GBI PRJ (CK7)

Kasih karunia diberikan Tuhan kepada semua orang, tapi perkenanan Allah hanya diberikan kepada orang-orang favoritnya Tuhan. Kitab Ester mengisahkan peran seorang ratu dan seorang mempelai, yang menjadi favoritnya Tuhan karena mempertaruhkan nyawanya untuk keselamatan bangsanya. 

Fakta bahwa kitab Esther dilarang untuk dibaca pada zaman Hitler (Nazi) karena ceritanya yang berfokus pada ketahanan keselamatan bangsa Yahudi dari upaya pemusnahan massal dan hubungannya dengan hari raya Purim. Hal ini secara langsung bertentangan dengan ideologi antisemit dan tujuan genosida rezim Nazi. Tokoh reformasi Protestan Martin Luther, yang tulisannya sendiri sering digunakan untuk membenarkan antisemitisme, pernah menyatakan bahwa Kitab Ester harus dikeluarkan dari kanon karena dianggap "terlalu Yudaistik". Pandangan semacam ini, yang mengakar dalam sejarah gereja Jerman, mungkin turut memengaruhi persepsi negatif terhadap kitab ini di lingkungan Nazi. 

Ester 1 : 1 - 6  
Pada zaman Ahasyweros dialah Ahasyweros yang merajai seratus dua puluh tujuh daerah mulai dari India sampai ke Etiopia, pada zaman itu, ketika raja Ahasyweros bersemayam di atas takhta kerajaannya di dalam benteng Susan, pada tahun yang ketiga dalam pemerintahannya, diadakanlah oleh baginda perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya; tentara Persia dan Media, kaum bangsawan dan pembesar daerah hadir di hadapan baginda. Di samping itu baginda memamerkan kekayaan kemuliaan kerajaannya dan keindahan kebesarannya yang bersemarak, berhari-hari lamanya, sampai seratus delapan puluh hari. Setelah genap hari-hari itu, maka raja mengadakan perjamuan lagi tujuh hari lamanya bagi seluruh rakyatnya yang terdapat di dalam benteng Susan, dari pada orang besar sampai kepada orang kecil, bertempat di pelataran yang ada di taman istana kerajaan. Di situ tirai-mirai dari pada kain lenan, mori halus dan kain ungu tua, yang terikat dengan tali lenan halus dan ungu muda bergantung pada tombol-tombol perak di tiang-tiang marmar putih, sedang katil emas dan perak ditempatkan di atas lantai pualam, marmar putih, gewang dan pelinggam.
Dalam kontest memamerkan kekayaan kerajaan Media-Persia oleh raja Ahasyweros, seorang yang sangat penting tidak muncul dalam pesta tersebut. Dia adalah Wasti, ratu Sang raja.

Ester 1 : 9 - 12 
Juga Wasti, sang ratu, mengadakan perjamuan bagi semua perempuan di dalam istana raja Ahasyweros. Pada hari yang ketujuh, ketika raja riang gembira hatinya karena minum anggur, bertitahlah baginda kepada Mehuman, Bizta, Harbona, Bigta, Abagta, Zetar dan Karkas, yakni ketujuh sida-sida yang bertugas di hadapan raja Ahasyweros, supaya mereka membawa Wasti, sang ratu, dengan memakai mahkota kerajaan, menghadap raja untuk memperlihatkan kecantikannya kepada sekalian rakyat dan pembesar-pembesar, karena sang ratu sangat elok rupanya. Tetapi ratu Wasti menolak untuk menghadap menurut titah raja yang disampaikan oleh sida-sida itu, sehingga sangat geramlah raja dan berapi-apilah murkanya.

