadah yang sebelumnya offline di dalam gedung, harus menjadi onlive atau live streaming lewat media. Hal utama yang kita rasakan perubahannya ialah dalam memuji & menyembah Tuhan.
Ada kuasa Tuhan yang bekerja melalui pujian dan penyembahan. Akan tetapi, sekarang-sekarang ini saat memuji serta menyembah, kita sepertinya hanya melakukan aktivitas menonton siaran ibadah, apalagi bila itu merupakan sebuah rekaman atau pre-recorded, dan bukannya benar-benar disiarkan secara langsung.
Nah, apakah dasar atau fondasi yang benar dari hati yang menyembah itu masih ada pada kita ? Karena itu, belajarlah memahami maupun mempraktikkan perspektif yang benar tentang hati yang menyembah supaya kita sungguh-sungguh menyembah Tuhan meski sedang tidak berada di gedung gereja. Kembali pada hati yang menyembah akan membawa kita makin intim dengan Tuhan, sebab Dia pun ingin kita memiliki respons yang benar dalam memuji dan menyembah.
CREATED TO WORSHIP (DICIPTAKAN UNTUK MENYEMBAH)
Yohanes 4 : 24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.
Menyembah di dalam roh dan kebenaran itu hanya bagi orang-orang Kristen yang telah mengalami kelahiran baru (Yoh. 3:1-21) serta mengenal firman Tuhan. Namun, kita semua yang sudah lahir baru, belum tentu menyembah Dia dengan benar. Rick Warren pernah menulis bahwa kita diciptakan untuk menyembah. Jadi, manusia punya kebutuhan untuk menyembah terhadap sesuatu atau objek yang kita rasa lebih besar ataupun seseorang yang lebih hebat daripada kita. Jika tidak ada, manusia akan menyembah dirinya sendiri.
Maka, penting sekali untuk kita mengarahkan hati ke arah yang benar, yaitu Tuhan, supaya kita tidak mendewakan atau menyembah sesuatu yang salah. Sebab banyak orang menjadikan berhala terhadap barang-barang ataupun lainnya. Di masa pandemi seperti ini, kita mesti menyembah dengan benar, sehingga apa pun keadaannya, hati serta pikiran kita juga benar di hadapan-Nya. Kita akan belajar dari Abraham yang diuji oleh Tuhan untuk mempersembahkan anaknya, Ishak.
Kejadian 22 : 1 – 5 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
Di dalam pasal tersebut, kata 'worship' atau menyembah dan sembahyang itu pertama kali muncul. Kita tahu, hanya oleh pengorbanan darah Yesus di kayu salib, kita beroleh hak menyembah Allah di manapun kita berada. Tidak seperti zaman dulu yang mesti ditentukan Allah di mana tempatnya. Kita pun membaca bahwa Abraham taat pada kehendak Allah untuk menyiapkan serta mempersembahkan korban.
Kejadian 22 : 6 – 10 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
Ishak sebagai anak tahu bahwa untuk mempersembahkan korban mesti ada korban persembahan. Berbeda dengan banyak kita saat ini yang meski sudah mempersiapkan diri dengan baik untuk ibadah secara online, namun kita mungkin tidak membawa persembahan bagi Tuhan.
Kejadian 22 : 11 – 14 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan." Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
Ketaatan Abraham yang mau mempersembahkan korban tanpa banyak bertanya ataupun memberontak pada Tuhan, serta oleh karena imannya, Tuhan mengetahui apa yang ada dalam isi hatinya, bukan hanya yang terlihat di luar. Kita pun tahu konteks pertama kali untuk penyembahan bukanlah nyanyi-nyanyian ataupun pujian, melainkan hati yang taat serta menyembah kepada Tuhan saja.
WHAT IS WORSHIP (APA ITU SEBENARNYA MENYEMBAH) ?
Jika kita tidak menyanyikan pujian, tidak pandai ataupun tidak bisa bernyanyi, maka kita tidak serta bukan menyembah Tuhan ? Bagaimana dengan seorang pengamen yang mahir menyanyi lagu rohani di depan umum untuk memperoleh uang, maka dapat dikatakan ia benar-benar menyembah Tuhan ? Tentu tidak ! Karena itu, tampilan luar tidak serta-merta atau seratus persen menggambarkan penyembahan yang benar kepada-Nya. Ekspresi pujian dan penyembahan memang dapat tersalur & terungkapkan melalui mazmur ataupun lagu, tetapi belum tentu menggambarkan kesungguhan hati kita menyembah. Sebab penyembahan lebih berbicara pada apa yang ada serta keluar dari hati kita, bukan pada apa yang ada serta keluar dari bibir atau mulut kita.
