GBI PRJ (CK7)

Dari tokoh Yefta kita belajar jiwa seperti apa yang ingin Tuhan tuai di tahun penuaian ini. 

Profile Yefta :

• Salah satu dari 12 Hakim-hakim Israel
• Pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal
• Di usir oleh saudara-saudara nya
• Dipakai Tuhan memenangkan Israel terhadap bani amon

Kualitas Yefta :

• Charismatic Leader
• Skilled negotiator and diplomat
• Flawed in Judgement and Character

Peristiwa penting :

1. Ditolak dan diusir oleh keluarga

2. Memimpin gerombolan perampok di Tob

3. Dipanggil kembali oleh tua-tua Gilead

4. Sumpah (Nazar) Yefta

5. Kemenangan melawan bani amon

6. Sumpah yang menjadi tangis

7. Menjadi hakim israel selama 6 tahun

Hakim-Hakim 11 : 1 - 11
Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. 

Yefta seorang gagah perkasa, tapi tiba-tiba Alkitab mencatat Yefta memiliki reputasi yang kurang baik. Ia seorang yang sukses dalam karier tapi reputasinya buruk. Yefta tidak mengerti kekuatan dari reputasi. Nama kita membawa nama Kristus. Reputasi buruk menjadi sebagai batu sandungan bagi orang lain.

Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya : Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain.

Maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah Tob; di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia. 

Kekurangan lain dari Yefta adalah dia suka lari dari masalah. Diusir atau penolakan adalah perlakuan dari orang lain, tapi lari dari masalah adalah keputusan diri sendiri. Jangan lari dari proses yang Tuhan ijinkan kita alami. Proses adalah cara Allah membentuk karakter dan mempersiapkan diri kita untuk dipakai Tuhan. Karakter Yefta terbentuk oleh lingkungan yang buruk

Beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel. Dan ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel, pergilah para tua-tua Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob. Kata mereka kepada Yefta : Mari, jadilah panglima kami dan biarlah kita berperang melawan bani Amon. Tetapi kata Yefta kepada para tua-tua Gilead itu : Bukankah kamu sendiri membenci aku dan mengusir aku dari keluargaku ? Mengapa kamu datang sekarang kepadaku, pada waktu kamu terdesak ?

Dari jawaban Yefta terhadap permintaan tua-tua Gilead, tercermin bahwa Yefta memiliki kepahitan hati terhadap mereka. Tapi Yefta bersedia membantu Ketika dirinya diberi panggung dan janji untuk menjadi pemimpin mereka. 

Kemudian berkatalah para tua-tua Gilead kepada Yefta : Memang, kami datang kembali sekarang kepadamu, ikutilah kami dan berperanglah melawan bani Amon, maka engkau akan menjadi kepala atas kami, atas seluruh penduduk Gilead. Kata Yefta kepada para tua-tua Gilead : Jadi, jika kamu membawa aku kembali untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka kepadaku, maka akulah yang akan menjadi kepala atas kamu. Lalu kata para tua-tua Gilead kepada Yefta : Demi TUHAN yang mendengarkannya sebagai saksi antara kita: Kami akan berbuat seperti katamu itu. Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa.

Yefta membawa keinginan hatinya untuk sukses. Mizpa tempat doa untuk membawa segala perkara bangsa Israel di hadapan Tuhan. Tapi Yefta membawa perkara pribadinya yang belum beres dengan Tuhan dan kehidupan doa yang rusak, yang kelak berdampak dalam nazarnya. 

Hakim-Hakim 11 : 22 - 24
Demikianlah dimiliki orang Israel seluruh daerah orang Amori itu, dari sungai Arnon sampai ke sungai Yabok dan dari padang gurun sampai ke sungai Yordan. Maka sekarang Tuhan, Allah Israel, telah merebut milik orang Amori, bagi Israel, umat-Nya. Apakah engkau hendak memiliki pula tanah mereka itu ? Bukankah engkau akan memiliki apa yang diberi oleh Kamos, allahmu ? Demikianlah kami memiliki segala yang direbut bagi kami oleh Tuhan, Allah kami.

Dalam negosiasinya, Yefta mempertahankan tanah Perjanjian, tanah yang telah Tuhan berikan kepada bangsa Israel menjadi milik pusaka turun-temurun. Apa yang Tuhan percayakan ke dalam tangan dan hidup kita ? Apakah itu karunia atau panggilan pelayanan bagi Tuhan ?

Hakim-Hakim 11 : 29 - 31
Lalu Roh TUHAN menghinggapi Yefta; ia berjalan melalui daerah Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui Mizpa di Gilead, dan dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah bani Amon. Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya : Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran.

Kegagalan Yefta adalah akibat kerusakan moralnya. Ia pahlawan Israel tapi karakternya buruk dan tangannya penuh darah. Kurang pengenalan akan Allah Israel membawa hidupnya pada perilaku fasik dan karakter yang tidak berkenan kepada Allah.

Hakim-Hakim 12 : 6
maka mereka berkata kepadanya : Coba katakan dahulu : syibolet. Jika ia berkata: sibolet, jadi tidak dapat mengucapkannya dengan tepat, maka mereka menangkap dia dan menyembelihnya dekat tempat-tempat penyeberangan sungai Yordan itu. Pada waktu itu tewaslah dari suku Efraim empat puluh dua ribu orang.

Pesan Firman Tuhan :

• Reputation preceeds achievements (Reputasi mendahului pencapaian)

• Suffering is meant to produce Character (Penderitaan dimaksudkan untuk menghasilkan Karakter)

• Right Relationship is needed to build right Character (Hubungan yang benar diperlukan untuk membangun karakter yang benar)

• Success is not an indicator of Godly Character (Keberhasilan bukanlah indikator karakter Ilahi)

• What God gives - don’t surrender easily (apa yang Tuhan berikan, jangan diserahkan dengan mudah)

• Realationship with God is we aligning our case to God’s Divine Purpose (Hubungan yang nyata dengan Tuhan adalah ketika kita menyelaraskan masalah kita dengan Tujuan Ilahi)

• What God gives - don’t surrender easily (Apa yang Tuhan berikan - jangan mudah menyerah)

What Can God Harvest Behind A Successful Person ? (Apa yang dapat dipetik Tuhan di balik orang yang sukses ?)

Can God harvest your Character behind your achievements ? (Dapatkah Tuhan memanen karakter Anda di balik pencapaian Anda ?)

Dari kisah Yefta, pahlawan yang gagah perkasa, kita belajar untuk tidak mengejar kesuksesan lebih dari mengejar kedewasaan iman dan karakter Kristus.

Tuhan Yesus Memberkati