Ada apa dengan ratu Wasti ?Dirinya kehilangan rasa hormat kepada raja, mungkin karena status sebagai ratu yang pasti akan selalu disukai oleh raja atau karena sudah terbiasa melayani raja ? Apa pun alasannya, Wasti meremehkan statusnya sebagai ratu dan menghina raja dengan sikapnya yang tidak menghormati titah raja. Hati ratu Wasti telah menyimpang, tidak murni lagi sehingga ia disingkirkan dari status ratu dan digantikan oleh Ester. Ini adalah gambaran gereja Tuhan sebagai mempelai Kristus. Tuhan memanggil kita untuk dipamerkan kepada dunia agar dunia melihat betapa hebat kasih karunia Allah bagi kita melalui Yesus Kristus, tapi banyak dari kita enggan untuk menghormati panggilan itu.

Bagaimana memperoleh perkenanan Tuhan ?

1. Perkenanan Tuhan dimulai dari hati yang murni
Apa motivasimu ikut Tuhan ? Harta-Nya atau Pribadi-Nya ? Pertanyaan ini harus kita arahkan kepada diri kita masing-masing untuk mengoreksi hidup kita. Apakah kita memiliki hati yang murni mengasihi Tuhan dan masih bergairah dengan Tuhan ?

Masihkah kau terbeban dengan Tuhan ? Pekerjaan-Nya atau Pribadi-Nya ? Apakah kita masih terpikat dengan pesonanya Tuhan, hadirat-Nya lebih dari pekerjaan-Nya ? Berikan tempat dan waktu khusus kepada kehidupan doa.

Matius 6 : 6 
Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. 

Kamar berbicara mengenai ruang hati kita, waktu spesial, ruang rahasia pertemuan kita dengan Tuhan, dan tempat persembunyian kita di hadirat Allah di mana Allah dengan leluasa berbicara dan mengoreksi hidup kita. 

2. Ketaatan atau Discipleship membawa perkenanan

Ester 2 : 8
Setelah titah dan undang-undang raja tersiar dan banyak gadis dikumpulkan di dalam benteng Susan, di bawah pengawasan Hegai, maka Esterpun dibawa masuk ke dalam istana raja, di bawah pengawasan Hegai, penjaga para perempuan.

”Di bawah pengawasan Hegai”, artinya Ester dididik, dibimbing dan diarahkan dengan seksama. Ester harus belajar mendengarkan dan mentaati setiap arahan. Gereja Tuhan harus menundukkan diri untuk dididik dan dilatih oleh tangan Tuhan melalui proses penggembalaan dan pemuridan.

Lukas 14 : 27
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku

“Christianity without discipleship is Christianity without Christ” - Dietrich Boenhoeffer -

Tidak ada gereja dan orang percaya yang memperoleh perkenanan Tuhan jika tidak menundukkan diri dalam ketaatan kepada seluruh kehendak Tuhan.

3. Mur = Pertobatan, Kasai = Penyembahan

Ester 2 : 12 - 13
Tiap-tiap kali seorang gadis mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Ahasyweros, dan sebelumnya ia dirawat menurut peraturan bagi para perempuan selama dua belas bulan, sebab seluruh waktu itu digunakan untuk pemakaian wangi-wangian: enam bulan untuk memakai minyak mur dan enam bulan lagi untuk memakai minyak kasai serta lain-lain wangi-wangian perempuan. Lalu gadis itu masuk menghadap raja, dan segala apa yang dimintanya harus diberikan kepadanya untuk dibawa masuk dari balai perempuan ke dalam istana raja.

Tanpa pertobatan (mur) maka tidak ada perkenanan Tuhan atas hidup kita. Hati yang bertobat disukai Tuhan. Dengan hati yang terus bertobat, Tuhan akan menuntun langkah hidup kita setiap hari.

Dalam penyembahan, kita menempatkan Tuhan di atas segalanya dan Tuhan menyatakan kehendak-Nya. Di ruang ”persembunyianmu” bersama Tuhan pertobatan dan penyembahan menjadi persembahan yang berkenan di hadapan Tuhan.

Tuhan Yesus Memberkati