Kata 'worship' dalam bahasa Inggris dapat berarti 'worth' dan 'ship' yang mengandung makna dalam seluruh aspek kehidupan menunjukkan ataupun memperlihatkan nilai atau value dari yang kita sembah. Dengan kata lain, penyembahan bukanlah untuk diri kita, melainkan untuk Tuhan.
Kata 'worship' atau menyembah itu pun dalam bahasa Ibrani adalah 'shachah' yang mengandung arti membungkuk sampai rata ke tanah (to bow down), merendahkan diri untuk menghormati yang kita sembah jauh lebih tinggi daripada kita. Penyembahan bukan berbicara mengenai postur atau posisi tubuh, melainkan sikap hati kita di hadapan Raja segala raja, Allah yang mahabesar. Karena itu, jika penyembahan adalah lebih pada apa yang ada & dari dalam diri kita, maka semestinya setelah beribadah secara offline maupun online, kita sebenarnya masih menyembah Tuhan. Baik di tempat kerja, di tengah keluarga, di manapun kita dapat menyembah Dia. Worship is 24/7, penyembahan itu 24 jam sehari lewat apa pun yang kita kerjakan serta lakukan. Tuhan ingin melihat apakah yang kita perbuat menunjukkan value dan nilai Diri-Nya yang kudus kepada dunia & orang-orang sekitar.
TIGA HAL YANG MENJADIKAN PENYEMBAHAN KITA BERKENAN DI HADAPAN ALLAH :
Roma 12 : 1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Tuhan mau kita menyembah & mempersembahkan seluruh yang terbaik dalam kehidupan kita hanya bagi Dia, serta memiliki motivasi yang benar, yakni karena belas kasih atau kemurahan Tuhan. Sebab tanpa kemurahan hati-Nya, mungkin kita takkan ada sebagaimana adanya kita hari ini. Bukan kehebatan ataupun kemampuan kita, tetapi karena Tuhan yang menyertai, menopang, menolong, menebus serta memelihara hidup kita. Ia Allah yang murah hati. Karena itu, sembahlah Dia tanpa motif-motif lain yang salah. Ingatlah saat pertama kali kita diselamatkan oleh-Nya atau kasih mula-mula. Dengan perspektif yang benar tentang Tuhan, maka kita akan menyembah Dia secara benar.
Filipi 4 : 19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Roma 12 : 1 – 2 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Tanpa mempersembahkan hidup serta tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan, maka akan percuma mengikut Kristus & menyembah Tuhan. Akal budi ataupun pikiran kita pun mesti berubah dari sekadar mempersembahkan materi-materi ataupun tampilan-tampilan luar yang tidak mampu sungguh mengucap syukur kepada Allah, menjadi pada perspektif yang mau mempersembahkan tubuh serta seluruh hidup kita kepada Tuhan agar merupakan penyembahan yang berkenan dan ibadah yang sejati.
Saat kita sulit mengucap syukur ataupun mengatakan hal-hal yang baik karena situasi yang ada & mengalami hal yang buruk, tetapi kita masih tetap mau memuji dan menyembah Dia, sambil mempersembahkan tubuh dan hidup kita, maka itu sangat berkenan di mata Allah. Jadilah persembahan yang hidup, a living sacrifice. Jagalah sikap hati kita di manapun agar mencerminkan keagungan, kemurahan serta kehebatan Tuhan.
Tidak ada kita yang sempurna, tetapi marilah sama-sama belajar menyembah Tuhan dengan benar. Dan ingatlah, penyembahan adalah satu arah, yaitu hanya bagi & demi menyembah Tuhan saja. Persembahkanlah seluruh kehidupan kita kepada-Nya. Ada kuasa, mukjizat, serta hadirat Tuhan dalam pujian dan penyembahan. Kiranya kita pun mengalami semua itu melalui pujian serta penyembahan, meninggikan & mengagungkan nama Tuhan Yesus Kristus dalam hidup kita. Ingat, tanpa kualitas kehidupan yang baik secara internal, maka kita takkan mengalami berkat-berkat secara eksternal. Kiranya ada keselarasan antara internal (dalam diri) maupun eksternal (luar diri) di hidup kita agar Ia mencurahkan berkat-Nya bagi kita. Amin.
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Buah Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Buah Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.621.1000
an. GBI Q BIG
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.670.6688
an. GBI Q BIG
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.610.6699
an. GBI Q Big
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Buah Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz