GBI PRJ (CK7)

Pergumulan berat yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup orang percaya, baik pengerja ataupun jemaat Tuhan, seperti sakit cancer, keterpurukan ekonomi, dan kehilangan pekerjaan, hendaknya tidak membuat pengharapan kita hilang, sebab pengharapan kita sesungguhnya hanya ada dalam Tuhan Yesus, jadi jangan pernah berhenti berharap kepada-Nya.

Keraguan dan kekecewaan kepada banyak hal bahkan kepada Tuhan bisa saja timbul dalam hati ketika mengalami pergumulan berat, menjadi putus asa ketika pergumulan yang dihadapi berkepanjangan, memang keraguan sering muncul dan tidak mudah untuk tetap percaya kepada Tuhan di tengah-tengah situasi yang sulit tersebut.

Yeremia 29 : 11
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Arti "rancangan" menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah rencana. 

Allah merencanakan kehidupan anak-anak-Nya dengan rancangan-rancangan-Nya atau rencana-rencana-Nya yang penuh dengan damai sejahtera bukan rancangan atau rencana yang membuat anak-anak-Nya celaka, membuat kebangkrutan, memberikan sakit atau berbagai kesulitan yang lain, melainkan memberikan masa depan yang penuh harapan, sukses dan berhasil.

Kehendak Allah bagi kita seperti yang terdapat dalam Yeremia 29 : 11, yaitu masa depan yang penuh dengan harapan. Oleh karena itu, mari belajar untuk lebih mengenal Allah kita. Pengenalan akan Allah dapat kita lakukan melalui membaca Alkitab, tidak hanya membaca melainkan merenungkan dan melakukannya/mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Percaya kepada Tuhan bukan saat sedang dalam kondisi baik-baik saja, melainkan ketika dalam pergumulan pun kita harus tetap percaya bahwa Tuhan sedang bekerja untuk mendatangkan kebaikan dan merendakan masa depan yang penuh harapan.

Respon kita ketika menghadapi masalah dan pergumulan seringkali putus asa, hilang pengharapan, bahkan bertanya kepada Tuhan "Apakah saya masih punya harapan ? Kenapa Saya yang harus mengalaminya ?" Mari berubah, yang perlu kita lakukan adalah mengucap syukur dan introspeksi diri apakah ada perbuatan kita yang salah dan perlu diperbaiki, minta Roh Kudus yang menuntun dan memberikan kekuatan.

Bagaimana untuk bisa terus berharap ketika dalam pergumulan ?

1. Mempercayai Allah dimulai dari mengenal-Nya.

Mazmur 9 : 11
Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya Tuhan.

Yeremia 17 : 7 - 8
Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan ! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Kenali dengan baik dan benar siapa Allah yang kita sembah, seperti anak mengenal orang tua mereka yang yang tahu dan percaya bahwa orang tua akan menjaga dan memelihara mereka.

Kisah dalam Alkitab yang dapat menjadi contoh bagi kita bagaimana memberikan respon yang baik ketika mengalami penderitaan, pencobaan, dan pergumulan yang berat adalah kisah Ayub.

Ayub 1 : 1
Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.

Ayub mengalami penderitaan yang sangat berat, dan dalam penderitaannya itu dia terus berusaha untuk mengenal siapa Tuhan yang Dia sembah, dia tidak kehilangan percaya kepada Tuhan, tetap mengandalkan dan berharap penuh kepada Tuhan, sampai pada akhirnya Tuhan menolong dan mengembalikan semua yang hilang lebih dari semula.

Ayub 42 : 2
Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.

Bagaimana dengan kita, apakah kita dapat melakukan sama seperti Ayub ketika menghadapi penderitaan yang berat, saat semuanya hilang lenyap seketika bahkan orang-orang terdekat seperti isteri, sahabat, mengecewakan dan pergi meninggalkan bahkan menyalahkan.

2. Mempercayai Allah dimulai dari mengakui bahwa kita sesungguhnya tidak tahu apa-apa.

Amsal 3 : 5 - 6
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

Jangan mengandalkan kekuatan sendiri dan mencari pertolongan dengan usaha sendiri, mari sungguh-sungguh berserah dan mengakui bahwa kita tidak bisa apa-apa tanpa Tuhan. Ketaatan diperlukan bahkan saat apa yang Tuhan perintahkan tidak dapat diterima secara logika, percaya saja kepada-Nya.

Mari belajar dari kisah dari Yosua saat meruntuhkan tembok Yerikho (Yosua 6), menunjukkan pikiran Allah tidak dapat diselami, Dia lebih hebat dari kita.

Percayailah Allah dengan segenap hidup kita, sebab kita tidak dapat menyelami pikiran dan tindakan Allah.

Jadi  bagaimana kita bisa menerapkan dua kebenaran ini ?

1. Luangkan waktu bersama Tuhan dan bacalah Alkitab serta berdoa. Melalui penggembalaan di CK7 ada program Bible Study yang disediakan setiap ahri Senin - Jumat, jam 20.00 - 20.40 WIB.

2. Akuilah bahwa kita terbatas dalam pengertian kita, oleh karena itu kita mau taat kepada perintah-Nya 
meski terkadang perintah-Nya sulit untuk kita mengerti dan tidak logis. Kenali Allah kita dengan benar dan percaya hanya kepada-Nya.

Never stop believing in hope because miracles happen everyday (Jangan pernah berhenti berharap karena mujizat terjadi setiap hari)

Tuhan Yesus Memberkati